"Sekarang ini dapat Rp100 ribu per hari, alhamdulillah. Kadang ibu yang di sebelah ini jual ikan hanya dapat Rp20 ribu dari pagi," ujar Aisyah. Intonasi suaranya menurun, tapi kata-katanya tetap terdengar jelas. Ia seperti sedang melempar keluh tetapi berusaha tetap bersyukur di tengah ketidakpastian pemasukan.
Aisyah bukanlah nama sebenarnya. Perempuan berusia 47 tahun itu merupakan salah satu pedagang yang masih berjualan di Pasar Talise, Kelurahan Talise Valangguni, Mantikulore, Palu.
Pasar Talise sedang direnovasi dan hampir rampung. Saat Tutura.Id menyambangi Pasar Talise, Kamis (22/6/2023), masih tersisa pekerjaan pembuatan gorong-gorong pada bagian depan yang belum selesai. Sisanya bangunan baru pasar tampak cerah dengan balutan cat anyar.
Renovasi ini diharapkan bisa memunculkan antusiasme warga untuk berbelanja di Pasar Talise. Kenyataannya, hingga kini Pasar Talise tetap sepi. Tiada aktivitas jual beli massa layaknya pasar.
Gedung tempat penjualan sayur-mayur tak menunjukkan kesibukan. Pedagang lebih banyak menganggur. Bercerita satu sama lain jadi cara mereka membunuh waktu. Suasana serupa ditemui pada dua gedung lain yang kosong melompong tak terisi lapak pedagang.
Aisyah mengaku bahwa lesunya Pasar Talise sudah mulai terasa sejak pandemi COVID-19. Namun situasi makin memburuk setelah revonasi berjalan.
“Pas ada rencana renovasi kan dibongkar bangunan, jadi kita dipindah ke (bagian) belakang (area pasar). Sejak itu tambah sepi, belum lagi yang jualan di pinggir jalan padahal sudah dibangun pasar," ujar perempuan yang sehari-hari berjualan sayur dan bumbu dapur itu.
Alhasil banyak pedagang yang mencari lokasi baru untuk berjualan. Pasalnya, pemasukan turun drastis sejak renovasi dilakukan. Pasar yang berdiri sejak 2014 ini kini tinggal dihuni oleh enam pedagang. Padahal sebelum renovasi dilakukan ada 16 pedagang.
Imbas lain pun muncul berupa kehadiran para pelapak pada beberapa ruas jalan di kawasan permukiman sekitar Pasar Talise. Situasi ini juga bukan pula hal baru. Pada 2018, para pedagang juga sudah mengeluhkan ihwal lapak pedagang pada ruas jalan sekitar Pasar Talise. Kemunculan lapak-lapak itu dianggap bikin Pasar Talise kehilangan pengunjung.
Revitalisasi dan pasar tematik
Pemerintah Kota Palu telah mencanangkan revitalisasi sejumlah pasar. Salah satunya dengan mengusung gagasan pasar tematik. Sejak medio 2021, kajian soal pasar tematik ini sudah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Palu.
Merujuk kajian Balibangda Kota Palu, ada 10 pasar yang akan direvitalisasi sesuai dengan tema-tema tertentu. Pasar tematik ini akan dikuatkan pada komoditas tertentu, misal unggas, burung, buah-buahan, ekonomi kreatif, dan lain-lain; tanpa menghilangkan fungsinya sebagai pasar tradisional.
Adapun Pasar Talise kebagian tema sebagai pasar hobi--misalnya untuk pencinta burung, unggas, dan ikan. Renovasi Pasar Talise merupakan satu bagian dari rencana besar untuk membuat pasar tematik.
Terbaru, Pemkot Palu juga mencanangkan Pasar Tavanjuka dengan tema buah-buahan. Sebelumnya ada proyek renovasi Pasar Bambaru yang menjadi lebih modern dengan tematik emas dan perhiasan. Namun pedagang di Pasar Bambaru juga punya keluhan yang sama soal sepinya pengunjung setelah renovasi.
Gagasan bikin pasar tematik ini juga diragukan oleh para pedagang. Aisyah bilang jauh lebih penting untuk menertibkan pedagang di jalanan, ketimbang bikin renovasi atau pasar tematik.
Ia pun mengaku belum pernah diajak berbicara ihwal rencana pasar tematik. “Kok tiba-tiba direnovasi jadi pasar burung. Berarti pikiranku bukan lagi pasar sayur. Belum lagi pedagang yang banyak di pinggir jalan cuma teguran atau mungkin hanya himbauan, selanjutnya tidak ada," ujar Aisyah.
Kepala Seksi Pengelolaan dan Pembinaan Pasar, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Palu, Ahmad Rifai membenarkan adanya proses revitalisasi. "Dalam program pemkot sekarang (Pasar Talise) jadi pasar tematik, hobi khusus unggas dan burung. Ini telah melewati kajian," kata Ahmad Rifai, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat sore (23/6).
Ahmad Rifai membantah anggapan yang menyebut bahwa revitalisasi ini tidak melalui proses komunikasi dengan pedagang. Menurutnya, Pemkot Palu juga telah memberikan kemudahan kepada pedagang. “(Pedagang) masih kita bebaskan dari retribusi,” katanya memerinci kemudahan untuk pedagang.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengimbau agar pedagang lama yang kini berlapak di sekitaran ruas jalan agar mengisi kembali lapak Pasar Talise. "Pedagang di situ keluar tidak jauh-jauh, hanya di sekitar situ. Kalau di kami tidak mungkin karena bukan wewenang kami (untuk menertibkan)," ujarnya Rifai.
Ahmad Rifai menjelaskan bahwa di Pasar Talise nanti akan dibagun pula stan tempat jajanan, seperti siomay. Pun akan ada kerjasama dengan pegiat hobi, seperti komunitas pencinta burung. Harapannya, proses ini bisa bikin Pasar Talise ramai.
Saat ini fokus utamanya ialah menyelesaikan renovasi pasar. Termasuk penyelesaian gorong-gorong dan jalan di depan pasar. "Ini juga masih kita rem dulu. Tunggu saja launching (pasar tematik)," katanya.
pasar talise pasar tematik pasara tavanjuka pasar bambaru pasar pedagang ekonomi revitalisasi pasar pasar tradisional