Pemerintah Kabupaten Sigi terus berupaya meningkatkan produksi ternak di daerah itu. Salah satunya dengan menghadirkan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) sejak 2018 yang bertahap hadir di Dolo Selatan, Marawola, dan Palolo.
Terbaru Pemkab Sigi mendeklarasikan Sekolah Peternakan Rakyat di Kecamatan Sigi Kota dan Sekolah Perikanan Rakyat di Kecamatan Dolo Barat.
"Kami berharap dengan adanya SPR ini masyarakat Sigi bisa memperoleh akses pendidikan yang lebih baik. Bisa meningkatkan hasil produksi peternakan dan perikanan sehingga mendukung program Sigi sebagai Kabupaten Berdaya," ujar Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta dalam sambutannya yang berlangsung di auditorium Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian, Kulawi, Selasa (5/11/2024).
Keberadaan kedua sekolah ini diharapkan bisa makin memperkuat ketahanan pangan lokal serta mempercepat proses transformasi menuju Sigi yang lebih mandiri dan berdaya saing. Mohamad Irwan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Melalui SPR, para peternak skala kecil di Sigi berkesempatan menambah pengetahuan mereka terkait manajemen peternakan. Selain itu, diajarkan juga pola beternak yang baik dan benar agar bisa menghasilkan ternak yang berkualitas. Pun cara mendirikan koperasi peternakan.
Para peternak juga akan mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah agar bisa meningkatkan perekonomian. Jadi, warga diharapkan tak lagi menjadikan kegiatan beternak sebagai usaha sampingan atau rutinitas biasa selain bertani. Harus dikembangkan menjadi bisnis modern yang bisa menghasilkan.
Untuk menghadirkan SPR di Sigi, pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Beberapa SPR yang sudah lebih dahulu hadir kini sudah memiliki wisudawan. Para alumni tersebut yang diharapkan bisa lebih mandiri dan sejahtera. Terpenting lagi, membagikan pengetahuannya kepada peternak lain tentang berbagai aspek teknis dan nonteknis peternakan.
IPB menggagas SPR sejak 2013. Tujuannya memberi ilmu pengetahuan kepada peternak berskala kecil agar memiliki daya saing usaha untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Proses belajar di SPR berlangsung selama empat tahun didampingi oleh pakar berkompeten yang berasal dari beberapa disiplin ilmu di IPB, mulai dari Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Fakultas Ekologi Manusia, dan lainnya yang relevan. Pakar dari perguruan tinggi tempat diterapkannya SPR juga ikut dilibatkan.
"Mempelajari dan menguasai teknologi sangat diperlukan sehingga budi daya peternakan sapi bisa mengembangkan mutu atau kualitas yang kemudian menjadi satu daya saing," ujar Mohamad Irwan saat mengunjungi SPR Mosangu Masagena bersama Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria di Desa Binangga, Marawola (24/11/2022).
Menurut Ihsan, S.Pt., selaku Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi, sektor peternakan di daerah tersebut sangat berperan dalam membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Potensi sumber daya alam juga cukup mendukung usaha peternakan.
Apalagi Pemkab Sigi bertekad menjadi daerah lumbung ternak di Sulawesi Tengah agar bisa menjadi salah satu penyuplai daging utama ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam acara diskusi kelompok terpumpun yang berlangsung tahun lalu di Bekasi, Jawa Barat, Sigi berhasil meraih kategori A alias terbaik dari 26 kabupaten di Indonesia yang juga menghadirkan program SPR.
peternakan Kabupaten Sigi Bupati Sigi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sekolah Peternakan Rakyat Institut Pertanian Bogor ekonomi kesejahteraan