Empat tahun selepas bencana, wajah Teluk Palu terus berubah. Salah satu yang menonjol ialah Tanggul Teluk Palu yang membentang sepanjang tujuh kilometer.
Selain fungsinya--paling tidak klaimnya demikian--sebagai penahan abrasi dan gelombang pasang, tanggul juga jadi tempat menongkrong.
Sebenarnya tepian Teluk Palu sudah jadi tempat menongkrong anak muda sejak dulu kala. Misal pada era 1990-an di Kawasan Taman Ria. Sebutan lain yang juga terkenal ialah Pantai Talise, yang pada periode lebih lampau kerap pula disebut Palu Beach.
Kebiasaan menongkrong ini berkurang pasca-gempa. Kini kebiasaan itu tumbuh kembali setelah pembangunan tanggul.
Seperti pada sore itu (13/08), di Pantai Talise, sekitar kawasan penggaraman, anak-anak muda asyik berkumpul di Tanggul Teluk Palu. Mereka memarkir motor, duduk di atas bangunan tanggul, sambil bercengkerama. Ada muda-mudi komunitas yang bersenda gurau, dan pasangan-pasangan yang bermesraan.
Itu memang sore yang teduh. Angin sepoi-sepoi dan suara riak yang menghantam bebatuan gajah di tanggul. Suasananya membawa ketenangan bagi sebagian orang, yang mungkin baru saja balik dari ruang-ruang penuh rutinitas.
View this post on Instagram
Saya bertanya pada beberapa orang yang menongkrong di Tanggul Teluk Palu, mencari tahu apa yang mereka cari di lokasi tersebut.
“Kalau saya sudah lumayan lama main di sini, menurutku kalau teman-teman mau cari tempat yang murah meriah. Tempat ini jawabannya. Di sini kalo mau nongkrong gratis terus banyak pemandangan bagus,” kata Rian, pemuda berusia 19 yang saya temui di Sekitar tanggul sore itu.
Rian memang betah nongkrong di situ. Bila sedang gabut, kata Rian, dia bisa menongkrong sampai larut malam.
Masalahnya, bila malam tiba, banyak titik di sekitar Tanggul Teluk Palu yang gelap, karena masih titik yang belum kena cahaya lampu penerangan. Situasi membuat wilayah ini rawan kriminalitas.
Keluhan itu terdengar dari Ifa, salah satu pengunjung di Tanggul Teluk Palu yang saya temui. “Kalau malam biasanya ada orang yang tidak tau dari mana itu minta uang keamanan, menurutku itu salah satu kekurangan,” ucapnya.
Masalah lain saat banyak orang menongkrong insiden-insiden kecil bisa terjadi. Beberapa kali ada handphone yang terjatuh di sela-sela batu besar bahan tanggul. Bila sudah begini, para petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan harus turun tangan.
Sebagai pengingat, pada awal pembangunannya, Tanggul Teluk Palu sempat menuai kecaman dari sejumlah elemen masyarakat. Salah satu perlawanannya bisa dilihat lewat tagar #TolakTanggulTelukPalu di media sosial. Bahkan sempat muncul juga petisi daring seputar penolakan, yang diteken oleh 3.514 akun.