Festival Titik Temu sebagai representasi budaya urban di Sulawesi Tengah
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 10 September 2022 - 11:57
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Festival Titik Temu sebagai representasi budaya urban di Sulawesi Tengah
Ilustrasi penyelenggaraan Playfest 2019 yang berlangsung di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta - Foto: Andi Baso Djaya/Tutura.id

Efek pandemi dua tahun belakangan telah membuat ingar-bingar tata suara musik juga kerumunan pengunjung kontan senyap. Hampir setiap lini industri hiburan lesu, terutama yang berkaitan dengan bisnis pertunjukan musik langsung.

Berbagai siasat untuk mengatasinya, semisal menyelenggarakan konser dengan format daring, tetap saja dirasakan tak cukup. Jiwa perhelatan musik sesungguhnya yang berupa interaksi langsung antara musisi dan penonton jadi tercerabut. Ibarat sayur tanpa garam, ada rasa nikmat yang hilang.

Memasuki pertengahan 2022, angin perubahan akhirnya berembus juga. Seturut makin kondusifnya pagebluk, berbagai acara musik mulai diperkenankan hadir. Panggung-panggung konser musik dengan tata suara menggelegar kembali bergema.

Bak cendawan di musim hujan, berbagai festival musik secara bergantian muncul. Para inisiatornya saling berlomba mengumumkan jadwal penyelenggaraan, mengumbar headliners yang mengisi acara, dan tentu saja bersaing pula menghadirkan konsep-konsep segar sebagai magnet.

Festival wars alias peperangan antarfestival,” ujar Wendi Putranto, manajer band Seringai dan Program Manager M Bloc Space, mengistilahkan tumpah ruahnya penyelenggaraan festival musik yang terjadi sekarang.

Keramaian yang tercipta oleh maraknya penyelenggaraan acara musik tadi juga menjalar ke berbagai daerah, termasuk di Palu. Bahkan menurut catatan kami, semarak konser di kota ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Padat.

Fenomena tadi menyadarkan RnR Music Studio untuk turut serta meramaikan gelanggang. Melalui RNR Experience, lini usaha yang fokus mengelola acara melalui komando Andika Pramulia, terbitlah gagasan menyelenggarakan Festival Titik Temu.

Berbekal pengalaman orang-orang di balik RNR Experience yang sudah terbiasa mengadakan berbagai acara, alasan menyelenggarakan festival ini juga sebagai penuntas rasa geregetan.

“Selama ini kami melihat masih jarang atau bahkan belum ada model satu festival di Palu yang bukan diselenggarakan pemerintah awet terselenggara tiap tahun. Melalui Festival Titik Temu kami berniat menghadirkan annual festival yang skalanya medium,” ungkap Andika Pramulia saat berbincang dengan Tutura.id di Sub Plaza, Jl. Dr Jl. Sam Ratulangi, Besusu, Palu Timur (6/9/2022).

Apa yang mereka maknai sebagai festival di sini tentu saja bukan semacam acara sayembara atau perlombaan alias kompetisi.

Festival Titik Temu dijadwalkan berlangsung 11-13 November 2022 di area parkir utara Gelora Bumi Kaktus (GBK), Jalan Yos Sudarso, Palu.

Penjualan tiket prajual fase pertama telah dibuka dengan banderol Rp50 ribu.

Tercermin dari namanya, festival ini diharapkan sebagai wadah yang mempertemukan segenap pelaku kreatif di daerah ini.

Panggung pertunjukan musik sebagai hiburan utama tentu saja tetap berdiri. Beberapa nama yang telah diumumkan ikut ambil bagian adalah Felis, Komunitas Polelea (Sigi), Rakesh, Smile Jamming, The Box, The Mangge, dan Viataritual. Tambahan nama musisi yang terlibat masih akan diumumkan lagi.

Selain musik, suguhan lain yang bisa dinikmati oleh para pengunjung adalah stan-stan kuliner, fesyen, produk UMKM, dan pameran dari para komunitas.

Para pengisi stan alias semua yang terlibat dalam festival ini adalah orang-orang lokal. Harapannya para pelaku kreatif di kota ini jadi punya satu etalase yang mempertemukan karya atau produk mereka dengan khalayak.

Seluruh pengisi yang terlibat akan melalui proses kurasi. Tujuannya untuk menghadirkan sesuatu yang maksimal dan menyenangkan bagi semua pengunjung. Jadi tidak sekadar asal festivalnya ramai dengan stan atau aktivasi, tapi nihil esensi. Dengan demikian diharapakan para pengunjung bisa membawa pulang nilai lebih dari festival ini .

“Kami berharap Festival Titik Temu jadi semacam representasi budaya urban di Sulawesi Tengah. Soalnya kemajuan teknologi sekarang memungkinkan kita di Palu yang notabene kota kecil ini untuk bikin sesuatu seperti di Jakarta sana. Karena referensinya sudah sama,” pungkas Andika.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Festival Titik Temu (@festivaltitiktemu)

Kata kunci terkait
Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Pameran Spotless Future: Ketika kreativitas bertemu aktivisme
Pameran Spotless Future: Ketika kreativitas bertemu aktivisme
Eksploitasi galian tambang yang terjadi di Palu mengusik perhatian Azwar Ahmad dan Eka Wahyuni dalam…
TUTURA.ID - Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Pembangunan New Tatura Mall yang mangkrak akan dilanjutkan oleh Hidayat jika terpilih jadi Wali Kota…
TUTURA.ID - Mempromosikan literasi dini di rumah dengan membaca nyaring
Mempromosikan literasi dini di rumah dengan membaca nyaring
Anak-anak seharusnya diperkenalkan budaya membaca sejak dari dalam rumah. Caranya harus menyenangkan dan penuh kasih…
TUTURA.ID - Strategi Hidayat meningkatkan PAD Kota Palu tanpa membebani warga
Strategi Hidayat meningkatkan PAD Kota Palu tanpa membebani warga
Calon Wali Kota Palu, Hidayat, menyebut bahwa meningkatkan pendapatan asli daerah tidak melulu dengan membani…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng