Bowo Wijaksono: Kalau memang takdirnya mau masuk politik, bismillah
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 18 Juli 2023 - 16:59
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Bowo Wijaksono: Kalau memang takdirnya mau masuk politik, bismillah
Direktur Utama CV Solo Indah, Bowo Wijaksono | Foto: Robert Dwiantoro/Tutura.Id

Siapa pun boleh memajang baliho atau menggelar acara yang mengundang banyak orang, sepanjang tidak melanggar aturan.

Metode konvensional seperti itu lazim digunakan oleh individu dan kelompok di banyak kesempatan. Tujuannya sangat sederhana. Ingin dikenal lebih dekat oleh banyak orang.

Namun, lain cerita bila aktivitas itu dilakukan menjelang tahun politik. Apalagi jika aktivitas itu dilakukan secara masif. Gelagat semacam itu akan dianggap sebagai cara-cara politik agar dikenal secara luas, sembari berharap bisa menggaet simpati publik agar dipilih pada hari pemilihan nanti.

Gelagat seperti itu juga ditunjukkan oleh Bowo Wijaksono, Direktur Utama CV Solo Indah. Dalam tiga tahun terakhir, di bawah bendera kuning khas Solo Indah, Mas Bowo, sapaan karibnya, kerap menggelar acara hiburan, dari mulai acara skala kecil seperti gebyar hadiah sampai pagelaran Solo Indah Fest pada penghujung tahun 2022 lalu.

Selain itu, nama dan desain wajah pop art Bowo Wijaksono kerap tampil di sejumlah baliho dan umbul-umbul yang mewarnai ruang publik di Kota Palu. Bahkan, boleh dibilang bersaing dengan beragam alat peraga sosialiasi (APS) milik para politisi yang maju sebagai calon legislatif (caleg) maupun kandidat kepala daerah.

Bowo juga dikabarkan telah didekati sejumlah partai politik (parpol), termasuk dua di antaranya yang secara intens berkomunikasi hingga memintanya untuk bergabung. Tetapi, hingga saat ini Bowo belum menujukkan kecenderungannya kepada salah satu pihak.

Alhasil, muncul pertanyaan yang kurang lebih berbunyi “Ke mana arah politik Bowo Wijaksono?”

Berangkat dari gelagat yang ditunjukkan Bowo, sekaligus menjawab pertanyaan di atas, Tutura.Id mengambil waktu jeda pada akhir pekan lalu untuk mewawancarai putra H. Suparmin, pendiri usaha penggilingan daging terkemuka di Kota Palu ini.

Selepas salat magrib pada Sabtu (15/7/2023), bertempat di kediamannya yang berlokasi di sekitar kompleks Pasar Masomba, Bowo Wijaksono menjawab pertanyaan kami di balik masifnya kegiatan yang disponsori Solo Indah selama tiga tahun terakhir. Berikut hasil percakapannya.

Bowo Wijaksono (tengah) larut dalam kemeriaan acara Solo Indah Fest 2022 | Foto: Istimewa

Ada selentingan jika acara yang digelar Solo Indah selama ini punya maksud tertentu, apalagi menjelang tahun politik. Bagaimana Anda meresponnya?

Ada anggapan seperti itu, ya? Ha-ha-ha.

Sebenarnya kegiatan sosial seperti itu sudah pernah juga dibikin dari sebelum saya pegang usaha penggilingan milik bapak (Suparmin, red.). Cuma memang konsep atau kemasannya tidak seperti sekarang.

Karena sebelumnya saya juga pegang usaha lain dan aktif bikin kegiatan seperti itu, makanya pas saya teruskan usaha milik bapak, saya gabungkan menjadi satu kegiatan di bawah usaha Solo Indah.

Kegiatan yang Anda dan Solo Indah sponsori selalu dikaitkan dengan kegiatan yang umumnya juga dibikin oleh para politisi. Bagaimana Anda menanggapinya?

Pertanyaan itu sudah sering juga saya dengar. Tetapi bagi saya tujuannya berbeda.

Saya tujuan bikin kegiatan seperti itu karena memang mau berbagi. Sebagai rasa ungkapan syukur kepada Allah SWT karena dikasih kelebihan rejeki.

Selama ini juga kalau saya berbagi, selalu saja ada rejeki lain yang muncul. Saya menganggap rejeki ini tidak selalu soal materi. Umur panjang, istri, dan anak-anak diberi kesehatan, dekat dengan orang-orang baik, itu rejeki menurut saya.

Lantas bagaimana dengan baliho Anda yang sering ditemui di beberapa lokasi di Kota Palu?

Kalau yang itu ceritanya begini. Awalnya saya pakai nama perusahaan Solo Indah. Tetapi, oleh pemerintah itu bisa dikenai tambahan pajak reklame atau periklanan.

Nah, saya kemudian disarankan untuk mengganti dengan atas nama pribadi. Kemudian saya bikinlah banyak-banyak. Ha-ha-ha.

Gelagat yang Anda tunjukkan konon dikaitkan dengan agenda politik, tetapi hingga sekarang Anda belum secara terbuka mengakui punya kencenderungan terhadap politik. Apakah memang tertutup dengan dunia politik?

Beberapa partai politik (parpol) pernah mengajak untuk bersilaturahmi bahkan hingga komunikasi yang intens.

Politik itu sangat dekat dengan kekuasaan dan jabatan, bagaimana Anda melihat jabatan di politik?

Bagi saya penting untuk melihat manfaat bagi banyak orang. Selama ini orang-orang selalu melihat bahwa politik tidak memberikan manfaat bagi mereka, justru orang-orang yang dimanfaatkan oleh politik.

Saya pernah menyampaikan kepada tim saya, apabila takdirnya saya masuk ke dunia politik, maka pertama yang saya lakukan adalah gaji, tunjangan, dan fasilitas dikembalikan ke masyarakat.

Untuk menuju ke sana, saya selalu menyampaikan agar tidak bergantung pada jabatan. Sehingga amanah yang diberikan akan dijadikan sebagai ladang pengabdian yang bermanfaat bagi banyak orang.

Tadi Anda menyebut ada ajakan dari sejumlah parpol, boleh dibocorkan parpol yang mana?

Terkait ini, saya belum bisa berbicara panjang lebar.

Apakah parpol yang dimaksud, di dalamnya ada politisi yang juga menjadi bagian organisasi Masyarakat Cinta Mesjid Indonesia (MCMI) dan Dewan Mesjid Indonesia (DMI, di mana Anda juga terlibat di dua organisasi ini?  

Saya ini tidak mengerti politik. Ha-ha-ha.

Benar saya memang bergabung dalam dua organisasi ini. Tetapi, sebelum dua figur politisi itu menjadi pimpinan dalam dua organisasi yang disebutkan tadi.

Saya murni bergabung dalam dua organisasi itu karena memang saya selama ini sering berkontribusi dengan kegiatan yang bersifat keagamaan.

Dalam organisasi saya yang lain (Kerukunan Keluarga Jawa Sulawesi Tengah-KKJST), pernah juga ada politisi, bahkan sekarang ada yang mencalonkan diri. Tetapi, saya sama sekali tidak terikat keberpihakan dengan salah satunya.

Hingga saat ini Bowo Wijaksono mengaku hanya fokus untuk pengembangan umat dan UMKM | Foto: Istimewa

Berarti Anda memang tidak memiliki kedekatan secara politik sejauh ini dengan pihak manapun?

Mungkin satu-satunya tokoh politik yang pernah dekat dan saya menaruh hormat kepadanya adalah sosok almarhum Sudarto, Wakil Gubernur Sulteng (2011-2016).

Semasa beliau masih ada, beliau pernah meresmikan salah satu mesjid yang orang tua saya bangun di Solo. Waktu itu, beliau sempat bertanya ke saya. “Kalau saya sudah tidak ada, siapa yang akan jadi patron keluarga Jawa di Sulteng?,”

Saya hanya menjawab bahwa saya tidak memiliki kemampuan di dunia politik. Karena garis keturunan kami murni pebisnis, bukan politisi.

Apakah pilihan Anda belum masuk ke salah satu parpol karena tawaran mereka tidak sesuai ?

Menjadi pilihan memang bukan sebuah kehormatan bagi saya, tapi di sini lain saya selalu introspeksi diri, kenapa saya bisa jadi pilihan. Ha-ha-ha.

Bagaimana dengan dukungan keluarga?

Dari keluarga dekat maupun organisasi selalu mendukung saya masuk ke dalam politik. Tetapi kembali lagi, niatan saya selama ini murni untuk umat. Pun demi pengembangan bisnis UMKM.

Saya tidak mau apa yang sudah saya kerjakan selama ini dikaitkan dengan politik. Saya tidak mau ada pernyataan dari masyarakat. “Oh dia buat ini, karena ada maunya,”.

Nah, hal-hal seperti ini yang saya takutkan. Apalagi sejak kecil saya sudah dilatih agar berbagi rejeki jika berlebih.

Jadi apa alasan di balik banyaknya kegiatan yang disponsori Solo Indah?

Awal mulanya saya menderita penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) atau asam lambung tinggi. Karena penyakit itu, saya gelisah terus. Sampai akhirnya saya dibawa berobat ke Malaysia.

Saya menjalani perawatan sekitar 1-2 bulan di sana. Total saya menjalani penyembuhan hampir 1,5 tahun, kira-kira 10 atau 11 tahun yang lalu.

Sepulang dari Malaysia, suatu hari saya ikut salat subuh di Mesjid Raya Baiturrahim Lolu. Saya perhatikan ada satu yayasan keagamaan (Sabili Care) menyediakan makanan dan minuman bagi jamaah.

Saya pikir mereka sedang berjualan, tetapi setelah saya tanya ternyata semuanya gratis. Minggu berikutnya ketika saya ikut salat subuh lagi, mereka kembali bikin hal yang sama.

Setelah berdiskusi banyak, akhirnya saya berinisiatif menjadi salah satu donatur tetap di Yayasan Sabili Care sampai sekarang. Selama proses itu akhirnya saya mendapat kesembuhan.

Saya lantas berpikir mungkin sebelum peristiwa itu, saya masih kurang beramal atau berbagi, akhirnya dikasih cobaan seperti itu.

Jadi kegiatan yang Anda lakukan selama ini?

Selama itu bermanfaat bagi umat dan pengembangan bisnis UMKM, saya pasti akan support.

Boleh dibilang sekarang tertutup kans bagi Anda untuk menjadi calon legislatif, bagaimana misalnya jika ada kolega Anda yang mendukung Anda masuk di bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada)?

Nah, ini ada juga yang bertanya sama saya. “Bagaimana sikapnya Pak Aji (Bowo Wijaksono),? Saya jawab. “Sikap apa ini? Kalau sekadar menyatakan sikap gampang, tapi pertanggung jawabannya ini bagaimana?,” Ha-ha-ha.

Sebenarnya niat utama saya menjadi seseorang yang bermanfaat untuk orang lain. Kalaupun jalannya dengan menjadi pengusaha saja atau melalui jalur politik, kenapa tidak? Yang penting tetap pada niat awal. Bismillah.

Apa tanggapan Anda jika nantinya muncul baliho atau spanduk bertuliskan “Bowo Wijaksono menuju Pilkada Kota Palu”?   

Sekali lagi saya tekankan, saya hanya fokus untuk pengembangan umat dan UMKM. Karena bagi saya penting untuk menjadi bermanfaat bagi orang. Kalau memang takdirnya mau masuk politik, bismillah.

Sekarang kita jalani dulu, lah, apa yang selama ini sudah saya kerjakan selama belasan tahun terakhir untuk menghindari anggapan negatif dari publik.

Kalau memang nantinya ada hal seperti itu muncul, saya tentu tidak bisa melarang. Karena hak orang mau bersuara kan? Sepanjang tidak merugikan orang lain.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
3
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Hidayat Lamakarate: Kalau sekadar calon gubernur, untuk apalagi?
Hidayat Lamakarate: Kalau sekadar calon gubernur, untuk apalagi?
Hidayat Lamakarate menatap Pilkada Sulteng 2024 dengan penuh optimisme. Slogannya, "Insya Allah Gubernur 2024." 
TUTURA.ID - Jalan berliku partai baru ikut Pemilu 2024
Jalan berliku partai baru ikut Pemilu 2024
Lima partai politik masih berjuang untuk memenuhi syarat 75 persen kabupaten/kota. UU Pemilu dianggap menyulitkan…
TUTURA.ID - Upaya Bawaslu Morowali mengantisipasi sengketa Pemilu 2024
Upaya Bawaslu Morowali mengantisipasi sengketa Pemilu 2024
Aktivitas politik pada pemilu kerap berujung sengketa. Bawaslu Morowali terus berbenah dan mempersiapkan diri menghadapi…
TUTURA.ID - Tahun politik: Tikungan terakhir politisi senior Sulteng
Tahun politik: Tikungan terakhir politisi senior Sulteng
“Polling Paling 2023” dari Tutura.Id memuat empat nama politisi senior. Sebagai politisi nan kenyang asam…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng