Tutura.id menemukan setidaknya delapan toko buku online di Sulteng. Ada yang dikelola pribadi; beberapa yang lain punya tim kecil bermodal seadanya.
Mereka ialah: @narasibukuluwuk_, @renjanasolutif_, @timurbooks.id, @book_store_palu, @bukudjarita, @bukunegatif, @Tokobuku_Palu, dan FB: Alghuroba MuslimStore.
Tantangan toko buku daring mirip dengan yang konvensional: pembeli yang minim.
Hermawan Akil, pengelola @bukudjarita, mengaku penjualannya hanya 5-8 buku per bulan. "Padahal kami lebih murah dibanding Gramedia atau Ramedia (gerai buku utama di Sulteng)," kata pria yang karib disapa Mawan itu.
@book_store_palu juga merasakannya. Sejak berdiri 2018, mereka pernah jual 15-20 buku per bulan. Namun, sejak pandemi, penjualan merosot. "Sejak 2018, baru 300-an buku yang terjual," kata Ahmad Alwi, pendirinya.
Bisnis buku daring, kata Alwi, sejatinya punya potensi pasar. Pasalnya, toko buku konvensional masih pasang label mahal, dan koleksinya terbatas. Meski begitu Alwi menyebut minat baca warga jadi tantangan utama.
Merujuk Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Kemendikbud, 2019), Sulteng berstatus provinsi dengan "aktivitas literasi rendah". Poinnya cuma 31,55%; urutan tujuh dari bawah secara nasional.
Walau pasarnya lesu, pegiat toko buku daring tak hilang asa. Mereka rajin gelar lapak di event kesenian dan kebudayaan demi dongkrak penjualan.
“Di acara Sale-Sale-Sale (pasar kreatif di Palu) yang laku novel dan cerpen,” kata Mawan. Contoh lain, saat berjualan di Festival Sastra Banggai, bacaan dari Buku Mojok (penerbit asal Yogya) banyak diminati.
Mawan juga pernah tawarkan gagasan berjejaring dengan toko buku daring lain. "Kalau ada buku yang tidak tersedia, bisa diarahkan ke jejaring. Untuk menyiasati koleksi yang terbatas," katanya.
Saat ini, @bukudjarita sedia buku dari 14 penerbit, di antaranya Nemu Publishing, Circa, Mojok, Bentang, dan Mizan. Bila pembeli berasal dari Palu, buku langsung diantarakan. Bila pemesan dari daerah lain, Buku Djarita siap kirim buku.
Mawan percaya, bakal tiba masa ketika buku dicari pembeli, yang dibutuhkan hanya kekonsisten gelar lapak. "Kalau tidak terjual, setidaknya bisa jadi koleksi pribadi," ujarnya.