Pasar hewan ternak di Palu jelang Iduladha sepi peminat
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 28 Juni 2023 - 20:52
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Pasar hewan ternak di Palu jelang Iduladha sepi peminat
Tulisan yang menghiasi kandang kambing di Pasar Hewan Pipa Air, Palu Barat (Foto: Nasrullah/Tutura.Id)

Iduladha yang diperingati saban 10 Dzulhijjah tak hanya dimaknai sebagai Lebaran Haji, tapi juga Hari Raya Kurban. Maka tak heran jika menjelang perayaan Iduladha pemandangan di pasar-pasar hewan jadi lebih sibuk ketimbang hari-hari biasanya.

Berdasarkan pantauan kami, khusus di Kota Palu, atmosfer makin dekatnya Iduladha sudah terasa sepekan sebelumnya.

Tampak sudah banyak orang menjajakan daging sapi yang sudah dipotong untuk diperjual belikan menyambut datangnya hari raya ini.

Kami juga coba melongok aktivitas yang terjadi di pasar hewan, Jalan Pipa Air, Donggala Kodi, Palu Barat, Selasa (27/6/2023).

Aroma khas kotoran sapi langsung menyinggahi hidung begitu kami tiba di lokasi. Sapi dan kambing “dipamerkan” dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Sejumlah pedagang sengaja menempatkan hewan dagangan mereka di dalam kandang yang bentuknya berupa petakan-petakan. Sementara pedagang yang lain sekadar mengikatnya di pinggir jalan, bahkan santai saja melepasnya bebas berkeliaran di tanah lapang sekitar pasar.

Ada berbagai macam jenis sapi yang dijperjual belikan di pasar ini, mulai dari jenis brahman, limoxin, bali, dan simmental.

Sapi simmental usia dewasa yang bisa mencapai bobot hingga lebih dari 1000 kilogram jadi yang paling mahal. Kisaran harganya mencapai puluhan juta rupiah.

Ada dua kebiasaan pembeli di pasar hewan ini. Pertama langsung membawa pulang hewan yang telah ditebusnya dari penjual.  Namun, tak sedikit juga yang ambil pilihan menitipkan terlebih dahulu hewan yang sudah mereka beli kepada penjual agar bisa lebih terawat.  Sehari jelang Iduladha baru mereka akan datang mengambilnya.

Pemandangan di pasar hewan, Jalan Pipa Air, Donggala Kodi, Palu Barat, menjelang Iduladha 2023 (Foto: Nasrullah/Tutura.Id)

Nelson, salah satu penjual kambing yang kami temui, mengaku sengaja memasok sekitar 70 ekor kambing untuk dijual jelang perayaan Iduladha tahun ini.

Kebanyakan ia dapatkan dari daerah-daerah yang ada di Sulawesi Tengah. Sisanya berasal dari Gorontalo dan Sulawesi Barat. Harga jualnya mulai dari Rp1 juta hingga Rp4 juta per ekor.

“Biasanya yang banyak dibeli itu pasti kambing yang lebih murah, kan. Tapi kambing etawa yang harganya 4 jutaan ini juga lumayan laku,” ungkap Nelson.

Dibandingkan momen yang sama tahun lalu, Nelson mengaku perdagangan hewan ternak tahun ini cenderung sepi. Tidak banyak transaksi yang berlangsung.

Beda dengan pengalamannya menjual hewan ternak menjelang perayaan Idul Qurban pada tahun-tahun sebelumnya. Dagangannya bisa ludes dalam waktu relatif tak lama.  

“Tahun ini ‘pakat’ sekali. Satu hari ini saja belum ada yang terjual kambingku. Kalau tahun lalu setiap hari itu ada saja laku biar cuma satu ekor. Mungkin karena kondisi perekonomiannya kita. Jadi susah uang tahun ini. Apa saya lihat di berita, Indonesia macam bayar hutang terus. Ha-ha-ha,” demikian Nelson coba menganalisis bak pakar ekonomi.

Kambing-kambing di pasar hewan, Jalan Pipa Air, Palu Barat, yang menanti kedatangan calon pembeli (Foto: Nasrullah/Tutura.Id)

Masih di lokasi yang sama, kami melangkah lagi menemui Abdul Jafar, seorang penjual sapi yang sudah lama berjualan di Pasar Hewan Pipa Air.

Abdul yang menyediakan beberapa jenis sapi, mulai dari sapi lokal hingga sapi rambon, menghargai hewan dagangannya mulai dari Rp13 juta hingga Rp16 juta per ekor.

Berbeda dengan Nelson, Abdul mengaku semua dagangannya adalah hasil ternaknya sendiri. Perawatan kesehatan terhadap hewan-hewan ternaknya ia jaga dengan penuh kesungguhan.

“Sapiku bisa saya jamin aman untuk dibeli karena saya tahu bagaimana pertumbuhannya. Kalau sama saya yang paling laku biasanya sapi jenis rambon. Besar ukurannya. Harganya sekitar 16 juta,” jelas Abdul.

Rupanya apa yang menimpa Nelson juga dialami oleh Abdul. Pembeli hewan ternak untuk kurban tahun ini menurun dibandingkan sebelumnya.

“Tahun ini memang kurang sekali sapiku dibeli orang dibandingkan tahun lalu. Kebanyakan orang cuma datang tanya harga saja, baru foto-foto sudah. Nanti habis itu dorang pergi bilang nanti mau bale ulang, padahal tidak ada juga,” sambungnya.

Seolah tak mau kalah dengan Nelson, pria ini juga coba menduga penyebab turunnya minat warga Kota Palu membeli hewan ternak selama perayaan Iduladha tahun ini.

“Mungkin karena kurang pemasukannya orang-orang sekarang. Makanya tidak ada juga yang mau beli,” pungkasnya.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
2
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Berharap pakan dari penjual sayuran di Pasar Inpres
Berharap pakan dari penjual sayuran di Pasar Inpres
Para peternak makin kesusahan mencari pakan lantaran ketiadaan padang rumput. Sisa sayuran di pasar kini…
TUTURA.ID - Kasus ribuan ternak babi yang mati mendadak di Parimo menyulut keengganan warga mengonsumsi ikan
Kasus ribuan ternak babi yang mati mendadak di Parimo menyulut keengganan warga mengonsumsi ikan
Ribuan ternak babi di Parigi Moutong mati terkena virus demam babi Afrika. Pendapatan para pedagang…
TUTURA.ID - Ragam hewan kurban sumbangan para kepala daerah di Sulteng
Ragam hewan kurban sumbangan para kepala daerah di Sulteng
Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng menyebut sekitar 8.000 ekor sapi dan kambing dijadikan hewan kurban…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng