Ratusan ribu rumah tangga di Sulteng masih berak sembarang
Penulis: Rizki Syafaat Urip | Publikasi: 27 Agustus 2022 - 17:06
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Ratusan ribu rumah tangga di Sulteng masih berak sembarang
Ilustrasi berak bebas merdeka di sungai. (Twitter: @VlgAlgonquin)

Sulawesi Tengah berada di urutan enam dari bawah dalam urusan sanitasi layak di Indonesia. 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (2021), hanya 76,06 persen rumah tangga di Sulteng yang punya akses sanitasi layak. Sisanya, sebanyak 23,94 persen, tak memiliki akses buang air besar (BAB) nan layak atau sebutlah masih boker sembarangan.

Persentase tersebut juga menempatkan Sulteng berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 80,29 persen. 

Ihwal kelayakan sanitasi ini hanya ada lima provinsi yang persentasenya di bawah Sulteng, yakni: Papua (40,81 persen), Sumbar (68,69 persen), Jabar (71,66 persen), NTT (73,36 persen), dan Kalteng (73, 77 persen).

Bila merujuk dokumen profil Dinas Kesehatan Sulteng, jumlah rumah tangga di Sulteng mencapai 708.799. Alhasil angka 23,94 persen dari total rumah tangga yang belum boker layak di Sulteng bisa setara dengan 169.686 ribu.

Sebesar itulah taksiran rumah tangga yang masih berak bebas merdeka.

 

 

Sebagai catatan, ukuran sanitasi layak berbasis pada standar Sustainable Development Goals (SDGs) alias Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

Merujuk standar tersebut, rumah tangga dianggap punya sanitasi layak jika memiliki fasilitas tempat BAB yang digunakan sendiri atau komunal.

Tempat BAB ini juga haruslah kloset model leher angsa dan dilengkapi tangki septik; atau bisa juga di lubang tanah bagi rumah tangga di perdesaan.

Sumber lain perkara berak bisa dilihat dalam data Potensi Desa (BPS, 2021). Pada data itu terungkap bahwa 52 desa di Sulteng masih BAB di bukan jamban. 

Perhitungan tersebut berdasarkan pada banyaknya rumah tangga yang buang air besar di jamban atau bukan. Bila dalam satu desa lebih banyak yang buang air besar di bukan jamban, maka wilayah itu termasuk dalam 52 desa.

Urusan beol memang hak tiap individu. Metabolisme tubuh mengharuskan manusia untuk memproduksi feses dan pada akhirnya “ke belakang”.

Masalahnya, berak sembarang bisa bikin masalah kesehatan. Beol di sungai, misalnya, bisa memicu penyebaran bakteri Escherichia coli, yang jadi biang keladi penyakit diare.

Kata kunci terkait
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Pemkab Sigi terima penghargaan dalam bidang pengelolaan keuangan daerah
Pemkab Sigi terima penghargaan dalam bidang pengelolaan keuangan daerah
Badan Riset Inovasi Daerah Sulteng menilai Pemkab Sigi salah satu yang berhasil dalam hal inovasi…
TUTURA.ID - Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Bantuan modal usaha bagi para pelaku usaha mikro dan super mikro di Sigi
Pemerintah Kabupaten Sigi kembali menyerahkan bantuan kepada para pelaku UMKM dan super mikro agar dapat…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng