Banjir bandang yang menerjang Desa Torue, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, membawa duka. Tiga orang meninggal dunia, dan empat lainnya hilang, Kamis (28/7).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis analisis sementara penyebab banjir.
Lewat data satelit tampak bahwa curah hujan sejatinya cuma berkategori sedang, tapi turun dalam durasi lama. Situasi memburuk lantaran ada pasang tinggi di sekitar muara sungai.
Ringkasnya: Saat debit air dari hulu bertambah lantaran hujan; pada saat bersamaan area hilir pun menangung beban berlimpah. Kombinasi keduanya membuat debit air jelang muara sungai membeludak.
Adapun titik-titik limpasan air–yang akhirnya meluap–berada pada area lekukan sekaligus pertemuan dua sungai. Ketiadaan tanggul nan memadai turut memperumit situasi.
“Jika debit hulu bertambah akibat hujan, maka titik-titik limpasan ini sangat mungkin meluap dan menggenangi permukiman di daerah hilir," ujar Abdul Muhadir, (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB, seperti dilansir Merdeka.com (31/7).
Adapun kawasan permukiman yang terdampak punya ketinggian topografi 2-3 meter dari permukaan laut. Sedangkan titik limpasan air berada pada ketinggian 4-5 meter dari permukaan laut. Ketimpangan itulah yang membuat banjir tiba dengan arus deras.
Menimbang situasi itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, berjanji akan menormalisasi sungai sebagai area penampung air. Kala berkunjung ke Torue (2/8), Menteri Basuki juga melontarkan rencana pemerintah untuk membangun tanggul di sekitar pantai.
Sebelumnya (31/7), Kepala BNPB, Suharyanto, menyinggung perihal perbaikan dan reboisasi di area hulu. "Untuk pencegahan jangka panjang ke depan, maka harus dibuat rencana kontijensi, antara lain dengan memperbaiki lingkungan,” katanya, saat ke Torue.
Banjir menghantam empat dusun di Desa Torue; berdampak pada 1.459 jiwa (472 kepala keluarga); menggenangi ratusan rumah; mengakibatkan puluhan rumah rusak berat (termasuk hanyut); pun memaksa 366 jiwa berteduh di pengungsian.
Hingga kini upaya pencarian korban hilang masih terus dilakukan. Tim Basarnas berfokus pada pencarian di laut dan pesisir.