Meneroka kembali apa saja lagu-lagu yang pernah didengarkan oleh penggunanya kurun setahun ke belakang, layanan pengaliran musik Spotify saban akhir tahun merilis fitur "Kilas Balik". Istilah pemasaran kerennya Spotify Wrapped.
Kebiasaan merangkum ini sudah hadir sejak 2015 dengan nama Year in Music. Isinya merangkum daftar lagu yang paling banyak diputar, penyanyi yang paling sering didengarkan, dan berapa jam total yang dihabiskan untuk mendengarkan musik oleh para pengguna selama setahun.
Sambutannya masih biasa saja kala itu. Seiring perjalanan waktu dan pembenahan yang terus dilakukan Spotify agar hasilnya lebih mudah dibagikan oleh para pengguna ke platform lain, Spotify Wrapped 2021 berhasil dibagikan 60 juta kali oleh pengguna.
Juru bicara Spotify Laura Batey mengungkap bahwa Wrapped akhirnya tumbuh menjadi fitur istimewa yang diantisipasi dan dinantikan oleh para pengguna setiap tahunnya.
Dari rangkuman tersebut pengguna bisa dengan mudah mengetahui apa saja yang paling sering mereka dengarkan dalam setahun terakhir, mulai dari lagu, genre musik, musisi, durasi mendengarkan, hingga podcast alias siniar.
Hasilnya tersaji dalam format salindia yang bisa dibagikan melalui kanal media sosial masing-masing. Paling sering via Instagram Story, linimasa Twitter, dan status WhatsApp. Hal ini yang belum dilakukan oleh para pesaingnya, semisal Apple Music atau YouTube Music.
Untuk tahun ini Spotify menambahkan fitur dalam versi kompilasinya yang memuat deskripsi personal, semisal karakter pengguna saat mendengarkan musik (My Listening Personality). Lalu ada pula ukuran suasana hati dalam sehari berdasarkan pemilihan lagu (My Audio Day).
“Fitur My Audio Day menampilkan suasana khusus dan deskripsi estetika dari musik yang didengarkan pengguna selama periode waktu pagi, siang, dan malam hari. Semacam sebuah kisah interaktif yang memberi gambaran tentang bagaimana selera musik seseorang berkembang sepanjang hari,” demikian penjelasan Spotify melalui siaran pers.
Sejatinya Spotify menyajikan rangkuman yang bersifat personal itu dengan mendedah data-data para penggunanya mulai 1 Januari hingga 31 Oktober tahun berjalan. Sebuah cara yang jika dilakukan oleh perusahaan lain mungkin bakal memicu gelombang protes hebat.
Hebatnya strategi pemasaran Spotify, pemanfaatan data pribadi pengguna dengan bungkus kilas balik tadi justru dirayakan penuh suka cita. Bisa jadi semacam ajang mengunjuk selera musik. Alasan lainnya sesederhana berbagi referensi musik kepada teman-teman.
Padahal Spotify Wrapped sebenarnya kampanye pemasaran untuk mempromosikan layanan pengaliran musik Spotify dengan mendorong pengguna untuk membagikannya di media sosial memanfaatkan fenomena FOMO (Fear Of Missing Out). Takut ketinggalan apa yang sedang jadi tren alias ikut rame.
Metode penyusunannya
Berdasarkan mesin algoritma, Spotify mengumpulkan data dari pengguna yang mendengarkan setidaknya lima artis berbeda dan minimal 30 variasi lagu.
Syarat untuk masuk hitungan; pengguna mendengarkan seminimnya 30 detik dari keseluruhan durasi lagu. Mendengarkan lagu secara luring tidak masuk hitungan.
Kompilasi data tersebut kemudian disusun melalui kombinasi jumlah pemutaran dan total waktu yang dihabiskan selama mengakses Spotify.
Sementara untuk fitur terbaru My Listening Personality, Spotify dalam penjelasannya mengaku melakukan pengukuran menggunakan empat metrik.
Tolok ukur yang pertama adalah seberapa sering pengguna mendengarkan lagu atau musisi favorit berulang kali, atau justru lebih sering melakukan eksplorasi mendengarkan banyak lagu atau artis baru?
Faktor kedua, seberapa sering pengguna memutar lagu yang sama berulang-ulang dibandingkan kebiasaan mendengar banyak variasi lagu.
Ukuran selanjutnya membandingkan kebiasaan pengguna dalam mendengarkan. Apakah tepat saat lagu tersebut baru rilis atau lebih asyik menjelajahi katalog besar semua musik yang telah lama rilis.
Terakhir, apakah pengguna lebih suka mendengarkan musisi atau band yang kadung populer alih-alih mencari seseorang yang kurang terkenal.
Dus, data berbagai kebiasaan itu kemudian direkam yang hasilnya mewujud dalam kepribadian penggemar.
Spotify membagi 16 tipe kepribadian merujuk kebiasaan penggunanya dalam mendengarkan musik kurun setahun, mulai dari The Adventurer, The Early Adopter, The Deep Diver, The Devotee, The Replayer, The Connoisseur, The Maverick, The Fan Clubber, The Top Charter, The Enthusiast, The Time Traveler, The Musicologist, The Nomad, The Voyager, The Jukeboxer, dan The Specialist.
Spotify musik streaming layanan pengaliran media sosial fitur Spotify Wrapped algoritma Kilas Balik musisi artis lagu kepribadian podcast siniar FOMO