Memantik kepedulian terhadap nasib petani melalui film
Penulis: Rizki Syafaat Urip | Publikasi: 2 Oktober 2022 - 14:41
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Memantik kepedulian terhadap nasib petani melalui film
Diskusi seusai pemutaran film Tanigasi dalam acara "Hidup dengan Bencana" - Foto: Rizki Syafaat Urip/Tutura.Id

Aula Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah, Jalan Setia Budi, Palu, Jumat (30/9/2022) petang, para pengunjung tampak menyimak serius pemutaran salah satu film dalam kegiatan “Hidup dengan Bencana” yang diselenggarakan Sinekoci.

Judulnya Tanigasi produksi Institut Tana Sanggamu. Film arahan Ade Nuriadin itu merupakan satu dari lima film dokumenter pendek yang sedang dirilis, sekaligus jadi film terakhir yang diputar.

Saat pemutaran film berlangsung, jumlah penonton yang hadir tak sebanyak hari sebelumnya. Barangkali disebabkan minat orang tentang pertanian memang sedikit.

Film Tanigasi berkisah tentang Rusdin (50) dan Wardia (45), pasangan suami istri (pasutri) penyintas bencana 28 September 2018, yang tidak ingin larut meratapi nasib apalagi sampai berharap bantuan di tempat pengungsian. Tiga hari pascabencana, pasutri ini langsung berinisiatif menggarap kebun terbengkalai milik mereka.

Setelah pemutaran, para penonton mulai berdiskusi tentang petani dan pangan. Selain Ade, ada dua tokoh yang dihadirkan sebagai narsumber, yaitu Atman selaku Ketua adat Desa Pombeve sekaligus rangkap sebagai Sekretaris Dewan adat Kabupaten Sigi dan Muh. Adam, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah.

Ketiga narasumber duduk membelakangi layar tempat film diputar. Penonton berhadap-hadapan dengan mereka. 

Moderator mengawali diskusi dengan melontarkan pertanyaan tentang proses pembuatan film kepada sang sutradara. Setelahnya para penonton mulai bergiliran mengajukan banyak pertanyaan.

“Petani memang dekat pemaknaannya dengan kemiskinan, tetapi ada upaya untuk menggeser pemaknaan itu dari petani. Upaya tersebut bahkan muncul dari level kementerian,” ujar Adam.

Dinas Ketahanan Pangan terus mempertahankan cadangan pangan khusus komoditi untuk menggerakkan tanaman padi, jagung, dan kedelai. Sementara itu, dari level kementerian mengarahkan untuk menanam singkong pada lahan-lahan yang tersedia, semisal pekarangan rumah. Sebab singkong dapat menggantikan beras, plus bisa menjadi cadangan pangan bilamana ada di situasi darurat.

Lalu ada pula program pertanian smart farming, sebuah program yang ditujukan untuk kalangan milenial. 

***

Saat bencana, kondisi Kota Palu kekurangan makanan. Sembari mengharapkan datangnya bantuan dari pihak luar, para penyintas di beberapa titik pengungsian hanya mengonsumsi mi instan.

Untuk diketahui, penampungan sistem cadangan pangan berupa hasil pertanian di Sulawesi Tengah terdapat di Bulog. Lokasinya tersebar di tiap-tiap kabupaten di Sulteng. Cadangan makanan tersebut dapat difungsikan sebagaimana mestinya bila nanti kabupaten atau kota berada dalam situasi darurat. 

“Untuk hari-hari ini cadangan beras tersebut masuk kategori surplus. Kondisi ini juga punya dampak yang kurang baik terhadap generasi penerus petani. Tercukupinya cadangan makanan bikin masyarakat belum melihat urgensi dari pentingnya bertani,” kata Adam. 

Atman yang juga berprofesi sebagai pegawai negeri di Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Sigi menyambung bahwa hari ini kebanyakan orang bertani mengutamakan komoditi untuk dijual. “Sangat sedikit yang bertani untuk kebutuhan rumah tangga,” ungkapnya.

Atman turut pula menjelaskan tentang pertanian dan tata kelola stok makanan yang turun temurun dipraktikkan oleh Suku Kaili. Komoditas tanaman, misalnya, Suku Kaili mengandalkan jagung, padi ladang, bailo, gando lago/sogun, dade ntie, dan padi sawah. 

Ada pula padanan kata terhadap tempat menyimpan makanan. Semisal gampiri yang merupakan bangunan tempat menyimpan makanan. Lalu bangdala, peti besar dalam rumah untuk stok bahan makanan, biasanya berupa gabah padi. Selanjutnya ada langgue, posisinya di atas dapur, peruntukannya terhadap makan yang bisa langsung dimakan. Dan tomaka, ruang penyimpan bahan makanan di plafon rumah.

Hari ini ada perubahan komoditi, dari padi ke sayur-sayuran atau bumbu, hal tersebut dikarenakan perputaran ekonominya lebih cepat. Akan tetapi hal itu tidak diimbangi dengan menanam kebutuhan rumah tangga.

Berbeda dengan dahulu, saat makanan tersimpan di gampiri, orang tetap menanam sekalipun gabah yang disimpan dalam gampiri bisa bertahan sampai pada masa panen berikutnya. Alhasil ketika masa paceklik datang warga masih bisa bertahan mengandalkan stok yang melimpah. 

Orang Kaili juga punya cara dalam pemanfaatan lahan, semisal ampa, sebuah kebun kecil di sekitar kebun besar, atau sekitar rumah, sekitar sumur, dan tepian sungai.

Diskusi dalam forum ikut membicarakan tentang generasi penerus dalam ketahanan pangan. “Kebanyakan orang Sulteng yang berprofesi petani usianya di atas 50 tahun,” kata Adam. Sedikit sekali lulusan universitas yang melakoni profesi petani.

Meski jumlah penontonnya tidak sebanyak hari sebelumnya, Tanigasi jadi film yang paling lama didiskusikan. Diskusi harus berakhir lantaran adzan magrib sudah berkumandang.

“Gerakan peduli terhadap petani akan sulit diwujudkan bila yang bersuara masih sering mengonsumsi junk food. Mari perjuangkan petani lewat dari kesadaran kita terhadap apa yang akan kita konsumsi,” pungkas Ade. 

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Panjang lobi Luhut Cudy; demi kawasan pangan di Sulteng
Panjang lobi Luhut Cudy; demi kawasan pangan di Sulteng
Proyek KPN di Sulteng disebut bisa tabrak hukum. Namun konon sudah ada Perpres yang disiapkan…
TUTURA.ID - Makan siomai tanpa takut, ini cara deteksi kandungan daging tikus
Makan siomai tanpa takut, ini cara deteksi kandungan daging tikus
Video Tiktok yang diunggah akun @dewi2710 seketika memicu kehebohan siomai daging tikus di Morowali. Entah…
TUTURA.ID - Mengais rezeki dari lautan Teluk Palu
Mengais rezeki dari lautan Teluk Palu
Masih banyak nelayan di Kota Palu yang terhambat saat melaut karena kurangnya perahu. Pun ketiadaan…
TUTURA.ID - Upaya Sinekoci merefleksikan dampak bencana 2018
Upaya Sinekoci merefleksikan dampak bencana 2018
Sinekoci berupaya merawat ingatan kita semua tentang bencana 2018 melalui medium film.
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng