Dalam sepekan terakhir terjadi bencana alam di beberapa wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), berupa banjir, longsor dan gelombang pasang. Bencana alam ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang mengakibatkan tingginya curah hujan dan memicu tinggi gelombang air laut naik.
Tutura.Id merangkum bencana apa saja yang terjadi di rentang waktu mulai 5-10 Maret 2023. Seluruhnya berdasarkan laporan kaji cepat oleh Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng.
*Minggu, 5 Maret 2023
Bencana alam berupa longsor di KM 45 Desa Enu, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Peristiwa ini yang terjadi pada pukul 14.00 Wita ini menelan 1 korban jiwa yakni Hendra (25) dan membuat dua pekerja lainnya luka berat yakni Taufik (22) dan Saifudin (29).
Ketiganya merupakan pekerja konstruksi penanganan longsor Jalan Poros Palu-Tolitoli di Desa Enu. Sebelumnya, hujan terus mendominasi beberapa hari terakhir.
*Selasa, 7 Maret 2023
Pukul 21.00 Kota Palu diguyur hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan beberapa titik di Kota Palu mengalami banjir. Di Kelurahan Balaroa, sungai meluap masuk drainase sehingg merendam kurang lebih 100 rumah warga di Jalan Bayam dan 1 rumah di Jalan Datu Adam
Di tempat lain, akibat curah hujan yang tinggi pada pukul 17.50 WITA, Sungai Sambo meluap. Air sungai kemudian merendam Desa Sambo, Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Tercatat 30 Ha area persawahan, 20 Ha area perkebunan dan 1 unit gilingan padi milik warga terendam air. Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir ini.
*Rabu, 8 Maret 2023
Dua desa dan satu kelurahan di Kabupaten Banggai Laut ikut terdampak akibat gelombang pasang. Tim reaksi cepat BPBD Provinsi Sulteng menyebutnya sebagai gelombang besar.
Akibatnya, 1 unit rumah warga di Desa 1 unit rumah warga di Desa Mosongan rusak berat, 3 unit rumah di Desa Gong-gong rusak ringan, dan 26 unit rumah warga di Kelurahan Dodung rusak ringan. Tidak terdapat korban jiwa dalam bencana ini.
*Jumat, 10 Maret 2023
Terjadi hujan dengan intentsitas tinggi di Desa Koromatantu, Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara. Hal ini menyebakan banjir dan mengakibatkan 12 unit rumah terendam. Peristiwa ini berdampak pada kehidupan 50 jiwa warga setempat.
Cuaca ekstrem masih bertahan
Cuaca ekstrem disinyalir masih akan terus terjadi di wilayah Sulteng. Khususnya pada 11-13 Maret 2023. Bahkan di laman BMKG, telah dikeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga tinggi yang disertai petir/kilat dan angin kencang pada siang hari.
Diperkirakan kondisi cuaca itu terjadi pada 14 Maret 2023, di Kota Palu, Buol, Tolotoli, Sigi, Parigi Moutong, Poso, Morowali Utara, dan Banggai.
Prakirawan cuaca pada Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Farhan kepada Tutura Id, mengungkapkan BMKG Pusat telah mengeluarkan peringatan (warning) mengenai potensi peningkatan curah hujan ini.
Farhan mengungkapkan warning dikeluarkan karena adanya daerah tekanan rendah di Halmahera, terdapat wilayah sirkulasi sikonik, atau perputaran udara memanjang dari Kalimantan Barat ke Kalimantan Timur.
Kondisi ini lantas memengaruhi cuaca di atas wilayah Sulteng. Selain itu, karena berada tepat di tengah-tengah, membuat Sulteng memiliki wilayah-wilayah konvergensi karena ada perlambatan angin.
“Jadi memang dikatakan ada kemungkinan peningkatan potensi hujan di wilayah Morowali, Parigi, Buol, Tolitoli, Poso, Banggai, dan Touna,” ungkap Farhan.
Waspada perubahan sekitar
Jeli atau tidaknya terhadap perubahan ekstrem di lingkungan sekitar, menjadi kunci agar terhindar dari bencana akibat cuaca. Farhan menghimbau agar masyarakat bisa lebih jeli memperhatikan perubahan di sekitar lingkungan. Dengan begitu, nyawa bisa terselamatkan.
Farhan mengungkapkan cuaca buruk dapat diketahui secara dini. Caranya, dengan memperharikan kecepatan angin dan suhu udara. Menurutnya, ketika angin mulai kencang dan kemudian hilang disertai udara panas sehingga membuah gerah, maka sudah harus waspada.
“Istilahnya anginnya sedang mengumpulkan energi, lalu nanti kemudian akan turun dan menyebabkan antara 2 pusaran angin. Atau kalau dalam keadaan hujan, karena terlalu dingin, maka yang akan turun adalah hujan es,” ungkapnya.
Bila menemukan tanda-tanda yang dimaksud, maka Farhan menyarankan agar warga bisa mengambil tindakan untuk mengungsikan diri demi keselamatan masing-masing.
Dia kemudian menyebut bila daerah tersebut adalah wilayah yang memiliki riwayat angin puting beliung, maka risikonya lebih tinggi. Olehnya, warga dengan rumah semi permanen, disarankan agar bisa mengungsikan diri ke tempat yang lebih aman.
“Jauhi pohon-pohon besar, papan iklan atau baliho besar karena kemungkinan untuk tertimpa ke kitanya, kalau misalnya ada angin kencang,” pungkasnya.***
bencana bencana alam banjir longsong gelombang pasang hujan cuaca angin puting beliung BMKG Sulawesi Tengah Sulteng Donggala Kota Palu Banggai Laut Sigi Morowali Utara