Perayaan Hari Kasih Sayang selain Valentine's Day
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 14 Februari 2023 - 20:52
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Perayaan Hari Kasih Sayang selain Valentine's Day
Setiap orang bahkan negara punya cara dan perayaan sendiri untuk berbagi kasih sayang (Foto: Shutterstock)

Dunia secara global mengenal Valentine’s Day sebagai Hari Kasih Sayang. Perayaannya saban 14 Februari dengan alasan yang sebenarnya juga masih sumir. Sejarahnya bercampur folklor dan mitos, lalu berkembang jadi tradisi rakyat. Sosok Valentine sebagai ikonnya juga ada yang merujuk Valentinus Roma (Valentinus presb. m. Romae) dan Valentinus Terni (Valentinus ep. Interamnensis m. Romae).

Apa pun itu, sejak abad ke-19 perayaan Valentine’s Day sudah meluas dan menjadi komersial. Ragam istilah atau penyebutannya juga beradaptasi mengikuti bahasa negara tempat merayakannya, semisal di Guatemala, kata lain perayaan ini adalah Día del Cariño atawa Hari Afeksi.

Saat perayaan ini menjadi kultur populer, ada banyak transaksi berlangsung, terutama untuk membeli kartu ucapan, bunga mawar, dan—tentu saja—cokelat. Pernah pada masa jayanya Hari Kasih Sayang termasuk sumber penting aktivitas ekonomi.

National Retail Federation di Amerika Serikat mencatat total pengeluaran warga di negeri Paman Sam untuk perayaan ini bahkan mencapai AS$18,2 miliar pada 2017. Selama perayaan yang sama tahun lalu, NRF mencatat jumlahnya meningkat jadi AS$23,9 miliar. Ini bukti betapa spesial menunjukkan kasih sayang kepada sesama hingga orang-orang rela menghabiskan banyak uang.

Abraham Maslow, psikolog yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian, dalam Hierarchy of Needs-nya menempatkan berbagi kasih sayang, terlepas dalam konteks perayaan Valentine’s Day, sebagai kebutuhan yang dimiliki manusia.

Bentuk dari kebutuhan tersebut, antara lain harapan untuk memiliki pasangan dan keturunan, keinginan memiliki hubungan pertemanan, kebutuhkan menjadi anggota sebuah keluarga, klub, organisasi, perkumpulan, lingkungan tetangga, atau suatu bangsa.

Penelitian bertajuk “Human Affection Exchange: VIII. Further Evidence of the Benefits of Expressed Affection” menunjukkan, orang-orang yang membagikan kasih sayang pada orang lain terbukti lebih bahagia, punya kepercayaan diri lebih tinggi, kesehatan mental lebih baik, serta memiliki tingkat stres dan depresi lebih rendah (h/t greatmind.id).

Jadi, bukan Valentine’s Day-nya yang esensial, tapi berbagi kasih sayangnya karena penting untuk mental dan psikologis manusia. Makanya jangan bosan mendengar petuah bijak yang mengatakan berbagi kasih sayang, kepada semua mahluk hidup, seharusnya jadi kebiasaan setiap hari.

Adapun bentuk perayaan lain serupa Valentine’s Day sebenarnya banyak sekali. Pun sudah berlangsung lama. Hanya kalah pamor saja makanya sebagian orang masih awam. Berikut beberapa di antaranya:

Karnval jadi salah satu ragam bentuk perayaan Dia dos Namorados atau Hari Pecinta di Brazil (Foto: Shutterstock)

Dia dos Namorados di Brazil

Negaranya pesepakbola Neymar ini punya hari spesial untuk saling bertukar hadiah, makan malam romantis, membuat dekorasi, dan selebrasi. Namanya Dia dos Namorados atau Hari Pecinta. Momentumnya setiap 12 Juni. Ketika Hari Pecinta tiba, maka bersiaplah larut dalam kemeriahan parade dan karnaval yang penuh warna. Jangan lupa menari samba.

La Diada de Sant Jordi (Saint George's Day) di Catalunya

Kita di Indonesia mungkin lebih mengenal Valentine’s Day ketimbang La Diada de Sant Jordi atau Hari Saint George. Beda cerita dengan warga di wilayah yang jadi markasnya klub Barcelona ini. Perayaan Valentine’s Day masih kalah populer dibandingkan hari yang juga kerap dapat sebutan sebagai Hari Mawar ini.

Sejak 1926, setiap 23 April, ketika tiba masa perayaan La Diada de Sant Jordi, banyak orang, mulai dari pasangan, teman, dan rekan kerja saling bertukar hadiah. Biasanya pria memberikan mawar untuk perempuan. Sebaliknya perempuan menghadiahkan buku kepada laki-laki. Itu sebabnya perayaan ini juga punya kata lain sebagai El Dia del Llibre (Hari Buku).

Howaitodē di Jepang

Ragam merayakan saling berbagi kasih sayang di Negeri Matahari Terbit mewujud dalam Howaitodē alias Hari Putih. Pertama kali dirayakan tahun 1978, perayaannya lalu menyeberang hingga ke Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Tiongkok.

Asal-usul munculnya perayaan ini, uhuk, dari strategi koperasi produsen permen Jepang untuk meningkatkan penjualan permen yang bahan bakunya dari gula putih. Slogannya, “14 Maret sebagai hari untuk mengirim permen”.

Jika pada Valentine’s Day kebanyakan perempuan di Jepang memberikan hadiah berupa cokelat kepada pria yang disenanginya, maka sang pria akan balas memberikan permen atau marshmallow kepada perempuan saat Hari Putih tiba.

Dragobete di Rumania

Negara yang konon jadi asalnya Drakula ternyata punya perayaan romantis setara Valentine’s Day. Namanya Dragobete. Tokoh ini adalah putra Baba Dochia, sosok dalam mitologi Rumania yang diidentikkan dengan kembalinya musim semi.

Saat momentum Dragobete tiba setiap 24 Februari, muda-mudi di sana akan saling bertukar bunga dan bernyanyi merayakan berakhirnya musim dingin. Mereka yang mengikuti adat Dragobete juga akan dilindungi dari penyakit, terutama demam, selama sisa tahun.

Tu B'Av di Israel

Salah satu hari raya orang Yahudi. Dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 bulan Av dalam kalender Ibrani (sekitar Juli-Agustus dalam kalender Masehi).

Zaman dahulu kala, perayaan hari ini dimeriahkan oleh para perempuan lajang yang keluar rumah dengan pakaian serba putih. Mereka gembira menari di perkebunan anggur. Orang-orang di Israel juga dapat lampu hijau untuk kawin campur atau menikah antarsuku.

Berganti ke abad modern, Tu B'Av yang tahun ini dirayakan pada 1 Agustus tidak hanya berisi saling bertukar hadiah berupa cokelat dan bunga, tapi tetap jadi momen yang paling dinantikan untuk melamar sang pujaan hati. Makanya kerap dapat sebutan lain sebagai “Hari Besar Untuk Perkawinan”.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Balada perempuan penopang keluarga dalam Generasi Sandwich
Balada perempuan penopang keluarga dalam Generasi Sandwich
Faktor ekonomi membuat beban para tulang punggung keluarga menjadi berlipat. Tanggungan bukan hanya anak, tapi…
TUTURA.ID - Mengenal sistem penanggalan: Mulai dari Pranatamangsa hingga Gregorian
Mengenal sistem penanggalan: Mulai dari Pranatamangsa hingga Gregorian
Selain Kalender Masehi yang kini awam jadi rujukan, penduduk di Nusantara juga mengenal dan menggunakan…
TUTURA.ID - Kekerasan dalam pacaran; jebakan berkedok cinta
Kekerasan dalam pacaran; jebakan berkedok cinta
Tantangan menyelesaikan kasus Kekerasan Dalam Pacaran karena masih banyak korban yang enggan melapor. Pun dianggap…
TUTURA.ID - Ragam tradisi menyambut perayaan Idulfitri di Parigi Moutong
Ragam tradisi menyambut perayaan Idulfitri di Parigi Moutong
Warga Desa Lobu, Kecamatan Moutong, terus mengawetkan tradisi “malam pasang lampu” alias “tumbilotohe” dalam menyambut…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng