Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merilis Indeks Masyarakat Digital (IMD) Indonesia tahun 2022 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta (20-21/12/2022).
IMD adalah ukuran tingkat kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital di kehidupan sehari-hari dan pekerjaan. Indeks tersebut dibuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kominfo.
Ada empat pilar yang menjadi indikator dalam penentuan nilai IMD, mulai dari infrastruktur dan ekosistem, keterampilan digital, pemberdayaan, hingga pekerjaan.
Dalam indeks tersebut, Sulawesi Tengah (Sulteng) belum mencapai nilai rerata nasional. Sulteng memperoleh total skor 37,40.
Nilai tertinggi berasal dari pilar keterampilan digital (50,14), kemudian pekerjaan (43,97), lalu infrastruktur dan ekosistem (35,82), serta pemberdayaan (19,34).
Untuk itu Kominfo berencana meningkatkan pencapaian dua pilar lain yang masih belum optimal perolehan skornya di Sulteng.
Contohnya upaya membangun 300 menara Base Transceiver Station (BTS) berbasis 4G sebagai upaya menunjang ekosistem digital di Sulteng.
Pembangunan BTS itu menyasar daerah-daerah yang selama ini masih mengalami ketimpangan dan ketertinggalan akses internet, semisal di kawasan pegunungan dan kepulauan.
Dalam indeks ini ada 16 provinsi yang memiliki nilai melebihi rata-rata nasional. Umumnya provinsi tersebut berasal dari wilayah Jawa, Bali, dan Sumatra. Hanya Provinsi Gorontalo dengan skor 38,66 sebagai perwakilan Sulawesi, Maluku, dan Papua yang memenuhi rerata nasional.
Beberapa provinsi lain di kawasan tengah dan timur Indonesia punya skor lebih rendah dibandingkan Sulteng. Ambil misal Nusa Tenggara Timur (nilai 32,55), Sulawesi Selatan (32,13), dan Maluku Utara (20,90).
Sementara nilai IMD tertinggi ada di wilayah DKI Jakarta dengan nilai 47,98, kemudian Bali (47,96), Jawa Tengah (46,13), Kalimantan Timur (45,06), dan Banten (44,38).
Melihat kondisi masih tingginya ketimpangan IMD di Pulau Jawa dengan pulau-pulau lain, terutama di kawasan tengah dan timur Indonesia, Bank Dunia pernah mengeluarkan tiga rekomendasi.
Pertama, operator jaringan seluler Indonesia membutuhkan akses pita frekuensi yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas layanan.
Lalu pemerintah juga harus memastikan akses yang terjangkau ke perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), khususnya di wilayah terpencil.
Terakhir senantiasa mendorong peningkatan kemampuan digital masyarakat.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengakui hal tersebut sehingga perlu penyeimbangan melalui berbagai program agar lebih merata.
Selain mengebut sejumlah pembangunan BTS di daerah terpencil, contoh program lainnya adalah migrasi siaran televisi analog ke digital.
Warga tidak mampu akan mendapatkan bantuan dekoder secara gratis oleh penyelenggara siaran dan pemerintah. Jadinya mereka bisa tetap menikmati siaran televisi digital yang kualitas gambar dan suaranya lebih jernih.
Apa pentingnya Indeks Masyarakat Digital
IMD Indonesia adalah kelanjutan inisiatif pemerintah dalam KTT G20 di Bali di sektor transformasi digital. Survei dilakukan dengan mengadopsi Digital Literacy and Digital Skill Toolkit.
Perangkat pengukuran ini telah banyak digunakan oleh negara-negara G20 untuk mengukur kondisi literasi dan keterampilan digital masyarakatnya.
Toolkit yang diterapkan Indonesia terbagi dalam empat pilar, yaitu infrastruktur dan ekosistem, keterampilan digital, pemberdayaan, serta pekerjaan.
Masing-masing perangkat pengukuran terbagi lagi dalam subpilar. Misalnya pilar keterampilan digital yang mengukur kecakapan masyarakat menggunakan layanan digital, berkomunikasi dan berpikir kritis, pengenalan dasar teknologi digital, serta keamanan menggunakan teknologi digital.
Dalam menyusun IMD, Kominfo melakukan survei di 34 provinsi dan 514 kabupaten atau kota. Responden yang terlibat berjumlah 16.785 responden individu yang dipilih dengan metode systematic random sampling serta 9.601 responden industri yang dipilih dengan metode simple random sampling.
Hasilnya IMD Indonesia tahun 2022 menorehkan nilai 37,80 dari skala 1-100. Nilai tertinggi berasal dari pilar keterampilan digital (49,35), pekerjaan (40,35), infrastruktur dan ekosistem (40,24), dan pemberdayaan (22,06).
Dibandingkan negara-negara lain di wilayah Asia Tenggara yang termaktub dalam “ASEAN Digital Integration Index Report 2021”, khususnya untuk aspek keterampilan dan talenta digital, Johnny G. Plate mengungkap bahwa posisi Indonesia masih berada di bawah skor rata-rata ASEAN.
Indonesia masih perlu melakukan optimalisasi dalam berbagai aspek terkait masyarakat digital. Pasalnya salah satu tujuan memiliki indeks ini agar pemerintah di daerah bisa menggunakannya sebagai pedoman mengambil kebijakan dalam mengembangkan sumber daya manusia.
“Memiliki informasi terkini dan berkualitas tinggi sangat penting untuk memandu respons kebijakan yang tepat,” ujar Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia.
Terkait rendahnya nilai pilar pemberdayaan digital, pemerintah akan menerapkan hilirisasi agar pemanfaatan teknologi digital makin meningkat dan lebih produktif.
Indeks Masyarakat Digital Indonesia IMD survei Kominfo Sulteng teknologi ekosistem digital dunia digital literasi digital Bank Dunia internet operator seluler Johnny G. Plate KTT G-20