Banyak orang di belahan dunia rela menempuh perjalanan jauh mengunjungi berbagai tempat untuk melakukan wisata. Ada yang mengistilahkannya travelling, trip, hingga adventure.
Alasan melakukannya juga beragam. Paling sering kita dengar mungkin untuk rekreasi. Menyegarkan kembali badan dan pikiran dari rutinitas kerja. Bagi para “budak korporat” tingkat akut, melancong ibarat eskapisme.
Menurut Myra P. Gunawan, seorang perintis studi kepariwisataan di Institut Teknologi Bandung (ITB), tren berwisata bukan lagi semata karena dorongan ingin penyegaran semata, tapi juga kesempatan untuk belajar mengenai identitas suatu negara.
“Pola pikir wisatawan ke depannya itu bukan hanya bersenang-senang, tetapi berwisata untuk mengembangkan diri atau personal development. Rekreasi dapat meningkatkan produktivitas kerja,” tambah Myra dalam kanal YouTube Neraca Ruang yang tayang 23 Mei lalu.
Dorongan lainnya terkait educational opportunity alias kesempatan melihat, mempelajari, dan mengetahui sesuatu yang baru dari daerah lain.
Sulawesi Tengah (Sulteng) memiliki beragam destinasi wisata yang sangat potensial dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun wisatawan mancanegara (wisman).
Masing-masing daerah di provinsi dengan luas daratan 61.841 kilometer dan perairan 77.295 kilometer ini menawarkan destinasi wisata lengkap.
Semua kalangan bisa menikmatinya, mulai dari wisata bahari, hutan, alam pegunungan, sejarah, kuliner, seni budaya, olahraga alias sport tourism, hingga kebencanaan tersedia.
Dalam lima tahun terakhir, terhitung sejak tahun 2017, Dinas Pariwisata mencatat angka kunjungan wisatawan ke Sulteng bisa mencapai tiga juta orang. Rekor paling tinggi terjadi pada tahun 2019.
Kala itu sebanyak 3.296.354 wisatawan domestik dan 26.491 wisatawan asing menyempatkan diri berlibur di provinsi terluas di Pulau Sulawesi ini.
Banyaknya objek wisata yang rusak akibat lindu dan tsunami yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala pada 2018 tak menyurutkan minat para pelancong.
Grafik penurunan jumlah kunjungan wisatawan baru terjadi setahun kemudian lantaran adanya pandemi Covid-19. Perkara pagebluk bikin semua negara mengalami nasib serupa. Industri pariwisata bahkan berada dalam titik nadir. Sangat lesu. Akibatnya banyak pelaku di sektor ini terpaksa gulung tikar.
Rekap jumlah perjalanan wisata ke Sulteng kurun waktu 2020 “hanya” 690.400 kunjungan. Angka itu menukik lebih turun setahun berselang dengan 362.484 jumlah kunjungan.
Upaya Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng menggenjot jumlah kunjungan wisatawan
Setelah kondisi pandemi melandai, sektor pariwisata perlahan mulai bersemi. Dua tahun hidup dalam kecemasan dengan ruang gerak terbatas bikin banyak orang tak sabar ingin liburan.
Dinas Pariwisata (Dispar) Prov. Sulteng bergerak cepat membaca tren wisata yang makin meningkat itu. Berbagai agenda wisata mereka susun dan promosikan. Semuanya termaktub dalam Calendar of Events tahunan.
Angka lawatan wisata ke Sulteng turut merangkak naik. Sepanjang tahun lalu, tercatat jumlah kunjungan mencapai 1.319.283 wisatawan.
Padahal berdasarkan hasil survei hotel tahunan yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan—walau tak signifikan—dalam hal layanan akomodasi pada kelas hotel berbintang.
BPS merekapitulasi bahwa tahun 2021 jumlah akomodasi hotel kelas bintang di Sulteng sebanyak 13 tempat dengan 993 kamar dan 1428 tempat tidur. Setahun kemudian jumlahnya menjadi 13 tempat, terdiri atas 992 kamar dan 1.398 tempat tidur.
Sementara untuk kategori akomodasi hotel nonbintang justru mengalami peningkatan. Pada 2021 ada 648 tempat dengan jumlah kamar 7.570 dan 11.001 tempat tidur. Tahun berikutnya menjadi 711 tempat yang memuat 8.078 kamar dan 11.821 tempat tidur.
Dengan deretan acara pariwisata yang akan berlangsung sepanjang tahun ini, Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah Diah Agustiningsih Entoh optimistis angka kunjungan wisatawan makin bertambah.
Diharapkan pula target durasi tinggal atau menginap selama minimal tiga hari para pengunjung bisa terpenuhi.
Tahun lalu, masih berdasarkan data BPS, rerata lama menginap tamu asing dan domestik di hotel berbintang, nonbintang, dan akomodasi lainnya tak ada yang mencapai tiga hari.
Oleh karena itu, Dispar Prov. Sulteng telah mempersiapkan sejumlah agenda wisata tahunan. Sementara sebagian agenda lainnya telah dilaksanakan.
“Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng berfokus pada destinasi wisata prioritas dengan berbagai macam atraksi yang akan dijadikan daya tarik wisatawan,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Samsinar, SE., M.Si. kepada Tutura.Id via WhatsApp, Jum’at (23/6/2023).
Khusus untuk tahun ini, sudah ada 43 acara wisata dari 12 kabupaten yang terdaftar dalam “Calendar of Events 2023” Dispar Prov. Sulteng.
Sebanyak lima ajang di antaranya kemudian menjadi prioritas, yaitu Festival Danau Poso, Festival Tumbe, Festival Togean, Festival Teluk Tomini, dan Festival Teluk Lalong.
Dua festival yang dituliskan pertama berhasil masuk dalam program Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Upaya lainnya dengan mendorong Desa Towale masuk dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang juga diselenggarakan oleh Kemenparekraf.
Desa yang berlokasi di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, memiliki atraksi wisata berupa sumur alam dengan air yang jernih serta pantai pasir putih. Populer dengan sebutan pusentasi atawa pusat laut.
Lokasi ini juga menawarkan pemandangan perkebunan kelapa dan pertunjukan lembayung senja di langit yang memesona.
Dispar Prov. Sulteng juga menggandeng para pelaku bisnis di industri pariwisata melalui Central Celebes Travel Fair 2023 (10-11 Juni). Tujuannya sudah pasti untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke daerah ini.
Selain itu, ada dua promosi wisata yang kini gencar dikampanyekan, yakni “Sulawesi Tengah, Negeri Seribu Megalit” dan “Segitiga Terumbu Karang Dunia” di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una.
wisata pariwisata sport tourism Dinas Pariwisata Sulteng Diah Entoh turis pelancong wisatawan Negeri Seribu Megalith Segitiga Terumbu Karang Dunia Togean Festival Danau Poso Festival Tumbe Badan Pusat Statistik hotel akomodasi industri pariwisata Kharisma Event Nusantara Anugerah Desa Wisata Indonesia Kemenparekraf Central Celebes Travel Fair