Menyigi apa saja yang tersaji dalam cuplikan film Sri Asih
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 7 September 2022 - 13:01
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Menyigi apa saja yang tersaji dalam cuplikan film Sri Asih
Penampilan Pevita Pearce dalam film Sri Asih yang tayang mulai 6 Oktober 2022 (Sumber: Screenplay Bumilangit)

Berselang sekitar dua bulan dari perilisan teaser-nya, Screenplay Bumilangit yang merupakan fusi antara Screenplay Films dan Bumilangit Studios akhirnya melepas juga cuplikan alias trailer film Sri Asih

Peluncuran cuplikan film dibarengi konferensi pers yang menghadirkan jajaran pemain utama berlangsung di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2022) petang.

Cuplikan film berdurasi tak lebih dari tiga menit itu ditayangkan berulang-ulang melalui layar lebar. Kontan tempik sorak dari para jurnalis yang berdatangan sedari siang membahana mengisi studio.

Ketika cuplikan film arahan Sartri Dania Sulfiati alias Upi ini terunggah ke berbagai kanal media sosial, ramai warganet juga menanggapi.

Di linimasa Twitter, misalnya, beberapa kata kunci terkait proyek film ini terangkut dalam lis topik yang sedang tren, mulai dari “Sri Asih”, “Pevita Pearce”, “Reza Rahadian”, bahkan “Muse”.

Ramai penggemar Jagat Sinema Bumilangit (JSB) juga mulai memunculkan berbagai spekulasi versi masing-masing. Mereka menyebutnya “perang teori rakyat”. Pasalnya fandom waralaba ini mendapat sebutan rakyat.

Laiknya Marvel dengan Marvel Cinematic Universe (MCU) atau DC yang mengusung DC Extended Universe (DCEU), JSB adalah pelabelan untuk media waralaba film-film pahlawan super Indonesia yang bersumber dari komik-komik Indonesia yang hak ciptanya dikelola oleh Bumilangit Entertainment.

Tercatat saat ini ada lebih dari 1.200 pustaka karakter-karakter komik lokal ikonis yang pengelolaannya dipercayakan kepada Bumilangit.

Beberapa tokoh adiwira yang kemudian termaktub dalam semesta penceritaan JSB adalah Gundala, Godam, Aquanus, Si Buta dari Gua Hantu, Mandala, Tira, Virgo, Merpati, Cempaka, dan tentu saja Sri Asih.

Pengumuman nama-nama tersebut sudah berlangsung sejak 2019. Pun dengan proyek film Sri Asih. Sosok perempuan tangguh yang diperankan Pevita Pearce ini bahkan sudah nongol terlebih dahulu dalam film Gundala yang jadi pembuka JSB.

Sembari menantikan penayangan Sri Asih di bioskop mulai 6 Oktober 2022, mari menyigi informasi apa saja yang terkandung dalam cuplikan film dan hasil konferensi persnya.

Pose jajaran pemain film Sri Asih saat konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat (6/9/2022)

Sri Asih versi Alana

Tokoh Sri Asih dikisahkan merupakan titisan Dewi Asih dari kahyangan. Ia menitis kepada generasi keturunannya demi melindungi kelangsungan hidup manusia. Dalam versi cerita bergambar (cergam) orisinal karya R.A Kosasih yang diedarkan penerbit Melodie Bandung, 1 Januari 1954, Sri Asih menitis kepada Nani Wijaya.

Seiring waktu, titisan Dewi Asih dalam panel-panel komik lantas berpindah kepada Rengganis (komik terbitan era 2000-an). Versi paling gres yang terbit di Webtoon, Dewi Asih bersemayam dalam raga Alana.

Upi dkk. menghadirkan Sri Asih versi Alana. Pevita menuturkan bahwa dalam film pertama ini tokoh Alana mencoba melawan pengaruh buruk dalam dirinya yang jika tidak dikendalikan bisa menghancurkan dunia.

Titimangsa

Meskipun hadir sebagai film kedua JSB setelah Gundala, urutan waktu kejadian Sri Asih terjadi sebelum kemunculannya yang singkat dalam film tunggal Sang Putra Petir. Faktor ini sekaligus menjawab mengapa Pevita mengenakan kostum yang berbeda dalam dua film tersebut.

Musuh utama

Sosok pahlawan super membutuhkan lawan tanding sepadan untuk menjadikan filmnya tontonan seru. Tak jarang dalam waralaba sejenis di Hollywood, sosok villain alias penjahat bisa sama ikonisnya dengan sang super hero. Joker dan Batman hanya satu contoh.

Jika Sancaka alias Gundala (diperankan Abimana Aryasatya) sudah berjibaku mengendalikan kekuatan supernya sembari meredam aksi Pengkor (Bront Palarae), maka Sri Asih kali ini giliran menghadapi seorang musuh berjuluk Doktor Setan.

Informasi tentang siapa pemeran Doktor Setan sengaja belum diungkap oleh Screenplay Bumilangit. Versi komik menjabarkan bahwa Doktor Setan yang bernama asli Culuikha memiliki kekuatan bisa merasuki jiwa manusia yang lemah hatinya.

Menariknya, Doktor Setan sebenarnya termasuk musuh bebuyutan Godam. Sosok karya komikus Wid NS ini juga hadir pertama kali dalam komik Godam: Memburu Doktor Setan (1969).

Jagabumi

Laiknya The Avengers dalam BCU atau Justice League of America versi DCEU, semesta penceritaan Bumilangit juga punya kelompok berisi tokoh yang memiliki kekuatan super. Saat pengumuman awal proyek JSB, tersebutlah nama Patriot yang beranggotakan Gundala, Godam, Herbintang, Tora, Merpati, dan Tira. Mereka bergabung untuk memerangi ancaman kejahatan.

Dalam cuplikan film Sri Asih, terungkap satu nama kumpulan adiwira lagi. Namanya Jagabumi. Informasi itu diucapkan tokoh Eyang Mariani (Christine Hakim) yang merupakan pimpinan kelompok Jagabumi.

Siapa saja anggota Jagabumi? Versi komik menyebut Sri Asih, Maza sang penakluk, Zitu, Gada (panglima Kerajaan Godam), dan Mandala si golok setan.

Penggunaan CGI

Upi mengungkapkan bahwa penggunaan Computer-generated imagery alias CGI dalam film Sri Asih mencapai 60%. Praktik ini lazim dalam industri perfilman, apalagi untuk genre pahlawan super.

“Karena separuh durasi film ini menggambarkan sosok Alana yang sudah menjadi super hero. Jadi otomatis dalam aksinya menggunakan tenaga-tenaga super harus diakomodir oleh penggunaan CGI,” terang sineas yang sebelumnya menyutradarai film Serigala Terakhir (2009).

Muse

Hal yang tak kalah mengagetkan dalam penayangan cuplikan Sri Asih adalah terdengarnya lagu “Feeling Good” versi Muse, grup musik pengusung alternatif rock asal Inggris.

Aslinya "Feeling Good" diciptakan oleh Anthony Newley dan Leslie Bricusse untuk pementasan drama musikal The Roar of the Greasepaint – The Smell of the Crowd (1964).

Lagu itu telah beberapa kali dibawakan ulang. Pertama oleh Nina Simone dalam balutan musik jazz yang termuat dalam album I Put a Spell on You (1965). Ingatan paling pendek tentang lagu ini mungkin merujuk Michael Buble yang menyanyikannya sebagai materi album It's Time (2005).

Muse menyanyikannya kembali dalam album Origin of Symmetry (2001). Hanya saja kurang populer lantaran bukan termasuk lagu tunggal jagoan alias single. Upi melalui akun Twitter-nya menulis bahwa Muse termasuk salah satu band favoritnya.

 

Kata kunci terkait
Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Pemerintah Kabupaten Sigi kembali menyerahkan bantuan kepada para pelaku UMKM dan super mikro agar dapat…
TUTURA.ID - Pemkab Sigi terima penghargaan dalam hal inovasi dan pengelolaan keuangan daerah
Pemkab Sigi terima penghargaan dalam hal inovasi dan pengelolaan keuangan daerah
Badan Riset Inovasi Daerah Sulteng menilai Pemkab Sigi salah satu yang berhasil dalam hal inovasi…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng