Program pasangan HANDAL untuk memberdayakan para ibu rumah tangga
Penulis: Hermawan Akil | Publikasi: 19 Oktober 2024 - 11:41
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Program pasangan HANDAL untuk memberdayakan para ibu rumah tangga
Hidayat saat mengunjungi warga di Kelurahan Layana Indah yang mayoritas dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Memasuki masa kampanye pekan ini, pasangan calon wali kota Palu nomor urut satu, Hidayat-Anca Lamakarate (HANDAL), berbagi tugas menyambangi 14 titik kawasan Palu bagian Utara yang meliputi Kecamatan Mantikulore, Kecamatan Palu Utara, dan Kecamatan Tawaeli.

Jumat (18/10/2024), Hidayat mengunjungi warga di Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore. Di hadapan para warga yang hadir, mantan wali kota Palu periode 2016—2021 itu menjelaskan alasan mereka mengusung slogan “Palu sebagai kota destinasi dan industri”.

Menurut Hidayat, saat ini sudah terjadi pergeseran mata pencarian di masyarakat. Jika dulu banyak yang bekerja sebagai pekebun dan peternak, kini mereka beralih di sektor jasa atau menjadi pedagang.

Kondisi ini yang membuat pasangan Hidayat-Anca akan mendorong pembangunan Kota Palu ke arah tersebut jika kelak terpilih menjadi pemimpin.

"Periode sebelumnya (jadi wali kota) saya dan Pasha membuka wisata paralayang di Salena yang berhasil mendatangkan wisatawan dari tujuh negara," kata Hidayat. Kedatangan para wisatawan berimbas pada meningkatnya perekonomian warga sekitar yang berjualan aneka kuliner dan suvenir. Mereka yang bekerja di bidang transportasi dan penginapan juga dapat tempias. Inilah yang disebut multiplier effect (efek berganda).

Kepada para ibu rumah tangga yang mayoritas menghadiri kampanyenya kali ini, Hidayat menjelaskan bahwa mereka bisa turut ambil bagian bukan hanya dalam meningkatkan ekonomi keluarga, tapi juga daerah. Syaratnya pemerintah kota memberikan mereka ruang dan sokongan untuk berdikari.

Beberapa program yang ditawarkan pasangan HANDAL,  antara lain menghadirkan lembaga inkubasi UMKM sebagai pendamping ibu-ibu rumah tangga dalam berwirausaha dan koperasi yang menerapkan pinjaman di bawah bunga bank tanpa jaminan agar tidak memberatkan masyarakat.

Hidayat juga berjanji akan membantu distribusi pemasaran produk UMKM milik masyarakat, khususnya makanan. "Nanti kita bisa keluarkan peraturan wali kota agar semua hotel, kantor pemerintah dan swasta saat melakukan rapat bisa pesan makanannya lewat lembaga ini," tutur Hidayat.

Salah satu program yang ditawarkan pasangan Hidayat-Anca Lamakarate adalah membantu meningkatkan sektor UMKM di Kota Palu | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Terkait keluhan masyarakat yang kesulitan mengakses layanan dan bantuan di kantor kelurahan akibat belum membayar retribusi sampah, Hidayat dengan tegas menyatakan akan menghapus kebijakan tersebut karena justru lebih banyak mempersulit masyarakat.

Menghapus kewajiban membayar retribusi sampah bukan berarti lingkungan dibiarkan kotor. Angkutan sampah tetap beroperasi seperti biasa. Para petugas kebersihan juga tetap akan mendapatkan gaji yang layak tanpa harus memberatkan masyarakat yang lain.

Hidayat berujar ada pos-pos lain yang akan mereka maksimalkan untuk menggenjot pendapatan asli daerah tanpa membebani warga dengan retribusi sampah. Salah satunya dari pemanfaatan sumber daya alam, termasuk sektor pariwisata tadi. Mekanismenya sudah mereka kaji dengan matang.

Mendekati akhir pertemuannya dengan warga Layana Indah, Hidayat tak lupa menjalankan tanggung jawabnya memberikan pendidikan politik. Memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum kepala daerah adalah hak prerogatif masing-masing orang yang dijamin oleh undang-undang.

Pun demikian, Hidayat berpesan agar sekiranya warga memanfaatkan hak pilihnya tersebut. Sebab kemaslahatan masyarakat ditentukan oleh kebijakan pemerintah yang bersumber dari hasil pemilihan umum.

Hidayat juga menambahkan penting bagi masyarakat untuk tidak tergiur oleh tawaran bantuan berupa sembako atau uang yang motifnya ditukar dengan suara saat pemilu. Hal tersebut justru akan menjerumuskan masyarakat dalam kondisi transaksional. Ujung-ujungnya masyarakat juga yang akan menerima dampak buruknya.

“Masih banyak warga kita ketika dikasih Rp300 ribu beralih pilihan. Akhirnya (saat terpilih) tidak mau diperhatikan komiu di sini. Karena sudah dibayar, nanti lima tahun ke depan baru didatangi lagi," pungkas Hidayat.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Mengungkap kelezatan tersembunyi di balik makanan tradisional Sigi
Mengungkap kelezatan tersembunyi di balik makanan tradisional Sigi
Buku resep kuliner lokal Sigi bukan hanya memperkenalkan rasa, tetapi juga kearifan lokal yang terkandung…
TUTURA.ID - Menggenjot pendapatan daerah tanpa retribusi yang memberatkan warga
Menggenjot pendapatan daerah tanpa retribusi yang memberatkan warga
Rencana pasangan HANDAL meniadakan retribusi sampah dan pajak makan dan minum bukanlah pembodohan publik. Sudah…
TUTURA.ID - Tradisi mo ma'ane Suku Tialo di Teluk Tomini yang kian redup
Tradisi mo ma'ane Suku Tialo di Teluk Tomini yang kian redup
Leluri mo ma’ane oleh suku Tialo di Teluk Tomini bukan hanya bermakna ungkapan rasa syukur, tapi…
TUTURA.ID - Menyoal alat peraga sosialisasi bacaleg di Sulteng; Salah kaprah dan nihil penindakan
Menyoal alat peraga sosialisasi bacaleg di Sulteng; Salah kaprah dan nihil penindakan
Sejumlah pelanggaran terkait pemasangan alat peraga sosialisasi dari para bacaleg dan parpol belum ditertibkan pihak…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng