Karaoke massal membahana di Romantisasi
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 15 September 2022 - 19:21
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Karaoke massal membahana di Romantisasi
Penampilan Sejuk Sendu di panggung "Romantisasi x Authenticity" (14/9/2022) - Foto: Moh. Rifky/Tutura.id

Siapa menyangka gagasan iseng mengadakan pesta karaoke memanfaatkan sebuah sudut terbatas di ruangrupa, kawasan Tebet, Jakarta Selatan, akhirnya membawa Narpati Awangga alias Oomleo bisa berkeliling Indonesia. Menjadi pemandu dan menghibur banyak orang untuk larut bernyanyi bersama tanpa harus malu suara bergeser dari titi nada dan tempo. Semua bergembira.

Pemandangan serupa tersaji dalam pergelaran “Romantisasi x Authenticity”, Rabu (14/9/2022) malam. Keputusan menempatkan Oomleo Berkaraoke sebagai pamungkas juga tepat sasaran. Semula banyak yang menyangka bahwa perhelatan perdana kolektif Escape ini akan menaruh Ardhito Pramono di urutan paling ujung.

Kekhawatiran tentang jumlah penonton yang tak sesuai ekspektasi terkikis sejak petang. Antrean sudah mengular ketika pintu masuk mulai terbuka. Saat hari berganti malam, jumlah penonton yang datang makin memadati area halaman belakang Sriti Convention Hall, Jalan Durian, Palu Barat.

Sembari menunggu tata suara di atas panggung menyalak, ribuan penonton yang didominasi kalangan remaja itu kompak duduk bersila. Beberapa yang lain coba mengisi waktu dengan lalu-lalang menikmati suguhan lain yang tersaji di sekitar area panggung; dinding memori, stan untuk berfoto, hingga deretan tenda penjaja makanan dan minuman. Padat.

Ketika duo pewara Rendi Brendy dan Novi Fatriani naik ke atas panggung, para penonton gesit mengubah posisi. Kali ini semuanya telah berdiri. Bersiap menyaksikan kelompok Sejuk Sendu yang langganan pengisi panggung pensi sebagai pembuka.

Salah satu band independen asal Palu yang terbentuk sejak 2018 itu memainkan sebuah intro mengentak sebagai pemancing suasana. Di bawah panggung, Andiqu, sang vokalis, tampak asyik berjoget mengikuti irama lagu sembari memompa adrenalinnya. Tak berapa lama ia  bergegas menapaki beberapa anak tangga menuju panggung.

“Rias Berarus” mereka pilih jadi lagu pembuka. Berlanjut “Semalam Ini Sendu” dan “Oddetamanna”. Nyaris semua lagu yang terdapat dalam album mini Awan dalam Buku berisi enam lagu yang rilis 2020 silam mereka bawakan. Hanya “Nestapa” yang absen malam itu. Digantikan “Beranjak Dewasa” yang dipopulerkan Nadin Amizah.

Kehadiran mereka bersambut respons sing-along dari penonton. Menurut Syeren R. Bawias (kibordis), momen ketika para penonton turut menyanyikan setiap baris lagu karya mereka selalu menjadi pengalaman istimewa. “Shout out untuk panitia Romantisasi yang sangat sangat keren juga,” ujar Syeren.

Sejuk Sendu menuntaskan penampilannya dengan lagu “Kembali Pulang”. Namun, tentu saja sekira 2000 penonton yang hadir malam itu enggan bergeming dari tempatnya berdiri. Justru sebaliknya, beberapa mulai makin merangsek ke depan. Sesak.

Rendi dan Novi berulangkali mewanti-wanti untuk saling menjaga satu sama lain, termasuk agar jangan terlalu sering merekam atau memotret dengan tangan terangkat tinggi. Pesan kedua tampaknya berlalu laiknya semilir angin yang bertiup.

Kemunculan Ardhito Pramono dengan The Piranhas sebagai band pengiringnya seolah momen seumur hidup yang tak boleh diabaikan oleh bidikan kamera ponsel. Seorang penonton yang berdiri tepat di depan pagar barikade bahkan memboyong tablet Apple miliknya. Luar biasa.

Materi lagu dalam album terbaru Wijayakusuma yang rilis Juli 2022 menghiasi kebanyakan repertoar Dhito. Sebuah album yang berisi manis getir kehidupan pribadinya dalam dua tahun terakhir. Pula sebagai bentuk ikhtiarnya mengembalikan kejayaan penggunaan Bahasa Indonesia dalam berkarya.

Pasalnya sejak kemunculan perdananya lewat single “The Sun” pada 2016, penyanyi berkacamata ini kemudian lebih akrab mencipta lirik lagu berbahasa Inggris. Alhasil keseluruhan bait lagu dalam Wijayakusuma yang ditulisnya bersama Oomleo dan Gusti Irawan Wibowo menggunakan Bahasa Indonesia.

Mengenakan setelan kemeja dan celana berbahan corduroy pria kelahiran 22 Mei 1995 itu membuka penampilannya dengan tembang “Di Senayan”. Saat menuju akhir lagu pembuka tadi, Dhito mengubah larik “di Senayan” jadi “di Palu” yang berbalas aplaus.

Total 12 lagu dibawakan Ardhito dalam penampilan perdananya di Palu. Sebagai penutup ia pilihkan “Superstar” kepada para penonton sembari berkata bahwa bukan ia dan band pengiringnya yang menjadi bintang malam itu. “Kalian para penonton lah yang menjadi superstar sesungguhnya malam ini,” ujarnya yang menghasilkan gemuruh tepuk tangan.

Ada jeda beberapa saat untuk memberi kesempatan kru Ardhito merapikan segala peralatan band dari atas panggung. Sebab penampilan terakhir tak membutuhkan aneka peralatan musik yang ribet. Cukup sebuah turntable dan laptop yang diletakkan di atas meja panjang.

Sekitar pukul 21.50 WITA, Oomleo sudah nampak di atas panggung. Lagu “Benci Untuk Mencinta” milik kelompok Naif dipilihnya sebagai pembuka sesi karaoke.

Berbekal barisan teks lirik yang terpampang di layar besar background panggung, ribuan suara menyatu menyanyikan lagu milik kelompok yang sudah menyatakan bubar itu. Menciptakan semacam koor massal yang tak keruan. Semua bebas nyanyi bersama tak peduli merdu atau sumbang.

Histeria penonton makin tak terkendali saat Oomleo memanggil nama Iqbaal Ramadhan naik ke atas panggung. Ketika sosok yang disebutkan muncul di atas panggung, kontan jeritan melengking dari ribuan penonton menggelora. Seolah sedang berada di tengah lomba adu jerit. Masing-masing berusaha meregang urat leher paling kencang demi memproduksi volume suara maksimal. Entah berapa desibel yang dihasilkannya. Bikin kuping lumayan pengang.

Kehadiran sosok pemeran Piko dalam film Mencuri Raden Saleh malam itu di Palu adalah kali ketiga. Dua lawatan sebelumnya ia lakoni bersama Coboy Junior kurun 2012 dan 2013.

Tampil mengenakan setelan dungarees berbahan denim beralaskan kaos putih dengan sepatu sneakers, Iqbaal tampil energik mengitari berbagai sisi panggung. Mengajak untuk menyanyikan lagu “I Heart You” milik boyband Smash.

Sebuah tindakan yang sebenarnya sia-sia belaka lantaran tanpa komando sekali pun para penonton dengan suka cita akan bernyanyi.

Memasuki lagu keempat, Iqbaal menyulut rasa iri dan cemburu sebagian besar penonton yang hadir ketika mengajak seseorang untuk ikut berkaraoke di atas panggung. Sosok yang beruntung itu adalah Syeren, sang kibordis Sejuk Sendu. Plus hadir pula Ardhito Pramono. Jadilah pemandangan trio Iqbaal, Dhito, dan Syeren di atas panggung menyanyikan “Inikah Cinta” milik grup vokal ME.

Perihal kemunculannya di atas panggung mendampingi Iqbaal dan Dhito, Syeren mengaku terkejut dan tak bisa berkata apa-apa. “Saya lagi masuk ke dalam tendanya Sejuk Sendu di belakang panggung. Ceritanya mau makan. Tiba-tiba ada dua orang krunya Ardhito datang meminta saya naik ke atas panggung. Katanya dipanggil Ardhito,” ungkap Syeren.

Sebelumnya, Syeren sempat mencegat langkah Dhito yang hendak naik kedua kalinya ke atas panggung untuk menemani Iqbaal memandu set karaoke Oomleo. Ia ingin berfoto bersama penyanyi idolanya itu. Ternyata sang penyanyi memujikan penampilan Sejuk Sendu yang di dengarnya dari dalam tenda. “Sepertinya gara gara itu sih,” tambah Syeren.

Total 16 tembang disuguhkan Oomleo sebagai menu karaoke bersama. Menciptakan satu malam yang mungkin bagi sebagian penonton akan terkenangkan sebagai momen paling romantis dalam hidup mereka.

Muhammad Aris, salah satu pendiri Escape, di bawah panggung tampak semringah mengembuskan asap rokoknya yang mengepul ke udara bebas. “Sepertinya tahun depan akan ada Romantisasi lagi. Doakan kami,” ujarnya singkat.

Kata kunci terkait
Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Baca juga
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng