Bjorka dan sepak terjang peretas dalam dunia fiksi
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 12 September 2022 - 18:18
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Bjorka dan sepak terjang peretas dalam dunia fiksi
Rami Malek sebagai ikon dalam serial Mr. Robot - Sumber: USA Network

Linimasa Twitter mendadak heboh sebulan belakangan. Fokus warganet teralihkan oleh kemunculan sebuah akun anonimus bernama Bjorka. Profesinya hacker alias peretas. Artinya orang yang mengakses komputer orang lain tanpa izin, biasanya dengan bantuan teknologi komunikasi, untuk disebarluaskan kepada publik atau dijadikan komoditas.

Bjorka, misalnya, menjual 1,3 miliar data registrasi kartu SIM prabayar di Indonesia seharga Rp743,5 juta di Breached Forum, sebuah forum dunia maya yang selama ini dikenal sebagai tempat menjual berbagai data hasil retasan alias leaks market.

Motivasi melakukan peretasan juga bisa terdorong oleh banyak hal, mulai dari yang sifatnya remeh-temeh, semisal merasa tertantang atau mengatasi kebosanan, hingga beraksi untuk memeras, mencuri, dan menyabotase.

Pun demikian, ada juga yang menggunakan keahliannya membantu tim IT perusahaan untuk menemukan kerentanan yang sekiranya berpotensi dieksploitasi oleh peretas jahat (black hat). Para peretas model ini dikenal dengan sebutan white hat alias topi putih.

Apa yang dilakukan Bjorka sejauh ini di dunia maya adalah membongkar data-data privat milik warga dan pejabat lalu menjualnya.

Beberapa data yang juga telah berhasil dibobolnya, antara lain 26 juta data riwayat pencarian para pelanggan IndiHome, 105 juta data penduduk di KPU, identitas pribadi Johhny G. Plate dan Luhut Binsar Pandjaitan, hingga dokumen kepresidenan.

Sekilas nama yang digunakan peretas ini mengingatkan kepada Bjork, solis perempuan asal Islandia, yang populer lewat lagu “Army of Me”. Dalam daftar akun yang diikutinya, hingga kemudian dibekukan oleh pihak Twitter, Bjorka hanya mengikuti akun @bjork yang notabene akun Twitter resmi penyanyi Bjork.

Alhasil sebagian warganet berkelakar dengan menyebutnya anak aktor Ringgo Agus Rahman yang bernama sama. Inspiransi nama Bjorka menurut Ringgo memang diambil karena kesukaannya terhadap Bjork.

Jika kita melongok dalam dunia fiksi bermedium audio visual, seperti film dan serial, sepak terjang para peretas cukup banyak mendapat sorotan.

Situsweb Cyber Crime Magazine mencatat sejak kemunculan Tron (1982) sebagai penanda pertama gelombang film tentang peretas, perilisan film dengan porsi cerita atau penempatan tokoh utama tentang peretas selalu hadir setiap dekade. Berikut kami hadirkan beberapa di antaranya.

Angelina Jolie (kedua dari kanan) bersama geng peretas dalam film Hackers - Sumber: Metro-Goldwyn-Mayer Studio

Hackers (1995)

Salah satu film yang melambungkan sosok Angelina Jolie. Mengisahkan lima orang peretas remaja dari sebuah kampus, yaitu Dade "Crash Override" Murphy, Ramon "The Phantom Phreak" Sanchez, Emmanuel "Cereal Killer" Goldstein, Paul "Lord Nikon" Cook, Kate "Acid Burn" Libby, dan Joey Pardella sebagai anggota termuda. Bersama mereka iseng memasukan virus bernama “Da Vinci” ke dalam sistem jaringan perusahaan terkenal.

Untuk ukuran zamannya yang kala itu teknologi informasi seperti internet belum maju pesat sekarang, film ini cukup canggih karena menghadirkan sepak terjang para peretas yang bekerja menggunakan disket, laptop, modem, ponsel, bahkan satelit.

Antitrust (2001)

Film ini menceritakan mengenai sebuah perusahaan besar bernama N.U.R.V (Never Underestimate Radical Vision) yang berambisi mendominasi dunia lewat teknologi. Lalu ada sosok programmer muda jenius lulusan Stanford University bernama Milo Hoffman (diperankan Ryan Phillippe).

Tawaran gaji besar beserta segala fasilitas mewah yang ditawarkan N.U.R.V membuat Milo tak kuasa menolak. Alhasil ia harus bekerja di sana demi memuluskan ambisi Garry Winston sang pemilik perusahaan.

Beberapa teknologi yang tersaji di sini, antara lain LCD digital tiga dimensi yang transparan, penggunaan satelit, kamera pengintai ukuran sangat mini, serta beberapa aktivitas mengambil alih kode, identitas, dan program komputer orang lain.

The Fifth Estate (2013)

Salah satu kisah fiksi tentang sosok peretas terkenal yang mendirikan Wikileaks, Julian Assange (51). Keberaniannya dalam mengungkap informasi rahasia milik sejumlah negara yang selama ini tertutupi membuatnya jadi buronan banyak polisi internasional.

Bagi Assange, ada kebanggaan saat mengumbar data-data sebuah kasus besar milik pemerintah yang ia nilai korup dan bobrok. Terpilih memerankan karakternya dalam film ini adalah Benedict Cumberbatch.

Mr. Robot (2015-2019)

Tercatat sebagai salah satu serial yang mengisahkan tindak-tanduk para peretas dengan banyak penggemar. Pun berjaya membawa pulang banyak trofi dalam ajang penghargaan, mulai dari Emmy Awards, Golden Globe Awards, hingga Critics' Choice Television Awards.

Serial dengan bintang utama Rami Malek sebagai Elliot Alderson ini bertahan hingga empat musim. Kisahnya mengikuti perjalanan karakter Elliot yang memiliki gangguan kecemasan sosial namun ahli keamanan siber senior di perusahaan Allsafe.

Dirinya kemudian masuk dalam sebuah grup peretas fsociety yang dibentuk seseorang bernama Mr. Robot. Tujuan grup ini untuk mengenkripsi semua data keuangan milik perusahaan E Corp agar hutang para konsumen lunas.

Mencuri Raden Saleh (2022)

Terakhir dalam lis ini adalah film persembahan Visinema Pictures. Angga Dwimas Sasongko duduk di kursi sutradara sekaligus penulis skenario bersama Husein M Atmodjo.

Ceritanya tidak spesifik tentang seorang peretas, tapi sekumpulan remaja yang salah satu tokohnya berprofesi sebagai peretas. Dialah Ucup yang diperankan oleh Angga Yunanda.

Misi kelompoknya yang ingin mencuri lukisan karya Raden Saleh mengharuskan Ucup meretas berbagai sistem untuk menggali berbagai informasi demi memuluskan langkah mereka. Pun melakukan jual-beli secara ilegal secara daring.

Angga mengungkap bahwa persiapannya menjadi seorang peretas dengan mengikuti pelatihan bersama salah satu hacker terbaik Indonesia, termasuk praktik langsung cara meretas situs online. “Namanya Mas Teguh,” ujar Angga.

Teguh Aprianto dikenal juga sebagai praktisi keamanan siber dan salah satu pendiri Ethical Hacker Indonesia yang berperan aktif membantu masyarakat luas.

Hingga artikel ini terbit, film yang ditayangkan perdana di bioskop sejak 25 Agustus sudah meraup lebih dari dua juta penonton.

Kata kunci terkait
Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Pemkab Sigi terima penghargaan dalam hal inovasi dan pengelolaan keuangan daerah
Pemkab Sigi terima penghargaan dalam hal inovasi dan pengelolaan keuangan daerah
Badan Riset Inovasi Daerah Sulteng menilai Pemkab Sigi salah satu yang berhasil dalam hal inovasi…
TUTURA.ID - Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Pemerintah Kabupaten Sigi kembali menyerahkan bantuan kepada para pelaku UMKM dan super mikro agar dapat…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng