Kemeriahan memancar dalam pembukaan pameran tematik “Handicraft Expo Sulawesi Tengah” edisi keempat yang berlangsung di Taman GOR, Jalan Moh. Hatta, Palu Timur (4/8/2023).
Stan-stan yang hadir berderet menampilkan berbagai hasil kriya (craft) alias kerajinan tangan dengan nilai seni, mulai dari gitar kopong, kain tenun, buket, miniatur kapal yang terbuat dari kayu eboni, topi, anyaman dalam aneka bentuk, hingga aksesori lain seperti gelang dan kalung.
Masing-masing penunggu stan dengan ramah menjelaskan kepada pengunjung keunikan dan keunggulan produknya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tengah menghelat acara rutin ini hingga Ahad (6/8). Ada 10 perwakilan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten/Kota dan sembilan pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang dilibatkan. Semuanya bergerak dalam bidang kriya.
Selain pameran dan presentasi produk dari para pelaku usaha, jalannya acara juga dimeriahkan oleh sejumlah gelar wicara, suguhan musik, dan permainan berhadiah.
Kepala Dinas Disperindag Prov. Sulteng Richard Arnaldo Djanggola dalam sambutannya berpesan agar para pelaku usaha senantiasa inovatif dan kreatif dalam memproduksi karya. Tujuannya semata agar bisa membuka peluang bisnis lebih luas sehingga dapat bersaing di pasar global.
Richard juga berharap penyelenggaraan acara ini bikin masyarakat lebih punya kesadaran untuk jadi konsumen aneka produk lokal, khususnya dalam bidang kerajinan tangan.
“Mencintai produk hasil buatan daerah dengan cara membeli produk kerajinan tangan dari IKM kabupaten/kota dan seluruh daerah di Provinsi Sulteng sebagai etos kerja gotong royong dan rasa nasionalisme,” sambung Richard Arnaldo.
View this post on Instagram
Saat ditemui Tutura.Id, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Fajar Setiawan selaku ketua panitia Handicraft Expo 2023 menjelaskan, penting bagi para pelaku usaha untuk senantiasa melakukan inovasi terhadap desain produk yang dihasilkan. Faktor tak kalah penting lainnya menjaga kualitas agar tetap punya nilai jual.
“Apalagi produk kerajinan tangan seperti kain tenun dan aksesori, kan, tidak punya batasan umur. Siapa saja bisa beli. Jadi tinggal pelaku usahanya yang inovatif. Bagaimana mereka mencari cara untuk membuat karya disesuaikan dengan apa yang hype sekarang ini,” imbuhnya.
Konsep pameran kali ini yang hadir secara tematik, lanjut Fajar, merupakan bentuk inovasi baru pemerintah agar lebih memudahkan pelaku usaha dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan.
Terdahulu pelaksanaan expo melibatkan semua produk unggulan setiap daerah tanpa adanya pengelompokan atau spesifikasi.
Pemilihan tempat pelaksanaan sengaja di lapangan terbuka. Maksudnya agar para pelaku usaha terbiasa dengan atmosfer melakukan promo dan menjajakan langsung produk mereka kepada warga.
“Konsep yang seperti ini jadi lebih teratur dan terarah. Pameran juga berlangsung outdoor supaya menjadi lebih interaktif dan terjadi perputaran ekonomi di dalamnya. Jadi pamerannya tidak monoton,” pungkas Fajar Setiawan.
Berdasarkan pemaparan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, kriya yang jenisnya terdiri dari bahan kayu, tekstil, keramik, logam, kulit, dan batu menjadi salah satu subsektor ekonomi utama penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, selain fesyen dan kuliner. Pun menyerap banyak tenaga kerja.
Sementara yang masih jadi unggulan Sulteng berupa produk kerajinan tangan dari eboni, rotan, kelapa, dan tenun-tenun lokal.
Lantaran posisi pentingnya dalam menunjang roda perekonomian daerah, juga nasional, pemerintah telah menjadikan kegiatan pameran kerajinan tangan sebagai agenda rutin.
Handicraft Expo Sulawesi Tengah kerajinan tangan pengrajin kriya Dinas Perindustrian dan Perdagangan ekonomi kreatif Dewan Kerajinan Nasional Daerah Industri Kecil Menengah