Kisah pendiri Toru Farm, bermodal nekat merintis bisnis semasa pandemi
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 24 Januari 2023 - 12:45
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Kisah pendiri Toru Farm, bermodal nekat merintis bisnis semasa pandemi
Mohammad Iqbal Al Islam, Founder dan Chief Executive Officer Toru Farm. | Foto: Toru Farm

“Cita-cita saya, mau jadi polisi,” lelaki itu sedang memutar ulang ingatannya, sembari tersenyum kecil.

Semasa remaja, kata dia, nyaris tak pernah terbersit di kepalanya untuk jadi pengusaha. Betapa pun kedua orang tuanya di Pasangkayu, Sulawesi Barat, punya latar wirausaha.

Siapa sangka, putaran hidup ternyata membawa Mohammad Iqbal Al Islam (27) menjadi seorang pebisnis usaha rintisan (startup). Iqbal merupakan pendiri sekaligus chief executive officer (CEO) Toru Farm, layanan belanja bahan pangan secara daring yang berbasis di Palu, Sulawesi Tengah. 

Pada 2015, Iqbal sempat coba peruntungan ikut tes bintara polisi tetapi bersemuka kegagalan. Ia lantas putar haluan dengan ikut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), dan diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. 

“Orang tua sempat ragu, karena pikirnya bakal keluar uang banyak,” kata Iqbal. Berbekal kebulatan tekad, ia akhirnya mengantongi izin merantau ke Palu, Sulawesi Tengah. Syaratnya, setelah lulus harus segera balik ke kampung untuk dapat kerja kantoran.

Ternyata ladang rejeki Iqbal justru berada di Palu. Pun ia tak pernah jadi orang kantoran seperti angan-angan orang tuanya. Ia justru jadi pebisnis, punya kantor sendiri, dan mempekerjakan orang.

Berselang lima tahun sejak perantauannya, Iqbal mulai merintis Toru Farm. Kurang dari tiga tahun sejak dimulai, bisnis rintisan itu telah berbuah omzet sekitar Rp350 juta per bulan.

Kepada Tutura.Id, Iqbal mengisahkan perjalanannya merintis usaha pemasaran hasil tani dan kebun lokal tersebut sambil menikmati suguhan kopi serta kentang goreng di Café Warning, jalan Setiabudi, Palu Timur, Minggu (22/1/2023).

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SAYURAN DAN BUAH NO 1 INDONESIA (@torufarm_palu)

Menangkap peluang dari pandemi

Gagasan Toru Farm melintas di kepala Iqbal saat pandemi Covid-19 melanda. Saat itu, Kota Palu ikut menerapkan pembatasan sosial skala besar. Mobilitas manusia dibatasi. Mayoritas kegiatan dilakukan di rumah. Di sisi lain, situasi itu justru membuka peluang bagi pelbagai platform daring. 

Perkakas jumpa daring, Zoom mencapai booming. Mereka yang bosan “di rumah aja” jadi lebih sering buka Netflix. Layanan kesehatan daring mengalami kenaikan. Begitu juga dengan urusan “kampung tengah” yang berimbas pada kenaikan penggunaan aplikasi pesan-antar makanan.  

Peluang itulah yang diendus oleh Iqbal. “Karena banyak aktivitas dilakukan lewat aplikasi, saya melihat ada celah baru untuk dimanfaatkan. Hanya modal nekat saja waktu itu,” katanya beriring tawa.

Pada 4 April 2020, alias tahun kelima kuliahnya, Iqbal mulai merintis Toru Farm. Eksekusinya sederhana. Ia sekadar memotret sayur-mayur dan buah–buahan, yang lantas dijajakan lewat akun medsos. Mula-mula di Facebook, lalu merambah ke Instagram. Segelintir orang mulai tertarik. Peluang beroleh cuan kian kentara. 

Adapun jenama Toru Farm berasal dari dua suku kata. “Toru” merupakan istilah Kaili untuk topi khas petani, yang biasa dibuat dari anyaman rumbia atau bambu. Sedangkan "Farm" diambli dari Bahasa Inggris merujuk pada lahan pertanian.

Konon nama itu disumbangkan oleh Rifandy, teman dekat Iqbal. Rifandy berstatus sebagai co-founder sekaligus chief operating officer (COO) di Toru Farm. Dua sekawan inilah yang merintis Toru Farm dari satu rumah kontrakan di Jalan Asam, Palu Barat. 

"Tahun pertama usaha kami berjalan, kurang lebih Toru Farm menghasilkan omzet hampir 60 juta per bulan,” kata pria kelahiran 4 Januari 1996 itu.

Berselang setahun, pada 2022, bisnis ini sudah punya omzet Rp175 juta per bulan, alias pertumbuhannya hampir tiga kali lipat. Kini angka omzetnya sudah melambung hingga Rp350 juta per bulan.  

Iqbal berpose bersama seorang petani mitra Toru Farm. | Foto: Mohammad Iqbal Al Islam/Facebook

Kolaborasi untuk ekspansi

Setelah menyadari bisnisnya bisa berpotensi meraup cuan. Iqbal dan Rifandi memutar otak untuk mencari pendanaan. Mereka juga mulai berbagi fokus kerja. Iqbal cari investor dan berjejaring. Sedangkan Rifandi mengurusi aspek-aspek internal usaha. 

“Bisnis di sektor pangan inilah yang bisa bertahan dari ancaman krisis,” perkataan itu jadi mantra yang diucapkan Iqbal kepada tiap calon investor yang ditemuinya. 

Setelah beberapa bulan berjalan, Toru Farm dilirik oleh Bowo Wicaksono, yang punya pamor sebagai salah satu pengusaha muda di Kota Palu. Bowo dikenal lewat bendera usaha Solo Indah, dengan fokus utama bisnis pengolahan daging. 

Bowo bersepakat untuk menggelontorkan dana. Iqbal pun bergegas mendirikan CV Toru Grup sebagai induk usaha. Dia berposisi sebagai direktur.

Perekrutan karyawan juga mulai dilakukan. Awalnya hanya ada seorang staf produksi, dan satu orang lainnya bertugas mengurusi pengembangan situsweb serta aplikasi. Plus Iqbal dan Rifandi.

Namun dunia bisnis kerap kali punya tikungan yang sulit ditebak. Di tengah jalan, kemitraan bisnis dengan Bowo harus kandas. Iqbal enggan mengungkap alasan di balik kandasnya kemitraan tersebut. 

Setelahnya, Iqbal harus terus berjualan gagasan dan ide usahanya. Ia akhirnya berjumpa seorang pengusaha asal Makassar, yang mau membersamai bisnis rintisan ini.

Saat ini, menurut Iqbal, pesanan paling banyak datang dari aplikasi dan Instagram. Toru Farm juga sudah punya gerai resmi yang disebut Toru Mart. 

Dalam memenuhi permintaan pelanggan, Toru Farm mengandalkan bahan pangan hasil pertanian dan perkebunan lokal. Kantong suplainya terutama sekali berasal dari Lembah Napu, Kabupaten Poso, dan Kabupaten Sigi. Bisnis ini juga menyalurkan pangan impor beriring permintaan pasar.

Bahan pangan dagangan Toru Farm kini telah tersalurkan ke semua kota dan kabupaten di Suteng. Pun telah merambah kelas "antarkota antarprovinsi." Kota macam Gorontalo, Manado, Balikpapan, Samarinda, dan Ternate, kini juga jadi jangkauan perdagangan Toru Farm.

Bukan cuma itu, Toru Farm juga beroleh kepercayaan dari Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Mereka jadi salah satu penyuplai bahan pangan ke kawasan industri nikel terbesar di Indonesia tersebut.

Meski cakupan pasarnya kian meluas, Iqbal mengaku terus belajar beriring pertumbuhan usahanya. “Saat ada permintaan dalam jumlah besar di waktu yang tidak terduga, tapi kami tidak punya stok,” ujar alumni Untad itu membeberkan satu kekurangan Toru Farm.

Lantaran dianggap berhasil mendukung pemasaran pangan lokal, Iqbal pun sering dapat jadwal manggung. Ia kerap diundang sebagai pembicara dalam pelbagai kegiatan seminar, serta peningkatan kapasitas wirausaha.

Dukungan dan apresiasi untuk Toru Farm juga datang dari Pemerintah Kota Palu. Pada 27 Februari 2022, Wakil Wali Kota Palu. Reny Lamadjido ikut meresmikan Toru Mart yang berlokasi di Jalan Mohammad Yamin Nomor 80. Pada kesempatan itu, Reny bahkan lempar pujian kepada bisnis yang disebutnya layak dapat valuasi ratusan miliar rupiah tersebut. 

Kini Iqbal tengah mengintip peluang pengembangan bisnisnya. Ia ingin melengkapi Toru Group sebagai induk usaha.

Selain Toru Farm, kini sudah ada Toru Mart, yang rencananya akan dibuka di beberapa daerah lainnya. Toru Group juga sudah mulai membuka layanan perjalanan di bawah bendera Toru Travel.

Meskipun tergolong sukses dalam berbisnis, lebih-lebih bila mengingat usianya baru 27 tahun, Iqbal tak ingin jemawa.

“Setiap bisnis itu, tidak selalu bicara kekuatan, kadang juga ada kelemahan. Tinggal cermat saja membaca peluang, dan tantangan, supaya bisa bertahan,” ujarnya.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
12
Jatuh cinta
4
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
1
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Seribu lilin solidaritas untuk korban pemerkosaan di Parigi Moutong
Seribu lilin solidaritas untuk korban pemerkosaan di Parigi Moutong
Gerakan Perempuan Bersatu (GPB) Sulteng menggalang solidaritas untuk korban pemerkosaan di Parigi Moutong lewat aksi…
TUTURA.ID - Nusa Membaca dan semua kesenangan di dalamnya
Nusa Membaca dan semua kesenangan di dalamnya
Gramedia Palu bersama komunitas Palu Book Party coba menciptakan ruang membaca yang inklusif dan menyenangkan…
TUTURA.ID - Balai Bahasa Sulawesi Tengah menerbitkan kamus berbahasa daerah
Balai Bahasa Sulawesi Tengah menerbitkan kamus berbahasa daerah
Selain menerbitkan kamus berbahasa daerah, Balai Bahasa Sulteng giat memetakan bahasa. Hasilnya, Sulteng ketambahan 21…
TUTURA.ID - Jurnalisme bencana di Palu; tak boleh berhenti sekadar peristiwa
Jurnalisme bencana di Palu; tak boleh berhenti sekadar peristiwa
Berita kebencanaan di Palu masih berpusat pada peristiwa. Pun banyaknya pengetahuan kebencanaan tak beriring dengan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng