Alih wahana peninggalan situs megalit dalam rupa Syair Batu Tua
Penulis: Hermawan Akil | Publikasi: 30 November 2024 - 07:17
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Alih wahana peninggalan situs megalit dalam rupa Syair Batu Tua
Gedung Auditorium Museum Provinsi Sulteng jadi tempat berlangsungnya pameran visual “Syair Batu Tua” | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Khazanah peninggalan benda-benda cagar budaya berupa situs megalit yang usianya ribuan tahun sangat rentan terhadap perubahan iklim. Itu karena batu-batu tersebut berada di bentang alam terbuka yang tak terlindungi dari terpaan panas dan hujan. Maka kerusakan terhadapnya adalah sebuah keniscayaan.

Padahal situs-situs yang tersebar mengisi Kawasan Megalitik Lore Lindu itu sedang gencar dipromosikan agar menjadi salah satu warisan dunia UNESCO.

Agar kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga situs-situs tersebut dari kerusakan makin tinggi, Dinas Kebudayaan Provisi Sulawesi Tengah, melalui UPT Taman Budaya dan Museum, bekerja sama dengan Halaman Belakang Film Studio menggelar pameran visual “Syair Batu Tua”.

Lokasi pameran berlangsung di Gedung Auditorium Museum Provinsi Sulteng, Jalan Kemiri, Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat (28—30 November 2024).

Pameran ini hadir dalam bentuk presentasi multimedia interaktif yang dibangun melalui inisiatif pemodelan digital tiga dimensi, gubahan syair, serta rekaman bentang suara alam dan manusia dengan melibatkan interaksi pengunjung di dalam ruang.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kukuh Ramadan (@ramadankukuh)

“Artefak-artefak yang ada di bentang alam terbuka itu akan lebih cepat mengalami aus atau pengeroposan karena gejolak iklim. Kita beranggapan suatu saat mungkin bisa saja batu-batu yang ada di sana tidak ada lagi. Entah berapa tahun ke depan. Nah, sebelum itu terjadi, kami berinisiatif mengambil data-datanya di beberapa situs di Behoa,” kata Kukuh Ramadan selaku direktur pameran kepada Tutura.Id.

Rekonstruksi digital tiga dimensi ini adalah data terbaru yang diambil pada tahun 2024 di situs Entovera, situs Tadulako, dan situs Pokekea di Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. Data tersebut kemudian diolah persis seperti yang ada di lapangan, mulai dari bentuk visual dan tekstur situs megalit.

Bukan hanya menghadirkan situs-situs megalit dalam bentuk atraksi cahaya, pameran ini juga memutarkan beberapa film, seperti Gunung Pogogul ( karya Eldiansyah Ancha Latif), Tolelembunga (Eldiansyah Ancha Latif), Boyo Pogut (Eteng Irsyad), Dade Ndate (Mohammad Ifdhal), dan I Manu Warale (Fauzan Kurnia Muttaqin). Tak ketinggalan syair-syair yang memiliki hubungan satu sama lain dengan tema yang diangkat.

Pameran visual "Syair Batu Tua" juga turut memutarkan beberapa film yang bisa disaksikan oleh para pengunjung | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Akses untuk khalayak mengunjungi pameran visual  ini mulai terbuka pukul 08.00—20.00 Wita. Saat rehat makan siang, sekitar pukul 12.00—14.00 Wita, alat-alat elektronik yang digunakan dalam pameran ini juga diberikan waktu beristirahat. Semacam maintanance alias pemeliharaan.

Berbeda dengan pameran visual kebanyakan yang berlangsung saat malam hari, “Syair Batu Tua” bermula sejak pagi hari.

Kukuh Ramadan menyampaikan bahwa pemeran yang terbuka untuk umum ini berharap juga bisa menyasar perhatian anak-anak. Museum Provinsi Sulteng selama ini memang kerap mendapatkan kunjungan dari anak-anak pelajar saat pagi hari.

Selain mengingatkan betapa rentannya cagar budaya akibat perubahan iklim, pameran visual ini juga bertujuan untuk melestarikan dan mendekatkan kembali warisan pengetahuan budaya megalitik di Sulawesi Tengah kepada khalayak luas, yaitu warisan budaya yang memiliki nilai penting, tidak hanya dari perspektif arkeologis, tapi juga dalam konteks penelitian sejarah penyebaran budaya dan bahasa serumpun di Nusantara.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Pemanasan Komunitas Seni Tadulako sebelum tampil di Festival Budaya Panji 2024
Pemanasan Komunitas Seni Tadulako sebelum tampil di Festival Budaya Panji 2024
Komunitas Seni Tadulako akan membawakan pertunjukan berjudul "Tadulako Memeas" yang diangkat dari cerita Suku Lauje…
TUTURA.ID - Merayakan karya Hasan Bahasyuan sebagai maestro kesenian Sulawesi Tengah
Merayakan karya Hasan Bahasyuan sebagai maestro kesenian Sulawesi Tengah
Mengenang sosok maestro seni dan budaya Sulawesi Tengah, Hasan Bahasyuan, yang hingga kini tak ada…
TUTURA.ID - HEY BOSKU: Kritik atas realitas politik hari ini
HEY BOSKU: Kritik atas realitas politik hari ini
Lagu tunggal terbaru PARAPPPA bertajuk "HEY BOSKU" hadir untuk merespons musim kampanye politik yang menciptakan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng