Asa generasi muda dalam mendorong pembangunan berwawasan lingkungan di Sigi
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 28 Juni 2023 - 15:42
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Asa generasi muda dalam mendorong pembangunan berwawasan lingkungan di Sigi
Townhhall Muda Sigi 2023 di Aula Rektorat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Nasional Datokarama, Sigi (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Sejak lama generasi muda punya andil penting yang tercatat dalam tinta emas sejarah perjalanan bangsa ini. “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Demikian nukilan pidato Ir. Sukarno, proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, yang sangat masyhur.

Peran generasi muda zaman kiwari terang sudah berbeda dengan generasi terdahulu yang kini sudah menjadi baby boomers. Gema perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah kini berganti upaya mendorong pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

Menjaga kelestarian lingkungan tidak boleh tidak harus selalu berjalan beriringan dalam derap pembangunan mengingat perubahan iklim yang saat ini terjadi.

Andil generasi muda dalam mewujudkan agenda tersebut yang membuat Generasi Lestari bersama Pijar Foundation menggelar Townhall Muda Sigi 2023 sebagai rangkaian Festival Lestari V yang berlangsung di Kabupaten Sigi.

Literalnya town hall bermakna balai kota alias tempat para pejabat atau pemerintah daerah mengadakan pertemuan. Dunia kerja lantas menyerapnya untuk istilah pertemuan yang dihadiri anggota masyarakat, organisasi, atau perusahaan.

Pertemuan atau town hall meeting yang biasanya diadakan di tempat umum atau aura serbaguna, berlangsung sesi diskusi, pemberian kritik dan saran, serta tukar-menukar informasi mengenai topik tertentu.

Mengusung tema “Berkolaborasi Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Sigi”, Townhall Muda berlangsung di Aula Rektorat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Nasional Datokarama, Sigi, Sabtu (24/6/2023).

Dalam acara ini kaum muda diberikan kesempatan untuk saling berbagi ide dan pengalaman dalam mewujudkan kolaborasi antara beberapa bidang, seperti pemerintahan, akademisi, sektor publik, dan komunitas dalam upaya pengembangan sektor ekonomi lestari di daerah, khususnya di Kabupaten Sigi.

Tiga sosok yang dihadirkan sebagai narasumber adalah Harri Ramdhani (co-founder Pipikoro Coffee & Roastery), Mardiyah (penasihat keuangan independen sekaligus Direktur PT. Hannah Asa Indonesia), dan Mohammad Mas'ud (pegiat Bank Sampah Mpanau).

Sementara Pemerintah Kabupaten Sigi mengutus Sekretaris Badan Perencanaan, Pembangunan, dan Pengembangan Daerah Irjik Abdul Goni.

Para mahasiswa dan mahasiswi UIN Datokarama yang menghadiri diskusi tampak bersemangat dan antusias mendengarkan pemaparan dari para narasumber.

Para peserta dan narasumber Townhall Muda Sigi 2023 foto bareng usai acara (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Mardiyah yang dapat kesempatan berbicara pertama tak hanya menekankan pentingnya perencanaan keuangan bagi kalangan anak muda, tapi juga mengajak generasi muda Sigi untuk turut serta melestarikan alam dengan menerapkan sistem ekonomi berbasis lestari.

Hamparan dan keindahan alam di Sigi menurutnya juga sangat bisa dimanfaatkan menjadi ekowisata. Generasi muda yang sudah melek teknologi digital bisa mempromosikan eksotisme tersebut melalui berbgai platform di internet atau kanal-kanal media sosial.

Pada kesempatan berikutnya, Mohammad Mas’ud menjelaskan betapa kecakapan dalam mengelola sampah bisa mendatangkan pemasukan ekonomi.

“Untuk saya sendiri, bank sampah ini jadi penghasilan utamaku. Kalau dihitung bisa mencapai UMR. Jadi sebenarnya sampah-sampah yang dibuang langsung ke TPA itu masih bisa diolah dan dijadikan pendapatan,” ungkap Mas’ud.

Oleh karena itu, ia mengharapkan soal manajemen pengolahan sampah jadi isu penting yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Menanamkan dan mengajarkan sejak dini kepada anak pentingnya mengurangi sekaligus cara mengolah sampah.

Manfaat lain dari pengelolaan sampah yang telah dilakoninya ini tentu saja dalam hal menciptakan lingkungan yang bersih dan hijau.

Harri Ramadhani yang ditemui Tutura.Id mengatakan bahwa kolaborasi antara para petani kopi dan pemerintah sejauh ini sudah terjalin.

Pun demikian, ia mengaku bahwa yang tak kalah dibutuhkan saat ini adalah soal edukasi. Sehingga lebih banyak petani yang bisa menghasilkan biji kopi berkualitas dan bernilai jual tinggi.

"Edukasi untuk mengetahui tata cara penanaman, panen, hingga pengolahan kopi yang benar. Pengetahuan tentang proses setelah memanen kopi, kan, terbagi lagi. Ada proses yang natural, pemisahan antara biji kopi dan buahnya, sampai penjemuran. Itu semua yang kami dorong untuk bisa dipraktekkan,” tambah Harri.

Ia mengatakan pemerintah sudah melakukan beberapa bentuk bantuan, khususnya dalam bidang perkebunan kopi. Hanya saja kenyataannya hal tersebut kemudian tidak berkelanjutan.

Persoalannya lagi-lagi terkait kurangnya edukasi, mulai dari soal tata kelola manajemen hingga kecakapan dalam menggunakan alat-alat bantuan. Alhasil beberapa petani tidak optimal memanfaatkan bantuan yang diberikan.

"Makanya kami sebetulnya membutuhkan ada pembina minimal satu orang untuk setiap kecamatan penghasil kopi. Karena ada beberapa petani yang masih bingung dan tidak menggunakan alat dengan maksimal,” pungkasnya.

Irjik Abdul Goni menyatakan segala aspirasi yang disampaikan para generasi muda dalam acara ini akan menjadi pertimbangan berharga untuk membangun masa depan Sigi yang lebih baik.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Petani milenial untuk membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan
Petani milenial untuk membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan
Perluasan pengetahuan dan penerapan teknologi menjadi kunci untuk melangkah maju dan menjawab tantangan krisis pangan.
TUTURA.ID - Menjadikan Taman Nasional Lore Lindu sebagai Energy of Celebes
Menjadikan Taman Nasional Lore Lindu sebagai Energy of Celebes
Pemerintah Kabupaten Sigi berkomitmen untuk terus mendukung upaya konservasi dan pengelolaan kawasan Taman Nasional Lore…
TUTURA.ID - Perundungan di sekolah, problem akut yang tak berkesudahan
Perundungan di sekolah, problem akut yang tak berkesudahan
SMP Al-Azhar Mandiri Palu telah mengatur larangan perundungan di sekolah kepada para murid sejak awal…
TUTURA.ID - Merajut Ramadan penuh arti di Bukit Sofa
Merajut Ramadan penuh arti di Bukit Sofa
Ada banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk mengisi bulan suci Ramadan. Remaja Islam Bukit…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng