Secuil cerita kehidupan anak binaan di LPKA Kelas II Palu
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 20 November 2023 - 21:22
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Secuil cerita kehidupan anak binaan di LPKA Kelas II Palu
Anak-anak binaan di LPKA Kelas II Palu sedang menerima program pendidikan nonformal (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Jumat (17/11/2023) menjelang tengah hari, saya berkesempatan mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Birobuli Selatan.

Gedungnya berwarna abu-abu dengan cat yang masih tampak berkilau. Mengundang rasa penasaran. Ketika tiba di depan pintu masuk, seorang petugas ramah menyambut. Sejurus kemudian membukakan pintu ke dunia yang jarang tereksplorasi ini.

Saat kaki melangkah masuk, gerombolan anak binaan tengah sibuk bersiap untuk melaksanakan ibadah salat Jumat. Saling tertawa dan bersenda gurau. Beberapa yang lain tampak bebas jalan berkeliaran di sekitar sel tahanan.

Pemandangan itu seketika menciptakan atmosfer yang jauh dari bayangan awam saya tentang kehidupan di dalam lapas. Tenyata tak melulu serba kotor, pengap, dan depresif laiknya tersaji dalam film-film.

Selama berjalan meninjau suasana LPKA ini, tak ada saya menemui anak berwajah murung. Sekilas mereka menjalani kehidupan normal dan baik-baik saja.

Anak-anak binaan ini seolah telah menginsafi bahwa menjalani kehidupan di lapas bukanlah hukuman, melainkan kesempatan untuk belajar dan bertumbuh.

Fandu dan Ica, dua petugas yang menemani saya berkeliling, memastikan bahwa lapas anak ini tidak hanya tempat pembinaan, tapi juga tempat di mana hak-hak anak diutamakan.

Pemenuhan hak-hak anak, mulai dari makan dan minum, pendidikan, kesehatan, olahraga, tambahan keterampilan, hingga hiburan juga diberikan dengan layak.

Tujuannya sederhana, memberikan mereka peluang untuk memiliki masa depan yang cerah saat tiba waktunya terbebas kembali. Sungguh pun di antara mereka ada yang jadi pelaku berbagai tindak kejahatan, semisal asusila hingga pembunuhan.

Menjadi anak binaan mau tak mau harus terbiasa dengan hidup disiplin. Laiknya kehidupan di dalam asrama, bocah-bocah ini juga harus mematuhi segala jadwal yang telah ditetapkan oleh LPKA Kelas II Palu.

Segala agenda kegiatan sejak bangun tidur hingga kembali tidur sudah tersusun dengan saklek. Kesempatan menerima kunjungan dari keluarga dan handai tolan dibatasi hingga pukul 12.00 sebelum jam istirahat.

Bagi anak binaan yang berasal dari luar Kota Palu, disediakan opsi bertatap muka via daring alias online untuk sekadar melepas rindu.

Para anak binaan di LPKA Kelas II Palu sedang menerima pelatihan gunting rambut (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Selain rutinitas yang ketat, para anak binaan mendapat kebebasan untuk belajar, berkembang, dan mengejar impian mereka.

Bagi yang gemar membaca, disediakan satu ruangan khusus. Namanya Perpustakaan Ceria. Ruangan ini jadi salah satu favorit.

Menurut penuturan Fandu dan Ica, anak-anak di sini getol membaca. Tak jarang mereka protes karena semua buku telah habis terbaca.

Selain membaca, kegiatan santai seperti nonton film bareng juga menjadi momen berharga di tengah rutinitas harian.

Untuk menampung para anak binaan (data per Maret 2023 berjumlah 25 orang), LPKA Kelas II Palu menyediakan enam kamar. Setiap kamar berkapasitas 5-7 orang dilengkapi tempat tidur susun, kipas angin, dan kamar mandi.

Terdapat pula sebuah ruangan isolasi yang jadi tempat menampung sementara anak-anak binaan pendatang baru. Mereka datang setelah perkaranya sudah diputuskan pengadilan.

Saat awal hadir mengitari lapas, beberapa anak mengerutkan alis saban berpapasan dengan saya. Mungkin karena menyadari adanya wajah baru. Berselang tak berapa lama, sikap mereka perlahan berubah hangat.

“Mari makan, kak,” ajak salah satu anak binaan kepada saya. Menu yang tersaji dalam kotak makanan hari itu terdiri dari nasi, ayam, dan sayuran. Biasanya dibagikan usai ibadah salat zuhur.

“Enak makanannya?” kata saya coba memulai obrolan.

“Iya, kak. Enak memang. Tapi tidak ada yang kalah masakannya mamaku di rumah. Ha-ha-ha,” celetuk salah satu anak binaan disertai anggukan beberapa anak lain di dekatnya.

R (16), salah satu anak binaan yang saya temui, juga bercerita kepada saya tentang hal lain yang dirindukannya dari rumah, selain kehadiran keluarga dan teman-teman karibnya.

“Kalau saya, sih, rindu sekali dengan motorku, kak,” ujarnya. Saya tercekat mendengar jawaban polos nan jujur itu.

R mengaku sudah delapan bulan jadi anak binaan. Harapannya ingin secepatnya keluar dari LPKA. Ia merindukan sosok neneknya yang tak pernah lagi ia temui.

Hanya sang ibu yang datang jauh dari Parigi kerap menjenguknya. “Saya suka sekali kalau mamaku ba jenguk. Pasti dibawakan ikan bakar kesukaanku. Kalah ayam dan daging yang jadi menu di sini,” ungkap R. Lagi-lagi saya tercekat, tapi kali ini sambil berusaha agar haru tak nampak.

Selama menjalani masa pidana, R mengaku diperlakukan dengan baik. Malahan, ia berkesempatan mengikuti Raimuna Nasional XII yang berlangsung 14-21 Agustus 2023 di Bumi Perkemahan Cibubur.

Acara pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam bentuk perkemahan besar se-Indonesia itu diselenggarakan lima tahun sekali. R hadir sebagai utusan Kwartir Cabang Palu.

Selain jadi anggota pramuka, R juga punya kesukaan mengutak-atik motor. Ketika masih bebas, ia tercatat sebagai murid sekolah kejuruan di jurusan mesin.

“Jadi, saya dulu SMK ambil mesin. Terus saya jadi suka permak motorku. Makanya nanti kalau bebas, mau sekali saya lanjut kuliah ambil teknik mesin,” pungkas R.

Waktu berkunjung saya akhirnya tamat seiring pendar matahari yang makin lemah. Namun, tidak demikian dengan harapan dan semangat anak-anak binaan ini. Mereka ingin membangun masa depan yang lebih baik.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
2
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Baca juga
TUTURA.ID - Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Pembangunan New Tatura Mall yang mangkrak akan dilanjutkan oleh Hidayat jika terpilih jadi Wali Kota…
TUTURA.ID - Mempromosikan literasi dini di rumah dengan membaca nyaring
Mempromosikan literasi dini di rumah dengan membaca nyaring
Anak-anak seharusnya diperkenalkan budaya membaca sejak dari dalam rumah. Caranya harus menyenangkan dan penuh kasih…
TUTURA.ID - Mempertegas arah perjuangan pada deklarasi akbar Rizal-Samuel Pongi
Mempertegas arah perjuangan pada deklarasi akbar Rizal-Samuel Pongi
Pasangan Rizal Intjenae dan Samuel Pongi yang maju dalam Pibup Sigi periode 2024—2029 berkomitmen melanjutkan…
TUTURA.ID - Pameran Spotless Future: Ketika kreativitas bertemu aktivisme
Pameran Spotless Future: Ketika kreativitas bertemu aktivisme
Eksploitasi galian tambang yang terjadi di Palu mengusik perhatian Azwar Ahmad dan Eka Wahyuni dalam…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng