Mempromosikan literasi dini di rumah dengan membaca nyaring
Penulis: Hermawan Akil | Publikasi: 8 September 2024 - 12:01
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Mempromosikan literasi dini di rumah dengan membaca nyaring
Suasana kegiatan membaca nyaring di TBM Nemu Buku, Sabtu (7/9/2024) | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Katrina Elizabeth DiCamillo, seorang penulis buku anak, pernah mengatakan, “Membaca tidak boleh disajikan kepada anak-anak sebagai tugas atau kewajiban, melainkan harus ditawarkan sebagai hadiah yang berharga.”

Artinya, sangat penting memperkenalkan anak pada kegiatan membaca dengan cara yang menyenangkan dan penuh kasih alih-alih sebagai tekanan.

Banyak orang tua yang masih menganggap membaca sebagai aktivitas serius yang penuh tuntutan. Padahal, membaca dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua orang, terutama bagi anak-anak dalam masa tumbuh kembang mereka.

Ketika anak mulai belajar berbicara, mereka sering meniru kata-kata yang mereka dengar dari orang-orang di sekitar mereka—terutama dari orang tua.

Membaca nyaring kepada anak bukan hanya memperkaya perbendaharaan kata mereka, tetapi juga memperkenalkan variasi kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasa yang mungkin tidak mereka jumpai dalam percakapan sehari-hari. Buku-buku menyediakan kekayaan bahasa yang lebih luas dibandingkan percakapan biasa.

Hal inilah yang coba disebarkan oleh Komunitas Read Aloud Palu. Bekerja sama dengan Gerakan Literasi Maybank dan Taman Baca Masyarakat Nemu Buku, mereka mengadakan acara bertajuk “Kenyang Literasi” dengan tema literasi keuangan. Acara ini digelar di Perpustakaan Mini Nemu Buku, Jalan Tanjung Tururuka, No. 27, Palu, Sabtu (7/9/2024).

Kegiatan ini tidak hanya mengajak anak-anak untuk membaca nyaring, tetapi juga melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas seru seperti bernyanyi, membuat celengan dari botol bekas, dan diakhiri dengan makan bersama.

Suasana acara begitu semarak. Canda tawa anak-anak menyebar ke seluruh ruangan, meski ada juga yang menangis di tengah-tengah kegiatan. Dalam situasi seperti ini, peran panitia sangat penting. Mereka harus peka dan tahu cara terbaik untuk menenangkan anak yang sedang cemas, sehingga anak bisa kembali ceria dan menikmati acara.

Soraya Pinta Rama dari Read Aloud Palu sedang menjelaskan makna sebuah gambar kepada anak-anak yang mengikuti acara "Kenyang Literasi" di TBM Nemu Buku (7/9/2024) | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Soraya Pinta Rama, seorang praktisi pendidikan anak sekaligus pendiri Read Aloud Palu, mengungkapkan bahwa beberapa anak yang hadir adalah anak berkebutuhan khusus. Soraya juga menyoroti kesalahpahaman yang masih terjadi di masyarakat terkait anak berkebutuhan khusus.

Banyak yang berpikir bahwa anak berkebutuhan khusus hanya merujuk pada anak-anak dengan perbedaan fisik, seperti disabilitas atau down syndrome. Padahal, kondisi seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Autism Spectrum Disorder (ASD), hingga anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI) juga termasuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus.

Anak-anak CIBI, misalnya, sering kali mengalami kesulitan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Mereka mungkin merasa berbeda atau bahkan superior, dan cara berpikir mereka bisa jauh melampaui usianya.

Oleh karena itu, anak-anak ini membutuhkan pendekatan khusus dalam tumbuh kembangnya. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kondisi anak agar tidak salah kaprah dalam memberikan label negatif seperti “nakal” atau “hiperaktif” pada anak yang sebenarnya memiliki kebutuhan khusus.

Komunitas Read Aloud hadir bukan untuk menggantikan peran orang tua, tetapi justru untuk mengajak orang tua lebih aktif dalam mendukung tumbuh kembang anak melalui kegiatan membaca nyaring.

Read Aloud juga menjadi ruang belajar bagi orang tua, tenaga pengajar, dan relawan untuk memahami bagaimana memperlakukan anak sesuai dengan kebutuhan mereka.

Lebih dari sekadar acara sesaat, kebiasaan membaca nyaring sebaiknya juga diterapkan di rumah. Membaca hanya saat acara khusus saja tidak cukup untuk menumbuhkan cinta baca pada anak.

Banyak penelitian telah membuktikan manfaat membaca bagi anak-anak, seperti menumbuhkan rasa ingin tahu, meningkatkan prestasi akademik, memperkuat keterampilan berpikir kritis, kemampuan bahasa, dan komunikasi, hingga membantu anak mengembangkan empati dan sosialisasi yang positif.

Membaca juga meningkatkan konsentrasi, memori, serta mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget—masalah yang kerap menjadi perhatian orang tua saat ini.

Membaca nyaring bersama anak di rumah bisa menjadi momen berkualitas yang tak hanya memperkaya kosakata mereka, tetapi juga mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Sebuah hadiah berharga yang akan terus memberi manfaat seumur hidup.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
6
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Baca juga
TUTURA.ID - Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Pemerintah Kabupaten Sigi kembali menyerahkan bantuan kepada para pelaku UMKM dan super mikro agar dapat…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng