Banyak dari kita tak pernah melihat langsung kehebatannya di lapangan hijau. Namun legenda tentangnya terus hidup, bak cerita rakyat yang dituturkan turun temurun.
Ia satu-satunya manusia yang pernah memenangkan tiga Piala Dunia (1958, 1962, dan 1970). Dengan kostum kuning emas, ia memastikan trofi Jules Rimet jadi milik Brasil.
Merujuk data FIFA, ia telah mencetak 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan. Bersama Diego Maradona, namanya terukir sebagai pemain terbaik abad ke-20 (abad ke-20) pilihan FIFA.
Komite Olimpiade Internasional bahkan menganugerahinya gelar “Atlet Abad Ini.” Namanya pun masuk daftar "100 Orang Paling Penting Abad 20" versi Times.
Serangkaian capaian itu sulit ditandingi oleh siapa pun. Tak heran bila orang Brasil menyebutnya O Rei atau The King alias Sang Raja. Julukan yang turut diamini oleh banyak penggila bola di seluruh dunia.
Kini Sang Raja telah berpulang. Ia mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 82 tahun di Sao Paulo, Brasil, Kamis (29/12/22) waktu setempat, atau Jumat dini hari (30/12/22) waktu Indonesia.
Rumah Sakit Israelta Albert Einstein, Sao Paulo, menyebut bahwa Sang Raja mangkat lantaran kegagalan fungsi pada banyak organ; sebagai akibat kanker usus besar. Ia memang telah dirawat di rumah sakit itu sejak November 2022.
***
Everything you see any player doing, Pelé did it first. RIP ⚽️???????? pic.twitter.com/SeW0z1hQTm
— Erling Haaland (@ErlingHaaland) December 29, 2022
Edson Arantes do Nascimento. Nama yang diberikan padanya saat lahir pada 23 Oktober 1940 di Tres Coracoes, sebuah area rural yang masuk negara bagian Minas Gerais, Brasil. Kelak, seperti jumlah abjad pada Raja atau King, dunia mengenalnya dalam empat huruf: Pele.
Nama Edson diambil orang tuanya dari Thomas Edison, penemu pembangkit listrik. Konon, saat Pele lahir, aliran listrik baru masuk di kampung halamannya.
Ia mengaku tak ingat persis bagaimana orang-orang mulai memanggilnya dengan nama Pele. Dalam biografinya (via New York Times), Pele bilang nama itu diambil dari Bille, salah seorang rekan setim ayahnya--yang juga pemain sepak bola. Saat kecil, Pele menjadikan Bille sebagai idola.
Teman-teman sepermainan lantas mulai memanggilnya Pele sebagai panggilan kesayangan.
Saat berusia 10 tahun, Pele menyaksikan ayahnya, Dondinho menangis usai dengar siaran radio yang menyiarkan kekalahan Brasil atas Uruguay (1-2) pada final Piala Dunia 1950 di Rio de Janeiro, Brasil.
Pele menghibur ayahnya. Pun barangkali sedikit sesumbar, ia bilang bahwa suatu saat dirinya akan bawa pulang Piala Dunia bagi Brasil. Saat itu, Brasil memang belum pernah memenangkan satu pun Piala Dunia.
Enam tahun berselang, Pele dapat kontrak profesional. Saat berumur 15 tahun, ia teken kesepakatan bersama Santos, klub paling sukses dalam sejarah sepak bola Brasil.
Berselang delapan tahun sejak kekalahan Brasil di Piala Dunia 1950, penghiburan Pele pada ayahnya jadi kenyataan.
Pada usia 17 tahun, Pele untuk pertama kalinya tampil di Piala Dunia Swedia 1958. Ia jadi pemain termuda dalam turnamen tersebut. Lantaran bertubuh ceking, konon banyak orang mengiranya sekadar maskot tim.
Belakangan, Si Ceking justru jadi pemain kunci bagi Brasil di Piala Dunia 1958, terutama lewat hattrick pada laga semifinal melawan Prancis (5-2), dan brace dalam pertandingan final kontra Swedia (5-2).
Itulah perkenalan sihir Pele di pentas dunia. Pun demikian dengan nomor 10 yang identik dengannya. Nomor pungung itu ternyata bermula dari kecelakaan. Federasi Sepak Bola Brasil tidak menentukan nomor baju saat mendaftarkan pemain. FIFA lantas membagikan nomor secara acak. Pele kebagian angka 10, dan ternyata jadi hoki.
Pada Piala Dunia Chili 1962, Pele datang dengan status pemain terbaik dunia. Ia sempat bikin satu assist, serta sebuah gol indah setelah meliuk-liuk dan mengecoh empat pemain Meksiko pada partai pertama.
Namun ia mengalami cedera pada laga berikutnya melawan Cekoslowakia. Beruntung Brasil masih bisa memenangkan kejuaran untuk kedua kalinya.
Pada Piala Dunia Inggris 1966, Pele juga ikut berpartisipasi. Akan tetapi, edisi ini terasa pahit, langkah Brasil berakhir pada babak penyisihan grup. Banyak orang mengkritik Pele. Beberapa komentar pedas menyebut bahwa kariernya sudah berakhir.
Penebusannya terjadi pada Piala Dunia Meksiko 1970. Saat itu Pele jadi pemimpin dalam barisan serang Brasil, yang juga diisi oleh Gerson, Jairzinho, Rivellino, dan Tostao.
Pele bikin empat gol sepanjang turnamen, termasuk satu skor pada laga final melawan Italia (4-1). Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam turnamen tersebut.
***
Your own GOAT will always be yours, whether Best or Messi, CR7 or the original Ronaldo, or Maradona, or Cruyff or Zidane, or Eusebio or so many more. Fair enough. But do watch this: Pelé did it first.pic.twitter.com/2xNczok5uP
— Nick Harris (@sportingintel) December 30, 2022
Di level klub, Pele hanya membela dua tim yakni Santos (Brasil, 1956-1974), dan New York Cosmos (Amerika Serikat, 1975-1977).
Merujuk catatan GOAL, ia mencetak 643 gol untuk Santos dalam 656 penampilan kompetitif; dan melesakkan 64 skor sepanjang 107 laga untuk New York Cosmos.
Pele memenangkan enam Campeonato Brasileiro Serie A (Serie A Brasil), dan dua Copa Libertadores, turnamen antarklub tertinggi di Amerika Latin. Ia juga punya 10 gelar Campeonato Paulista, sebuah kejuaraan negara bagian Sao Paolo.
Bersama Santos, ia berhasil mengoleksi dua gelar juara Piala Interkontinental (1962 dan 1963), ajang yang mempertemukan juara kompetisi antarklub Eropa dan Amerika Latin.
Pada ujung kariernya, bersama New York Cosmos, Pele menjuarai Liga Sepakbola Amerika Utara (NASL)-Konferensi Atlantik dan NASL Soccer Bowl. Kedua gelar itu diperoleh pada 1977.
Total Pele memenangkan 27 gelar di level klub. Rinciannya 25 gelar bersama Santos, dan 2 gelar bersama New York Cosmos.
***
Pelé was one of the greatest to ever play the beautiful game. And as one of the most recognizable athletes in the world, he understood the power of sports to bring people together. Our thoughts are with his family and everyone who loved and admired him. pic.twitter.com/urGRDePaPv
— Barack Obama (@BarackObama) December 29, 2022
Di luar lapangan hijau, Pele pernah menjabat sebagai menteri olahraga luar biasa Brasil (1995-1998). Pada 1992, ia ditunjuk sebagai duta besar PBB untuk lingkungan dan ekologi. Ia juga terpilih menjadi duta amal UNESCO pada 1994.
Kesehatan Pele sudah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Ia hadir pakai kursi roda saat pengundian Piala Dunia Rusia 2018, yang berlangsung pada Desember 2017. Sebulan kemudian Pele diberitakan pingsan karena kelelahan dan dibawa ke rumah sakit.
Komplikasi penyakit bikin kondisi Pele menurun. Ia mengalami infeksi saluran kemih pada 2019, serta harus melewati operasi pengangkatan tumor usus besar pada September 2021.
Saat hari berpulang Sang Raja tiba, putrinya, Kelly Nascimento menulis di Instagram, “Segala yang ada pada kami berkat dirimu. Kami mencintaimu tak terhingga. Tenanglah dalam damai."
Akun Twitter Pele turut mencuitkan pesan, "Inspirasi dan cinta menandai perjalanan Raja Pele yang meninggal dunia dengan tenang hari ini. Cinta, cinta, dan cinta selamanya."
Para bintang sepak bola turut kirim pesan belasungkawa, misalnya Neymar, Kylian Mbappe, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Pemerintah Brasil mengumumkan momen berkabung nasional selama tiga hari atas kepergian Sang Raja. Seremoni penghormatan untuknya akan berlangsung pada 2-3 Januari 2023 di Santos Stadium.
Selamat jalan, Sang Raja…
Pele sepak bola brasil obituari santos kylian mbappe Cristiano Ronaldo Lionel Messi