Jasa tukang foto keliling di Kota Palu merebak lagi
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 3 Maret 2023 - 20:07
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Jasa tukang foto keliling di Kota Palu merebak lagi
Seorang fotografer keliling sedang beraksi memotret pasangan muda-mudi di Perumahan Citraland, Tondo (Pintara Dinda/Tutura.Id)

Pada era 90-an jasa tukang foto keliling pernah booming. Mereka mangkal di tempat-tempat wisata, taman atau landmark atau tengara kota. Namun, jasa ini sempat meredup di era ponsel cerdas muncul dengan fitur kamera yang mumpuni bertebaran.

Orang-orang lebih memilih swafoto menggunakan ponsel sendiri ketimbang mengeluarkan uang untuk  memakai jasa  mereka. Cetakan lembar foto juga dirasakan sudah tidak dibutuhkan lagi.

Namun beberapa waktu belakangan profesi ini kembali muncul di Kota Palu. Merebak laiknya pengamen berkostum alias badut. Penikmatnya kebanyakan dari generasi Z.

Para tukang foto keliling ini menempati beberapa tempat wisata dalam kota dan titik-titik keramaian. Misalnya di Palu Grand Mall (PGM), Palu Barat, Taman Nasional Bundaran Hasanudin, Palu Selatan, dan Baywalk Citraland, Mantikulore.

Berbeda dengan tukang foto keliling pada dekade 90-an yang juga memberikan servis cetak foto, para juru foto keliling era kiwari hanya sebatas memberikan layanan memotret. Berbekal kamera DSLR, skill foto, dan aplikasi WhatsApp, pekerjaan ini mampu meraup jutaan rupiah.

Sebut saja Ilal (20). Salah satu tukang foto keliling yang sudah berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Di usia mudanya, Ilal bisa mendapatkan ratusan hingga jutaan rupiah dari jasa foto keliling.

Ditemui Tutura.Id di Taman Nasional Bundaran Hasanuddin, Ilal mengungkapkan dirinya bisa meraup sekitar Rp700 ribu per hari saat akhir pekan. Namun bila ditotal, rerata pendapatannya bisa menembus Rp2 juta hingga Rp3 juta per pekan.

“Kan ini baru mulai awal bulan kemarin, kalau perminggu bisa 2-3 juta, weekend biasa 700 ribu,” ungkap Ilal yang sebelumnya mangkal motret di area Baywalk Citraland.

Ilal menerapkan tarif  foto sebesar Rp5.000 per foto dengan minimal order 4 berkas foto. Jika satu klien harus mengambil 4 file foto, artinya satu orang harus merogoh kocek Rp20 ribu kepada Ilal. Nantinya foto-foto yang dipilih oleh klien akan dikirim Ilal melalui aplikasi WhatsApp.

Soal modal, Ilal mengaku masih menggunakan kamera milik sepupunya. Oleh karena itu, dia masih harus berbagi penghasilan sebagai ganti biaya sewa kamera tersebut. Pembagiannya sebesar 50% dari pendapatannya. Sisanya masuk ke kantong pribadi.

Meski mendapatkan penghasilan yang tidak sedikit dari menjajakan jasa foto, Ilal masih menganggap pekerjaannya itu sebagai usaha saat waktu senggang. Sebab Ilal masih memprioritaskan permintaan foto pernikahan.

Caption

Jadi bisnis terorganisir

Besarnya penghasilan yang mampir dari sektor jasa ini dipandang sebagai lahan bisnis yang menggiurkan bagi beberapa pihak dengan modal besar. Temuan Tutura.Id, jasa foto keliling di Kota Palu kini sudah terorganisir. Bukan lagi murni pekerjaan mandiri tukang foto keliling.

Di Perumahan Baywalk Citraland, misalnya, para tukang foto keliling ini memiliki satu bos yang berperan sebagai pemodal. Sosok ini yang menyediakan kamera bagi empat tukang foto keliling. Tidak hanya itu, sang bos juga yang mengurusi izin dan iuran lokasi ke pihak pengelola Perumahan Citraland.

Fandi (26), salah satu tukang foto keliling di Perumahan Citraland, mengungkapkan praktik jasa foto keliling di lokasi itu sudah jalan sejak 2-3 tahun belakangan. Namun dia baru bergabung setahun terakhir.

Menurut Fandi yang sehari-hari juga bekerja di bagian manajemen Sub Plaza Palu, praktik jasa foto keliling di Perumahan Citraland boleh jadi pelopor bisnis serupa lainnya di Kota Palu. Sebab dulunya orang lain tidak terpikir untuk menjalankan jasa foto keliling di tempat keramaian.

“Saya bilang baru hype sekarang itu foto-foto jalanan setelah kami turun Citraland. Nah, itu makanya kami jadi citra (patokan, red),” ujar Fandi.

Bicara pendapatan, Fandi bisa mendapatkan uang Rp100 ribu saat hari kerja dan Rp200 ribu saat akhir pekan. Uang itu sudah bersih dari potongan sewa kamera dan lokasi yang harus disetorkan kepada bos.

Pendapatkan Fandi dan ketiga rekan tukang foto keliling lainnya memang dipotong dengan rasio 70:30. Potongan terbesar diserahkan kepada juragan sebagai pemilik peralatan. Sementara bagian sisanya kepada para fotografer.

Soal tarif, Fandi memberi banderol Rp5.000 per foto. Tidak ada batas minimal order. Pembayaran untuk satu foto pun diterimanya. Pun demikian, rata-rata klien memberikan uang untuk lima file foto.

Untuk memastikan pendapatan mereka tetap ada dan stabil, bos mereka memastikan tidak ada kelompok fotografer keliling lain yang berseliweran di lokasi Baywalk Citraland. Hak eksklusif ini, terang Fandi, sudah diurus oleh bosnya ke pengelola Citraland.

Tentu saja keistimewaan tersebut bukan berarti juga mengikat hak pengunjung lain yang ingin berfoto menggunakan kamera atau smartphone sendiri tanpa menggunakan jasa mereka. Namun, bila ada jasa foto pernikahan yang masuk ke area Citraland, maka fotografer tersebut wajib mengantongi izin dari pengelola Citraland.

Seorang pengunjung di Perumahan Baywalk Citraland, Tondo, menggunakan jasa tukang foto keliling dan pengamen berkostum alias badut (Pintara Dinda/Tutura.Id)

Lebih dari satu lokasi

Melalui hasil penulusuran kami, ternyata ada bisnis jasa foto keliling yang lebih besar. Melibatkan lebih banyak fotografer dibandingkan yang ada di Perumahan Baywalk Citraland.

Kelompok ini diorganisir oleh satu bos yang merekrut 10 orang tukang foto. Mereka kemudian menempati lokasi-lokasi pusat keramaian, mulai dari Huntap Duyu (3 orang), Food Court BNS (1 orang), Milennium Waterpark (1 orang), dan Palu Grand Mall (5 orang). Sempat ada yang bertugas di Palu City Square, tapi kemudian dipindahkan lantaran sepi pengunjung.

Rahmat (20), baru saja ditempatkan di PGM sejak awal Februari 2023. Dulunya, dia solo karier sebagai tukang foto keliling selama tiga bulan. Awal ketertarikannya bergabung dalam kelompok ini muncul setelah melihat info lowongan pekerjaan.

Sebagai orang yang sudah familiar dengan kamera sejak berstatus siswa SMP, Rahmat pun percaya diri dengan kemampuannya. Meski kamera yang digunakannya adalah milik kakaknya.

Saat bekerja, Rahmat memakai kamera milik bosnya. Dia dan empat rekannya ditarget pemasukan sebesar Rp250 ribu per hari. Bila dalam sehari target mereka tidak mencapai target, maka inisiatif yang mereka lakukan mau tak mau harus memotret di luar area PGM.

Hal ini dilakukan karena mereka mendapatkan gaji per bulan sebesar Rp2 juta per orang. Aturan target dan besaran gaji yang sama juga diberlakukan kepada mereka yang mangkal di Huntap Duyu, BNS, dan Millenium Waterpark. 

Di PGM, kelompok Rahmat terlihat bekerja rapi dan terorganisir. Ada tempat khusus bagi mereka untuk beristirahat di Lantai 3. Terlihat banner nama usaha dan juga kursi untuk beristirahat.

Tempat khusus tersebut bukanlah kantor atau studio foto yang disewa oleh bos sebagai pemilik alat, sebab hingga sekarang mereka baru mengandalkan promosi usaha melalui Instagram dengan menyertakan nomor WhatsApp

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Melongok penerapan aturan pembatasan menggunakan plastik sekali pakai
Melongok penerapan aturan pembatasan menggunakan plastik sekali pakai
Pemkot Palu mulai 1 Agustus 2023 membatasi penggunaan plastik sekali pakai di area publik. Efektifkah…
TUTURA.ID - Memupuk generasi yang cinta damai dan toleran
Memupuk generasi yang cinta damai dan toleran
Generasi Damai Indonesia (GEDI) Palu mengadakan lomba dalam rangka perayaan Hari Kemerdekaan RI. Harapannya bisa…
TUTURA.ID - Film Barbie bukan sekadar tentang boneka pesolek
Film Barbie bukan sekadar tentang boneka pesolek
Tayang bersamaan dengan Oppenheimer arahan Christopher Nolan, film Barbie tetap bisa mencuri perhatian warga Palu.…
TUTURA.ID - Pencipta konten asal Palu menang dalam Panasonic Young Filmmaker 2022
Pencipta konten asal Palu menang dalam Panasonic Young Filmmaker 2022
Adi Heriyanto terpilih sebagai pemenang dalam subkategori Conceptual Wedding Video dengan konsep video pernikahan bertajuk…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng