Kecakapan literasi digital jadi hal penting dalam menghadapi perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju. Dengan literasi digital nan cukup, pengguna tak sekadar fokus pada penggunaan teknologi tetapi juga dapat memahami informasi lebih utuh. Bisa membedakan antara fakta atau disinfomasi; data atau hoaks.
Demikian salah satu poin yang disampaikan oleh Neni Muhidin, pegiat literasi yang berbasis di Palu, dalam diskusi “Landscape Budaya dan Media Digital Saat Ini.” Diskusi tersebut merupakan bagian dari Festival Media-Semarak Media Digital 2022 yang pembukaannya berlangsung di Jodjokodi Convention Center (JCC), Palu, Jumat (9/12/22).
"Literasi mengajak kita untuk memahami sesuatu. Fokusnya membicarakan empat isu ini: ethic, skill, kultur digital, dan keamanan,” ujar Neni membeberkan aspek-aspek literasi digital yang perlu jadi perhatian.
Menurut Neni, guna menguatkan literasi digital warga, dibutuhkan kerja kolaborasi nan inklusi dari berbagai pihak. Ia pun menyebut Festival Media 2022 sebagai salah satu “inisiatif masyarakat sipil untuk mewujudkan apa yang disebut literasi digital.”
Brigita Manohara, Presenter TvOne, juga hadir sebagai pembicara sesi diskusi yang sama. Brigita menggarisbawahi fenomena-fenomena negatif di ruang digital, seperti hoaks, penipuan, cyber bullying, dan lain-lain.
Media digital, kata Brigita, harus menjawab fenomena negatif itu--meluruskan disinformasi hingga mematahkan kabar bohong.
Media digital juga wajib menjunjung etika dan tanggung jawab untuk memperoleh informasi. Tak serta asal cepat, melainkan harus bisa menjunjung tinggi disiplin verifikasi.
"Teman-teman mesti lebih cerdas melihatnya, daripada nanti sudah terlanjur, upaya preventif lebih baik. Dicermati, dibaca dulu dan juga berupaya menahan diri untuk tidak disebar,” ujar Brigita kepada para peserta diskusi--kebanyakan para jurnalis yang berbasis di Palu.
Pembicara lain dalam diskusi ini ialah Muhammad Iqbal, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah. Dalam pemaparannya, antara lain, Iqbal menjelaskan lansekap media digital di Sulteng.
Ia sebut muatan lokal sebagai salah satu kekuatan utama media digital di Sulteng. "Alhamdulillah bahwa teman-teman di Sulawesi Tengah masih mementingkan muatan lokal sehingga belum banyak pengelola media disini yang mendewakan viralisme,” ujarnya.
Adapun Festival Media-Semarak Media Digital 2022 merupakan hajatan hasil kolaborasi dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulteng, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu, dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulteng.
Acara ini mengusung tema "Simposium Literasi Dari Sulteng Untuk Indonesia Digital" dan berlangsung selama dua hari 9-10 Desember 2022.
Seremoni pembukaan acara ini dilakukan oleh Koordinator Literasi Digital Kominfo, Rizky Amelia. Selain para jurnalis, kegiatan ini turut diramaikan oleh perwakilan pelajar dan mahasiswa dari berbagai sekolah serta perguruan tinggi di Kota Palu.
Neni Muhidin Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) literasi digital media digital media