Momentum istimewa sekali seumur hidup bagi mahasiswa program sarjana di Universtas Tadulako dimanfaatkan untuk meraup cuan sebanyak mungkin. Ini dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang jeli melihat peluang dengan menawarkan barang atau jasa kepada wisudawan.
Misalnya, menjual buket bunga, selempang dengan nama, hingga menawarkan jasa foto. Praktik ini sejatinya bukanlah hal baru, namun menjadi booming sejak beberapa tahun terakhir.
Bila dulunya acara wisuda hanya menjadi lahan bisnis bagi studio foto dan penyewaan, maka sejak tahun 2017 di Indonesia berkembang tren memberikan buket bunga kepada wisudawan. Ini ditujukan sebagai bentuk apresiasi ataupun ucapan selamat atas keberhasilan studi.
Pemberian buket bunga menjadi populer seiring kemunculan media sosial, khususnya Instagram. Para pengguna Instagram akan memotret dirinya dengan buket bunga dan menggunggahnya.
Selain buket, muncul juga tren menggunakan selempang dengan tulisan nama pribadi plus gelar akademik, tidak hanya menggunakan atribut toga.
Ada juga yang memakai selempang ini sejak sidang yudisium. Berfoto dengan selempang dan buket serta menggungahnya ke akun Instagram.
Nah, di Kota Palu, tren ini juga populer. Layaknya teori dasar ekonomi, adanya permintaan/kebutuhan terhadap aksesoris ini menjadi peluang bagi mereka yang jeli. Utamanya para mahasiswa yang ingin mendapatkan “uang saku” musiman.
Salah satu momentum meraup cuan adalah momentum wisuda ke-122 Universitas Tadulako yang diikuti 1.484 peserta wisuda. Ini menjadi pasar yang besar bagi para penjaja barang dan jasa yang berkaitan dengan tren ini.
Tutura.Id mengidentifikasi usaha musiman yang dijalankan oleh mahasiswa Untad dalam momentum wisuda ke-122. Mencoba mengetahui seberapa potensial bisnis ini.
Cantiknya buket bunga
Kebanyakan penjaja buket bunga yang dijalankan oleh mahasiswa tidak menempati stan khusus di area wisuda. Utamanya mereka dengan modal pas-pasan. Mereka memilih untuk berkeliling. Satu strategi yang jitu karena memberikan pelayanan langsung.
Para penjualan buket ini didominasi oleh mahasiswa yang berkelompok. Buket bunga yang mereka jajakan juga bervariasi, mulai dari jenis, bentuk, dan juga harga.
Fatimah Azzahra, mahasiswa Untad Prodi Administrasi Publik Angkatan 20, mengaku telah berjualan buket bunga sejak empat tahun lalu. Dia menyebut bisnis ini menguntungkan untuk ukuran mahasiswa seperti dirinya.
"Awal mula saya berjualan itu karena iseng. Saya gabut (tidak ada aktivitas, red.) jadi coba-coba buat ternyata banyak yang minat," kata Fatimah.
Fatimah menjual buket bunga dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp30 ribu hingga Rp200 ribu, tergantung jenis buket, ukuran, dan tingkat kesulitannya.
"Keuntungan yang saya dapat saat momen wisuda seperti ini sekitar Rp800 ribu sampai Rp1 juta" tambahnya.
Dengan keuntungan itu, Fatimah kini dalam tahapan ingin menyeriusi bisnisnya. Tidak ingin pendapatannya hanya musiman, dirinya membuka toko online via Facebook dan Instagram serta berpromosi dari teman ke teman lainnya. Dengan begitu, dia berharap orang akan memesan buket bunga tidak hanya dalam momen wisuda semata.
Kebanggaan tersemat di selempang
Selain buket bunga, atribut “wajib” lainnya adalah selempang wisuda. Selempang menyematkan kebanggaan karena nama lengkap beserta gelar akademik tertulis di atasnya.
Bila berfoto bersama buket dan selempang, maka dianggap sempurnalah pencapaian. Peluang bisnis inilah dimanfaatkan oleh beberapa mahasiswa untuk mengeruk laba.
Salah satunya Sari Lestari. Mahasiswi UniversitasTadulako ini mengaku baru terjun dalam bisnis ini. Dia berjualan selempang wisuda selama dua bulan terakhir.
"Awalnya karena mama saya punya kantin di (Fakultas) Kehutanan. Ternyata banyak mahasiswa yang tanya-tanya di mana tempat sewa toga sama bikin selempang. Jadi dari situ saya kepikiran untuk buka usaha ini,’’ kata Sari.
Sari menjual selempang dengan harga yang bervariasi. Paling murah dibanderol Rp80 ribu dan paling mahal Rp150 ribu. Tergantung bahan dan juga panjangnya nama.
Sama seperti pebisnis Gen Z lainnya, Sari juga memanfatkan media sosial sebagai toko sekaligus tempatnya mempromisikan usahanya.
View this post on Instagram
Abadikan dengan Jasa Foto
Para mahasiswa yang memiliki keahlian fotografi memanfaatkan momen istimewa ini untuk menawarkan jasa foto wisuda dengan harga yang relatif terjangkau. Ini menjadi alternatif bagi wisudawan yang memiliki low budget.
Dwi Efrian, salah satu mahasiswa yang menawarkan jasa foto, mengaku sudah beberapa kali menjajakan jasa foto di momentum wisuda. Meski ada banyak yang seperti dirinya, tapi ada saja keuntungan yang diperoleh.
”Sudah beberapa kali saya menawarkan jasa foto seperti ini, dan ternyata banyak juga yang berminat," kata Rian, sapaan akrabnya.
Rian menawarkan jasa ini untuk mendapatkan uang tambahan. Dia bisa meraup cuan hingga Rp1 juta. Untuk jasa foto wisuda, Rian membandrol Rp100 ribu per paket. Paket ini termasuk foto di beberapa spot di area Untad dan soft file foto yang sudah diedit.
‘‘Alasan saya menawarkan jasa foto wisuda karena wisuda ini salah satu momen penting untuk diabadikan,ini menjadi peluang bagi para mahasiswa seperti saya untuk mencari keuntungan,’’ akunya.
Rian juga memanfaatan akun media sosial untuk mempromosikan jasa fotonya lewat media sosial. Di samping aktif menawarkan langsung jasanya saat di lokasi wisuda.