Menerka arah politik generasi muda di Palu
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 4 Maret 2023 - 22:05
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Menerka arah politik generasi muda di Palu
Ilustrasi anak muda berpartisipasi dalam politik. | Foto: Alfawardana/Shutterstock.com.

Orang muda, terutama generasi Z (17-26 tahun), cenderung lebih suka pada hal-hal praktis, dan serba cepat. Itu menjadi karakter pembeda antara generasi muda, dan kelompok yang lebih tua. Kecenderungan tersebut bakal berpengaruh pula pada arah politik generasi muda pada Pemilu 2024. 

Hal tersebut disampaikan oleh Irwan Waris, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Tadulako. “Generasi muda sekarang lebih suka hal praktis, tidak melibatkan banyak analisis. Gen-Z juga tidak terlalu gemar dikumpulkan, lalu diceramahi,” ujar Irwan, kepada Tutura.Id, pada pengujung Februari 2023.

Irwan juga menyatakan bahwa generasi Z akan lebih mudah terpikat pada partai yang sudah mapan alias papan atas. Sebagai misal, sebutlah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, yang sering jadi pilihan generasi Z dalam pelbagai survei politik.

Keunggulan PDI Perjuangan, kata Irwan, juga tak bisa lepas dari sosok Presiden Joko “Jokowi” Widodo--yang berasal dari Partai Banteng. Menurut Irwan, Jokowi selama ini selalu mencitrakan dirinya sebagai sosok yang peduli dengan orang muda, plus melek digital.

Perkara terakhir memang jadi kata kunci tersendiri guna memikat kelompok muda. “Gen-Z bahkan Gen-Y, lebih senang melihat segala sesuatu melalui media digital,” ujar Irwan.

Jelang Pemilu 2024, generasi Z pun diprediksi bakal lebih tertarik untuk memilih presiden. Selain lebih tertarik pada tokoh, ada kemungkinan generasi Z--yang notabene banyak pemilih pemula--merasa ruwet akibat banyaknya kertas suara di hari pencoblosan kelak.

Nah, bila sudah mengerucut pada pemilihan presiden, Irwan menyebut Ganjar Pranowo sebagai sosok yang lebih mampu memikat pemilih muda. Hal itu juga tak bisa dilepaskan dari sinyal dukungan Jokowi pada Ganjar. “Adanya semacam simbiosis mutualisme antara Jokowi dan PDI Perjuangan terkait elektabilitas ini. Saya mencontohkan Ganjar Pranowo, yang berupaya meniru metode Jokowi,” kata dia.

Serangkaian analisis Irwan itu sejalan dengan temuan kunci dalam survei Litbang Kompas pada Januari 2023. Salah satu temuan dalam survei tersebut adalah ketertarikan generasi Z untuk terlibat dalam pemilihan presiden—yang lebih berbasis tokoh.

Ada 8,6 persen generasi Z yang mengaku hanya akan mencoblos kertas suara pemilihan presiden. Angka itu lebih tinggi dari generasi lainnya, yakni generasi Y muda (5,5 persen), generasi Y tua (2,5 persen), generasi X (6,9 persen), dan generasi Baby Boomers (3,1 persen).

Bila merujuk pada tiga besar nama dalam bursa Pilpres 2024; maka Ganjar Pranowo jadi favorit generasi Z. Sebanyak 28,8 persen generasi Z akan menaruh pilihan pada Ganjar. Angka itu melebihi persentase pemilih ganjar dari generasi lain yang hanya berkisar 24-25 persen.

Bagaimana dengan dua nama lain? Prabowo Subianto menarik minat 20,6 persen dari generasi Z. Sedangkan Anies Baswedan cuman disukai sekitar 8,8 persen dari generasi Z. 

Survei Litbang Kompas juga menemukan bahwa generasi Z cukup antusias mengikuti Pemilu 2024. Sebanyak 67,8 persen dari generasi Z menyatakan ketertarikan untuk mengikuti proses pemilu serentak tersebut. Pun hanya 0,6 persen yang menyatakan niat untuk golput.

Sigi Litbang Kompas tersebut melibatkan 1.202 responden lintas generasi lewat wawancara tatap muka. Dengan metode sampel acak sederhana, margin of error survei ini berkisar 2,83 persen, dan klaim tingkat kepercayaan hingga 95 persen.

Menerka arah politik kaum muda di Palu 

Merujuk sensus penduduk 2020, populasi penduduk di Indonesia berjumlah 270,2 juta jiwa. Proporsi generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa (27,94 persen). Adapun generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa (25,78 persen). Sekumpulan nilai itu menunjukkan betapa besarnya potensi orang muda pada Pemilu 2024.

Bila hendak dilihat lebih detail pada level Kota Palu, data BPS 2020 menjelaskan bahwa proporsi generasi Z mencapai 31,25 persen. Sedangkan generasi Y menyentuh angka 25,89 persen. Dengan kata lain, proporsi anak muda melebihi setengah dari total penduduk Kota Palu yang mencapai 373 ribu jiwa.

Demi mendapatkan gambaran atas arah politik generasi muda di Palu, Tutura.Id juga bertanya pada tiga orang muda (generasi Z dan Y). 

Arifah Nursyahbani, pelajar salah satu SMA di Palu, menyampaikan bahwa dirinya akan lebih melihat kedekatan parpol atau kandidat dengan generasi muda sebelum kasih suara pada Pemilu 2024.

Perempuan berusia 18 tahun itu juga mengaku sedang menimbang untuk kasih suara pada partai yang punya reputasi baik. “Misalnya, Partai Demokrat atau Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Saya melihat kedua partai ini lebih dekat dengan kaum muda,” kata anak muda yang akan pakai hak pilihnya untuk pertama kali pada Pemilu 2024 itu.

Pandangan sedikit berbeda disampaikan oleh Febby Grasela, alumni FKIP Universitas Tadulako. Sebagai orang muda, Febby mengaku lebih cocok dengan sistem pemilu yang praktis. Pemilu 2024 yang bakal berlangsung serentak disebutnya terlalu makan waktu.

“Kalau pemilu nanti, coblos sekaligus (legislatif pada semua level dan memilih presiden). Proses ini akan menyita waktu, padahal masih ada aktivitas lain yang harus diselesaikan.” kata perempuan 26 tahun ini kepada Tutura.Id (28/2/2023).

Febby pun mengaku sedang menimbang-nimbang untuk menggunakan hak pilihnya. Ia merasa skeptis dengan dunia politik tanah air. Hal tersebut membuatnya lebih tertarik pada sosok ketimbang partai politik, maupun ideologi yang ditawarkan oleh partai.

Febby bilang lebih tertarik untuk kasih suara pada pemilihan presiden. “Kalau harus memilih, saya cenderung memilih capres tanpa melihat background partai pengusungnya,” katanya. 

Lain pula dengan Safina Ishak Inayat Alit, yang laik disebut sebagai gambaran generasi muda yang lebih melek politik. Namanya sudah tercatat sebagai wakil ketua PDI Perjuangan Sulteng pada 2019. Meski demikian, Safina mengaku baru mulai aktif pada kepengurusan sejak awal 2023. 

“Saya merasa terpanggil untuk mulai bekerja dan berkampanye buat PDI Perjuangan setelah melihat banyaknya narasi negatif. Saya ingin melawan narasi tersebut,” katanya.

Menurutnya, selama ini PDI Perjuangan kerap dapat isu negatif, misal tuduhan menghidupkan ideologi komunis. Padahal, menurut Safina, PDI Perjuangan merupakan partai yang menjaga idealisme dengan terus membersamai wong cilik.

Safina mengakui bahwa atensi kalangan muda terhadap PDI Perjuangan di Palu dan Sulteng masih minim--situasi itu berbeda dengan kondisi politik nasional. Ia pun berharap kehadirannya bersama sejumlah politisi muda lain di PDI Perjuangan bisa membawa angin segar bagi Partai Banteng di Lembah Palu. 

Kini PDI Perjuangan di Sulteng dan Palu sedang menghidupkan sayap pemuda, Banteng Muda Indonesia (BMI). Safina pun berharap agar organisasi tersebut bisa jadi tulang punggung untuk memikat hati serta menjaring suara kaum muda.

Apa pun pandangan kaum muda di Palu dan Sulteng, suara mereka penting untuk didengar. Lebih-lebih bagi partai politik. Bila ingin berjaya pada Pemilu 2024, jangan pernah mengabaikan suara kaum muda.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Bursa capres: Aral melintang untuk Ganjar dan Anies
Bursa capres: Aral melintang untuk Ganjar dan Anies
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersemuka aral dalam bursa capres. Ganjar disanksi PDI Perjuangan; Anies…
TUTURA.ID - Petani milenial untuk membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan
Petani milenial untuk membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan
Perluasan pengetahuan dan penerapan teknologi menjadi kunci untuk melangkah maju dan menjawab tantangan krisis pangan.
TUTURA.ID - Gelagat negatif di sekitar perayaan ulang tahun NasDem
Gelagat negatif di sekitar perayaan ulang tahun NasDem
Deklarasi Koalisi Perubahan tertunda. Padahal ia bisa jadi hadiah ultah bagi NasDem. Jokowi juga absen…
TUTURA.ID - Berharap regenerasi politik sejati pada Pemilu 2024
Berharap regenerasi politik sejati pada Pemilu 2024
Pemilu 2024 bisa jadi momen regenerasi politik di Sulteng. Namun bisakah terjadi regenerasi yang sehat?…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng