Babak baru ESOM Lite
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 22 Juli 2023 - 15:12
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Babak baru ESOM Lite
CMGN jadi band pemuncak yang tampil di ESOM Lite, Jumat (21/7/2023) | Foto: Andi Baso Djaya/Tutura.Id

Enin Sound of Music atau biasa disingkat ESOM yang jadi hajatan rutin Enin Store kembali berlangsung. Kali ini yang meluncur adalah versi “ringan” atau lite. Jadilah ESOM Lite.

Ajang pertama diselenggarakan akhir tahun silam di Khan’s Studio, Jalan Tembang, Lere, Palu Barat (21/12). Rakesh, The Mangge, Sejuk Sendu, dan Pekarangan jadi penampilnya.

Menurut keterangan AMD Nugraha, pemilik Enin Store, saat dihubungi Tutura.Id, Sabtu (22/7/2023), ESOM Lite sebenarnya direncanakan jadi program yang berlangsung tiga bulan sekali.

“Hanya saja karena terbentur beberapa kendala, akhirnya baru terlaksana semalam,” ungkap Uga, sapaan akrab Nugraha.

Edisi kedua ESOM Lite kali ini bergeser ke Palu Timur, tepatnya di StARt Up Cafe and Resto, Jalan Pemuda (21/7). Pengisi di panggung musik adalah Season Candy, Blurum, Prince of Mercy, dan CMGN sebagai penutup.

Sementara area selasar di sekitar panggung yang berbentuk huruf L dimanfaatkan jadi tempat menggelar aneka permainan berhadiah dari mitra sponsor.

Ada empat macam permainan yang ditawarkan, mulai dari papan labirin, menembak botol-botol plastik, Nintendo Wii, hingga permainan yang mirip OnePunch Music Boxing Machine.

Beberapa kaos yang jadi merchandise band-band lokal dipamerkan dalam Band Merchandise Exhibition | Foto: Andi Baso Djaya/Tutura.Id

Lanjut berjalan menyusuri selasar, ada dua meja yang letaknya bersebelahan. Meja pertama tempat memajang aneka zine (bacanya zin—seperti magazine, bukan zain).

Publikasi yang biasanya diterbitkan oleh personal atau komunitas dan direproduksi dengan cara fotokopi ini hidup subur dalam skena musik arus pinggir. Kadang berisi profil band, ulasan gigs dan album, serta wawancara. Tak lupa kolom opini yang bahasanya menohok.

Beberapa koleksi zine yang terhampar di atas meja tidak semuanya hasil produksi atau karya anak Palu. Sebagian besar malah berasal dari luar, mulai dari Kalimantan hingga Jawa.

Salah satu yang turut ditampilkan dan cukup populer adalah Primitif Zine. Terbit sejak 2010 dan hadir tak hanya dalam bentuk fotokopian, tapi juga berkas digital berupa PDF yang bisa diunduh gratis. Lalu ada juga Thrashmedia dan Rebelicious Zine. Kini ketiga nama zine tadi sudah tak eksis lagi.

Ada tiga publikasi zine karya anak-anak Palu yang mejeng di atas meja. Pertama Mod Nar karya Naldi Cante yang berisi aneka ilustrasi kontemporer. Kemudian ada Lalu Lalang Jalan Pulang yang isi kontennya melulu hasil fotografi. Terakhir Surf Rock yang dikerjakan oleh Aco dari kelompok Beach Bizzy.

Persis di samping meja berisi koleksi zine tadi, ada sepetak area tempat “Band Merchandise Exhibition”.

Beberapa kaos band lokal yang turut dipamerkan, antara lain Cosmogony (yang sekarang bersalin nama jadi CMGN), Cruciatus, KB18, The Hauler Rock, The Box, Latter Smil, Kawula Muda, Scarhead Barricade, dan Rakesh.

Masing-masing kaos dilengkapi secarik kertas berisi keterangan nama ilustrator, bahan sablon yang digunakan, dan tahun produksi.

Pada ujung selasar disediakan pula boks tempat para pengunjung foto bersama.

Selain beberapa suguhan tadi, ESOM Lite juga mengundang komunitas Teman Gambar yang memeriahkan booth—atau lebih tepatnya meja—mereka dengan mengadakan sesi menggambar.

Beragam suguhan tadi yang membedakan penyelenggaraan ESOM Lite dengan sebelumnya. "ESOM Lite New Chapter," demikian Uga menyebutnya.

Melihat jumlah pengunjung dan tempat penyelenggaraannya, acara ini pas dapat sebutan gigs. Sebagian besar wajah-wajah yang datang juga tampaknya bukan sosok asing di mata penampil.

Alhasil beberapa kali komunikasi antara personel band dengan penonton yang main lebih mirip mengobrol. Saling menimpali dan baku gara (mengejek dengan maksud bercanda).

Season Candy, unit pengusung pop punk yang terbentuk sejak Mei 2022, membuka bebunyian di panggung musik sekitar pukul 20.00 WITA. Tiap-tiap band dapat jatah manggung selama 30 menit.

Berikutnya hadir unit pengusung hiphop Blurum yang banyak membawakan lagu-lagu baru. Salah satu personel membocorkan dari atas panggung bahwa tahun ini mereka akan merilis album mixtape berisi 10 demo tracks. Melihat potensi dan sepak terjang mereka dalam berbagai acara, kehadiran album ini patut dinantikan.

Sebelum Prince of Mercy giliran naik panggung, penggunaan tata suara dialihkan sejenak ke aktivasi “Meets Pop” bersama CMGN.

Program ini aslinya jadi salah satu konten unggulan akun Enin di YouTube yang kemudian diangkut ke acara ESOM Lite. Formatnya berupa sesi mengobrol dengan band-band Palu.

Sesi "Meets Pop" bersama para personel CMGN dihadirkan dalam ESOM Lite | Foto: Andi Baso Djaya/Tutura.Id

Hujan yang sejak awal acara turun perlahan lantas berubah sangat deras di tengah sesi obrolan. Airnya meluber turun dari atap, kemudian merayap ke dinding, dan membasahi sebagian lantai.

Sebelum menyudahi sesi ini, para personel CMGN yang terdiri dari Yoga (vokalis dan gitaris), Oki (drummer), dan Aco (bassis) mengungkap keinginan untuk menyudahi hiatus mereka. “Namanya band comeback, tentu kitorang mau main di panggung-panggung ulang. Rilis lagu-lagu lagi. Kalau bisa rilis album,” kata Oki.

Ketika jarum jam menunjukkan angka 21.15, Rendi Brendy akhirnya mendaulat kelompok musik Prince of Mercy naik ke atas panggung.

Band yang diperkuat oleh lima orang personel ini sebenarnya cukup mampu menghangatkan suasana. Beberapa penonton terbukti berdiri mendekat ke arah panggung. Kontras dengan pemandangan sebelumnya di mana penonton duduk anteng menikmati pertunjukan musik di depannya dari balik meja masing-masing.

Kala situasi mulai hidup, tiba-tiba listrik padam. Kerumunan yang semula tercipta juga bubar jalan. Beruntung situasi gelap gulita tadi tak berlangsung lama. Kendala teknis lumayan sering muncul. Paling sering muncul bunyi feedback yang mengganggu gendang telinga.

CMGN yang baru saja meluncurkan single “Tenggelam” melalui situsweb BAH dipercaya menutup rangkaian ESOM Lite malam itu. Penunjukan tersebut tak percuma sebab band ini yang paling bagus dari segi produksi suara.

Yoga dkk. paham betul tak guna menggeber volume tata suara hingga mentok di ruangan yang tak seberapa luas. Hanya bikin pekak telinga penonton alih-alih bisa menikmati dengan nyaman.

Penyelenggaraan ESOM Lite, menurut Uga, bukan sekadar pemanasan menuju ESOM Festival yang skala produksinya lebih besar.

“ESOM Lite merupakan bagian dari rencana promosi Enin Store. Bikin acara untuk jadi materi konten di YouTube. Biar rekan-rekan brand yang selama ini jadi mitra bisa melihat seperti apa kegiatan-kegiatan yang kami lakukan. Bisa jadi ajang promonya teman-teman band juga,” pungkasnya.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Perjalanan ''Rakesh Central South Tour 2022'' dalam bidikan kamera
Perjalanan ''Rakesh Central South Tour 2022'' dalam bidikan kamera
Untuk pertama kalinya grup band Rakesh menggelar tur bertajuk "Central South Tour 2022". Simak keseruan…
TUTURA.ID - Target DPC PAPPRI Kota Palu; studio rekaman gratis untuk musisi lokal
Target DPC PAPPRI Kota Palu; studio rekaman gratis untuk musisi lokal
DPC PAPPRI Kota Palu yang diketuai Akbar, S.H. ingin menjadikan semua unsur yang berkelindan dengan…
TUTURA.ID - Kiprah perempuan musisi dalam skena musik lokal Palu
Kiprah perempuan musisi dalam skena musik lokal Palu
Zhul Usman dan Sisca Dama tak hanya sekadar mengisi peran sebagai pemanis atau pelengkap belaka…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng