Menjaga tingkat inflasi sebagai salah satu persyaratan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkesinambungan, dan berkeadilan adalah kerja kolaboratif. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sigi senantiasa berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Salah satunya rutin melaksanakan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta saat menghadiri kegiatan ini di Aula Kantor Bupati Sigi, Selasa (3/9/2024), mengatakan bahwa pengendalian inflasi baru akan efektif jika tercipta kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak, baik dari sisi kebijakan, pelaksanaan, maupun pengawasan.
“Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting bagi kita untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat menekan laju inflasi di Kabupaten Sigi,” ujar Irwan Lapatta dalam sambutannya.
Turut hadir dalam rapat tersebut perwakilan dari Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Biro Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah, Kejaksaan Negeri Sigi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sigi, dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sigi.
Berbagai isu terkait inflasi daerah dibahas secara mendalam, termasuk faktor-faktor yang memengaruhi harga bahan pokok, distribusi barang, serta kebijakan fiskal dan moneter yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekonomi.
Selain itu, para peserta juga membahas program-program prioritas yang akan dijalankan oleh TPID Kabupaten Sigi sepanjang tahun ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulteng Rony Hartawan sebelumnya telah mengungkapkan beberapa strategi untuk mengendalikan inflasi, yaitu menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok, menjamin ketersediaan pasokan pangan, memastikan distribusi pasokan pangan tidak keluar daerah, dan melakukan komunikasi publik yang tidak membuat masyarakat panik.
Pelaksanaan rapat koordinasi TPID ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Sigi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang responsif terhadap dinamika ekonomi, serta memperkuat kesejahteraan masyarakat melalui pengendalian inflasi yang efektif.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Inflasi juga bisa terjadi pada saat permintaan lebih besar dari pada penawaran.
Merujuk data BPS Provinsi Sulawesi Tengah, komoditas yang dominan memberikan andil terhadap naiknya inflasi sepanjang tahun ini, antara lain beras, cabai rawit, minyak goreng, gula pasir, dan bawang putih yang notabene jadi konsumsi harian rumah tangga.
Terpantau melalui laman situsweb Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sigi (2/9), rerata harga beberapa komoditas tersebut di pasaran masih menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan harga normal. Beras merek Cinta Nur, misalnya, mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp14.500 menjadi Rp16.000 per kilogram. Pun cabai rawit hijau dari semula Rp40.000 menjadi Rp43.000 per kilogram.
Beberapa langkah konkret yang telah dilaksanakan Pemkab Sigi bersama OPD terkait untuk menjaga stabilitas harga di pasaran, antara lain rutin mengadakan pasar murah, operasi pasar, memantau ketersediaan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat, serta Program Warung Komoditas Pangan (Warkop) TPID yang bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah dan Perum Bulog.
inflasi ekonomi Kabupaten Sigi Mohamad Irwan Lapattan Bupati Sigi Pengendalian Inflasi Daerah High Level Meeting Badan Pusat Statistik bahan pokok