Usai menyelesaikan pembangunan tahap pertama ruang terbuka hijau (RTH) Taman Taiganja Kalukubula, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi kembali menyiapkan rencana pembangunan infrastruktur baru.
Proyek yang dimaksudkan adalah pembangunan stadion sepak bola baru. Lokasinya di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru. Hal itu disampaikan Bupati Sigi Mohamad Irwan kala Tutura.Id menemuinya di ruang kerjanya, Kamis (13/4/2023).
“Di sana (Desa Lolu, red.) tidak hanya stadion atau lapangan sepak bola saja, tapi ada dua lapangan. Bagian tengahnya untuk cabang olahraga sepak bola. Lalu di sampingnya ada lapangan khusus cabor lain semisal atletik seperti lari dan bela diri macam karate, taekwondo, dan pencak silat,” ungkap Irwan.
Arena pertandingan untuk cabor lainnya, seperti bola voli, sepak takraw, bulu tangkis, dan lain-lain nantinya juga akan disediakan dalam kompleks olahraga tersebut. Kurang lebih desainnya semacam mini sport center.
Menurut Irwan, alasan pembangunan sarana dan prasarana (sapras) baru khusus untuk olahraga dibanding merevitalisasi ulang sejumlah lapangan sepak bola yang lama seperti Stadion Madani di Biromaru dan Dolo semata demi menata ulang sistem pembinaan para atlet.
“Karena cabor dan atlet ini ada banyak, maka mini sport center ini lebih spesifik untuk cabor yang mendulang banyak prestasi untuk Kabupaten Sigi. Lahan pembangunannya juga mesti memadai sehingga dipilihlah lahan seluas tiga hektare di Lolu,” tambahnya.
Selain itu, pertimbangan rasional membangun mini sport center adalah karena para atlet di Sigi ikut meningkatkan rangking daerah dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Tengah.
Ketika berlangsung Porprov Sulteng ke-VIII tahun 2019 di Parigi Moutong, para atlet cabor asal Sigi berhasil menempati posisi keempat dengan raihan 88 medali.
Posisi itu kemudian terkatrol naik satu peringkat pada ajang Porprov Sulteng ke-IX di Banggai dengan perolehan 114 medali.
Bahkan dalam ajang tersebut kontingen Sigi menyabet juara umum untuk cabor taekwondo dengan perolehan 14 medali. Para atlet asal Sigi juga membawa pulang 21 medali dari cabor atletik.
Sementara untuk cabor karate dan pencak silat, masing-masing meraih 5 dan 12 medali.
Prestasi para atlet Sigi juga moncer dalam sejumlah cabor, antara lain petanque (10 medali), renang (14), sepeda (3), panjat dinding (9), panahan (3), gateball (9), tinju (6), sepak takraw (3), tenis (2), basket (1), dan catur (1).
Sementara untuk cabor sepak bola langkah Sigi terhenti pada putaran perdelapan final. Catatan terbaik Sigi dalam olahraga ini terjadi saat mengikuti Porprov Sulteng ke-VIII tahun 2019. Kala itu mereka berhasil masuk putaran semifinal.
Intip peluang jadi venue PON dan ikut kompetisi Piala Soeratin
Berdasarkan hasil tersebut dan potensi olahraga yang cukup menjanjikan di Kabupaten Sigi, Mohamad Irwan menyebut tak ada alasan untuk tidak menyeriusi pembangunan infrastruktur olahraga.
“Nantinya sport center ini bisa jadi ikon baru di Sigi. Apalagi Sulteng berencana mengejar peluang sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Jadi kami juga meminta kepada Gubernur Rusdy Mastura supaya bisa diberikan satu porsi untuk ajang tersebut,” imbuhnya.
Optimisme ketua Partai Golkar Sigi ini laik diapresiasi meski sejatinya Sulteng tak jadi tuan rumah ajang multi cabor tingkat nasional itu. Sebelumnya, Sulteng dan Gorontalo berencana akan menjadi tuan rumah PON yang bakal berlangsung pada 2028.
Hingga batas akhir pengembalian formulir, dua daerah bakal calon tuan rumah PON ke-22 itu tak kunjung menyelesaikan pendaftaran. Komite Olahrga Nasional Indonesia (KONI) lantas menetapkan Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai tuan rumah.
Pun demikian, ketua Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Sigi ini tak patah semangat. Ia tetap melanjutkan proyek tersebut.
Rencana pembangunan sport center itu juga telah ia bahas dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan pejabat teras Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Kami sudah bertemu dengan anggota DPR RI komisi XI (Pak Muhidin, red.) dan Pak Sabil Rahman (staf khusus Menpora). Keduanya mendukung penuh upaya ini. Lepas lebaran kami berencana mau paparkan langsung di hadapan Menpora Dito terkait pembangunan sport center ini,” jelasnya.
Pembangunan Sigi Sport Center ini akan menghabiskan anggaran senilai Rp40 miliar. Konsep pembiayaannya direncanakan dengan model sharing dari APBD Sigi berkisar Rp5-10 miliar, selebihnya melalui pendanaan pemerintah pusat dan model kemitraan lainnya.
Selain ingin membangun gelanggang olahraga yang representatif bagi daerah dan juga para atlet, Irwan telah menyiapkan rencana khusus bagi para bibit-bibit muda pesepakbola di Sigi.
“Untuk tahun ini lewat Askab PSSI dan KONI Sigi dianggarkan hampir Rp250 juta untuk membiayai pelatih lewat program Training of Trainers (ToT), juga membangun klub lewat sekolah sepakbola (SSB) yang sudah ada,” kata Irwan.
Ia melihat peluang para bibit muda ini lebih banyak berkembang secara alami ketimbang terstruktur macam klub-klub besar yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, para atlet asal Sigi lebih banyak berkiprah di luar daerah dibanding membela daerah dalam sejumlah kejuaraan.
Program pembinaan atlet muda untuk cabor sepakbola ini juga disiapkan agar bisa berkompetisi di Piala Soeratin, salah satu ajang sepakbola bergengsi dan tertua di tanah air.
Piala Soeratin atau Soeratin Cup merupakan kompetisi yang mempertemukan talenta muda berbakat di dunia sepakbola untuk kategori under eighteen (U-18), mulai dari kelompok umur U-13, U-15, dan U-17.
Sejauh ini Piala Soeratin telah bergulir di tingkat regional provinsi dan masih menunggu kepastian untuk tingkat nasional imbas pembatalan yang dilakukan oleh PSSI, pertengahan Maret 2023 lalu.
Sigi Sport Center Kabupaten Sigi olahraga cabor sepak bola atlet infrastruktur pembangunan proyek Piala Soeratin Pekan Olahraga Nasional