Duka datang dari Malang. Laga antara Arema Malang kontra Persebaya Surabaya berakhir ricuh. Kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).
Kericuhan bermula dari aksi protes para suporter Arema. Laga memang berakhir buruk bagi Arema, kalah 2-3 dari Persebaya pada laga derby Jawa Timur. Suporter yang kecewa mencecar pelatih, staf, dan pemain Arema hingga ke lapangan. Aparat keamanan coba menguasai suasana dan mengevakuasi tim Arema.
Penonton pada laga semalam ditaksir berkisar 40 ribu. Adapun suporter yang sempat masuk ke lapangan diperkirakan mencapai tiga ribu orang. Saat amuk suporter membesar, polisi ambil tindakan gegabah dengan menembakkan gas air mata.
Tragedi itu pun pecah. Kepanikan terjadi di antara penonton. Tribun gaduh. Pintu keluar stadion dibanjiri orang. Gangguan penglihatan dan sesak napas. Korban berjatuhan.
Hingga Minggu siang (2/10) ada 134 orang yang meninggal dunia akibat tragedi ini. Angka ini masih bisa bertambah mengingat masih ada ratusan orang yang dirawat di rumah sakit.
Bahkan dengan jumlah korban sementara itu, Tragedi Kanjuruhan sudah menjadi bencana sepak bola nomor dua yang paling banyak memakan korban jiwa.
Adapun tragedi paling mematikan terjadi di Stadion Nasional, Lima, Peru (24 Mei 1964). Laga antara Peru dan Argentina itu berujung rusuh serta menewaskan 318 orang. Kerusuhan nomor tiga terbesar di Stadion Accra, Ghana (9 Mei 2001), menewaskan 126 orang. Ketiga peristiwa punya penyebab utama yang sama: tembakan gas air mata.
Sebagai catatan, standar keamanan stadion milik FIFA sudah menyatakan bahwa gas air mata atau gas pengontrol massa lainnya sebagai barang haram di dalam stadion. Peraturan itu termuat dalam Pasal 19 FIFA Stadium Safety and Security Regulations.
Liga Indonesia dihentikan, ancaman sanksi di depan mata
Selain korban jiwa dan duka mendalam. Tragedi Kanjuruhan berimbas pada penghentian kompetisi Liga Indonesia. Hal itu langsung disampaikan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dalam keterangan pers di Istana Bogor, Minggu (2/10).
"Khusus kepada Kapolri, saya minta investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI, untuk menghentikan Liga 1 sampai evaluasi dan prosedur perbaikan pengamanan dilakukan," kata Jokowi.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali melemparkan belasungkawa atas jatuhnya korban. Namun juga menunjukkan kekhawatiran ihwal sanksi susulan dari Tragedi Kanjuruhan. Sanksi bisa saja jatuh dari FIFA, sebagai federasi sepak bola global.
“Semoga kita tidak disanksi FIFA atas peristiwa ini mengingat tahun depan kita akan menyelenggarakan FIFA World Cup U-20 2023,” kata Zainudin Amali, saat diwawancarai Radio Elshinta.
Di sisi lain, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan pada konferensi pers pertama pasca peristiwa menjanjikan akan membentuk tim investigasi dalam kasus ini.
“Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," katanya.
tragedi kanjuruhan kanjuruhan arema malang persebaya sepak bola olahraga tragedi gas air mata