Nasib menggantung pemain Persipal BU setelah Liga 2 dihentikan
Penulis: Nasrullah | Publikasi: 15 Januari 2023 - 13:42
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Nasib menggantung pemain Persipal BU setelah Liga 2 dihentikan
Skuad Persipal BU tetap rutin melakukan latihan dan uji coba selama kompetisi Liga 2 ditunda imbas Tragedi Kanjuruhan (Sumber: instagram.com/persipal_palu)

Matahari mulai tergelincir di ufuk barat menyisakan warna jingga melumuri langit Kota Palu. Spanduk bertuliskan “Pabeta Bro!” menyambut kedatangan kami di Stadion Gawalise, Jumat (13/1/2023).

Saat langkah kaki membawa makin dekat memasuki stadion yang jadi markas klub Persipal BU itu, para pemain sudah kelar latihan. Beberapa pemain tampak sedang asyik berfoto. Sementara lainnya terlihat santai berjalan sambil mengobrol menuju kendaraan. Bersiap menuju mes untuk beristirahat.

Latihan yang berlangsung petang itu sebenarnya untuk persiapan melakoni pertandingan uji coba keesokan harinya. Apa boleh bikin, keputusan sepihak PSSI menyetop kelanjutan Liga 2, tempat Persipal BU berkompetisi, bikin suasana latihan jadi sangat berbeda dibandingkan hari-hari biasanya.

“Sebenarnya besok ada uji coba, tapi saya lihat mukanya anak-anak sudah mulai enggak konsentrasi,” ujar Bambang Nurdiansyah kepada Tutura.Id. Pelatih yang beken dengan sapaan Coach Banur itu mengungkap pula bahwa jadwal uji coba juga telah dibatalkan.

Perubahan raut wajah, seperti kesaksian Coach Banur tadi, kemungkinan besar adalah cerminan dari perasaan yang saat ini berkecamuk dalam pikiran para pemain. Kecewa, sedih, bingung. Pasalnya sebagai pesepak bola profesional, berbagai kebutuhan hidup terbeli dari gaji bermain.

Persis curahan hati para pemain Persiba Balikpapan sebelum melakoni uji coba menghadapi FC Bekasi City (7/1). Para pemain yang berdiri berbanjar masing-masing memegang selembar kertas. Setiap lembar kertas memuat tulisan yang jika digabungkan terbaca, "Sepak bola cara kami berjuang untuk keluarga. Ayo, kami siap berkompetisi lagi."

Sementara kita semua tahu jika tidak ada kompetisi, maka otomatis tiada pula pertandingan. Ujung-ujungnya jasa para pemain tidak lagi dibutuhkan lantaran klub tak pula mendapatkan pemasukan.

Beberapa klub dengan kondisi finansial morat-marit bahkan sudah tidak menggaji para pemainnya sejak kompetisi ditunda imbas Tragedi Kanjuruhan. Sebuah cela abadi dalam kepengurusan sepak bola kita. Kejadiannya terjadi dalam kompetisi Liga 1 yang hingga hari ini lancar putarannya. Sementara Liga 2 dan Liga 3 diputuskan berhenti.

“Ya, tentu sangat menyesal dengan pemberhentian ini. Kami sudah rugi waktu melakukan segala persiapan dengan baik. Cuma saya bingung juga karena tim lain, saya enggak tahu persisnya, katanya yang minta Liga 2 diberhentikan. Jadi bagaimana sebenarnya?” ujar Banur sembari sesekali mengebulkan asap putih dari mulutnya.

Tutura.Id berusaha meminta tanggapan para pemain Persipal BU, coba memberikan ruang untuk menyampaikan unek-unek bahkan protes sekalipun terkait kondisi yang menjadikan mereka korban.

Apa boleh bikin, mungkin dengan berbagai pertimbangan, banyak di antara pemain yang enggan speak up.

Beruntung ada Dona Saputra yang bersedia meladeni permintaan wawancara dan angkat suara. Pemain sayap kiri asal Blitar berumur 25 tahun ini mengaku kecewa dengan keputusan Komite Eksekutif PSSI menghentikan Liga 2.

“Karena kami cari nafkah dari bola. Sebagian dari kami punya istri dan anak yang harus dinafkahi. Kalau pemain yang ada usaha sampingan, bisa menjalankan usahanya. Kalau pemain seperti saya yang hanya fokus main bola, kan, jadinya susah,” ujar mantan pemain Persikasi Bekasi itu.

Dona menuturkan bahwa sejumlah pemain dari luar Palu, termasuk dirinya, akan pulang ke daerah asal masing-masing setelah kontrak dengan Persipal BU jatuh tempo. Pilihannya mau tak mau berlaga di kompetisi-kompetisi antarkampung alias tarkam. Demi menjaga dapur tetap ngebul.

“Kalau yang kontraknya sudah habis, ya, putus kontrak. Tapi kalau di Persipal, kan, kami dikontrak selama enam bulan. Habisnya Januari 2023,” ungkap pemain yang mengenakan nomor punggung 18 ini.

Dona menambahkan sejauh ini belum sempat ada pembicaraan lagi soal perpanjangan kontrak. Coach Banur juga mengamini pernyataan anak asuhnya itu. “Kontraknya anak-anak itu memang sudah habis (bulan ini). Tapi, nanti dinegosiasi ulang.”

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Persipal Palu (@persipal_palu)

Negosiasi ulang perihal kontrak tentu saja bergantung putaran roda kompetisi. Seperti dituturkan Manajer Persipal BU Takbir Larekeng kepada kami sebelumnya, saat ini klub-klub Liga 2 sedang berupaya agar Liga 2 tetap berlanjut.

Dasarnya adalah hasil kesepakatan owner’s clubs meeting yang telah berlangsung 14 Desember 2022 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Banyak klub yang menghendaki kompetisi level kedua dalam Liga Indonesia itu tetap berjalan.

Melihat situasi dan kondisi, para klub peserta tak masalah jika format kompetisi berubah dari kandang-tandang menjadi bubble alias terpusat.

Setelah pertemuan yang diinisiasi oleh PT Liga Indonesia Baru selaku operator, diputuskan bahwa Liga 2 akan bergulir menunggu hasil verifikasi stadion. Ini menyesuaikan Peraturan Kepolisian Negara Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.

Jika segala proses tersebut berjalan lancar, Ferry Paulus selaku direkur utama PT LIB menyebut 14 Januari 2023 bisa menjadi kick-off.

Beberapa hari sebelum tanggal yang banyak diharapkan itu datang, hasil rapat PSSI justru membawa kabar sebaliknya. Surat kesepakatan para pemilik klub yang menjadi dasar keputusan tersebut banyak mendapat gugatan, termasuk Persipal BU.

Para klub yang melakukan protes merasa ada penipuan yang dilakukan pihak tertentu. Mereka sama sekali tidak merasa ikut menandatangani surat yang dimaksudkan PSSI, tapi jadi pihak yang disebut sepakat Liga 2 dihentikan.

Saat ini gelombang protes berlangsung di banyak tempat, dunia nyata dan maya. Kelompok suporter Persipal BU, misalnya, menggelar aksi di Tugu Nol Kilometer, Jalan Hasanuddin, depan Kompleks Pertokoan (14/1). Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Save Liga 2”.

Kita lihat saja ke mana ujung dari polemik yang sudah bukan hal baru dalam kepengurusan PSSI ini. Yang jelas nasib para pemain dan staf pelatih turut jadi korban dari intrik elite yang berlangsung di tubuh induk organisasi persepakbolaan nasional.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Professional Footballers' Association of lndonesia (@appi.official)

Selain upaya menggugat agar kompetisi Liga 2 tetap berjalan dari para pemilik klub dan kelompok suporter, protes juga dilayangkan oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Melalui siaran pers, asosiasi yang dibentuk sejak 2012 dan merupakan anggota FIFPro (Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional), mengaku telah berkorespondensi dengan FIFpro, pun meminta FIFA dan AFC untuk menginvestigasi penghentian Liga 2 dan Liga 3.

APPI juga akan terus melakukan komunikasi dengan para pemangku kebijakan, serta menjalin koordinasi dengan para pesepakbola yang bermain di Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 Indonesia.

Keputusan sepihak PSSI menghentikan kompetisi Liga 2 menurut APPI bukanlah suatu force majeure atau keadaaan kahar, baik menurut kontrak profesional, peraturan FIFA, ataupun peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Mantan pesepakbola Bambang Pamungkas yang juga menjabat dewan pembina dalam struktur kepungurusan APPI periode 2022-2025, pernah menuliskan soal keadaan kahar dalam konteks persepakbolaan kita.

Tulisan lumayan panjang yang diunggah 13 Desember 2021 itu rasanya masih relevan untuk kasus ini.

Ringkasnya, Bepe menulis bahwa situasi force majeure jika di negara kita ada kejadian besar yang penanganannya di luar kendali, semisal perang, pemogokan, kerusuhan, kejahatan, atau bencana alam.

Hal yang tidak dapat diperkirakan tersebut bikin semua pihak tidak bisa mengambil langkah apa pun untuk mengeliminasi atau menghindarinya. Alhasil force majeure bisa diberlakukan.

Dalam kaca mata hukum, keadaan kahar merupakan klausul yang memberikan dasar pemaaf pada salah satu pihak dalam suatu perjanjian untuk menanggung sesuatu “hal yang tidak dapat diperkirakan” sebelumnya.

Hal yang tidak dapat diperkirakan itu mengakibatkan pihak tersebut tidak dapat menunaikan kewajibannya berdasarkan kontrak yang telah disepakati.

Sementara kondisi yang terjadi sekarang sebenarnya bisa diantisipasi seandainya pihak-pihak yang berseteru dalam internal PSSI bisa meredam begitu tinggi, besar, dan kerasnya ego mereka.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
1
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Asa Persipal BU menyongsong kompetisi baru
Asa Persipal BU menyongsong kompetisi baru
Persipal BU mengumumkan 25 nama pemain yang memperkuat tim untuk mengarungi kompetisi Liga 2 musim…
TUTURA.ID - Nasib Persipal BU setelah Liga 2 dihentikan
Nasib Persipal BU setelah Liga 2 dihentikan
Manajer Persipal BU Takbir Larekeng tidak setuju dan merasa kecewa dengan keputusan PSSI menghentikan kompetisi…
TUTURA.ID - Persiapan awal Persipal menyongsong musim baru Liga 2
Persiapan awal Persipal menyongsong musim baru Liga 2
Persipal yang kini tanpa embel-embel Babel United sudah melakukan proses seleksi pemain. Pun menunjuk pelatih…
TUTURA.ID - CEO Persipal, Sultan Beybar Mastura: Saya akan menjawab keraguan orang-orang
CEO Persipal, Sultan Beybar Mastura: Saya akan menjawab keraguan orang-orang
Sultan Beybar Mastura (28) jadi CEO baru Persipal. Kepada Tutura.Id, Sultan menepis anggapan bahwa dirinya…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng