Keberadaan sesar aktif Palu-Koro yang membelah Lembah Palu membuat peluang terjadinya gempa di masa depan masih terbuka. Begitu pun di daerah lainnya di Sulawesi Tengah yang memiliki sesar, seperti di Teluk Tomini, Laut Sulawesi, hingga kawasan Banggai.
Sejarah kebencanaan yang panjang di Sulteng membuat upaya-upaya yang berkenaan dengan mitigasi bencana bersifat wajib. Salah satunya penyadaran akan risiko bencana melalui edukasi atau pendidikan.
Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ir. Drs. Abdullah, M.T, kembali mengingatkan hal ini.
Kepada Tutura.Id, usai mengisi workshop penyusunan kurikulum Program Studi Pendidikan Ilmu Pengentahuan Alam (IPA) oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Abdullah mengatakan upaya mitigasi bisa dilakukan oleh para lulusan FKIP yang berkompeten. Mereka bisa hadir sebagai pengajar dan praktisi lingkungan.
Abdullah mengatakan Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah rawan bencana. Alhasil sangat penting untuk mempelajari tentang kebencanaan. Dia pun mengakui sudah ada beberapa program studi di Universitas Tadulako yang memasukkan mata kuliah kebencanaan.
Misalnya di FMIPA melalui Program Studi Fisika dan Teknik Geofisika, lalu Fakultas Teknik tersampir melalui program studi Perencanan Wilayah Kota (PWK) dan Geologi, dan terakhir FKIP mengajarkannya dalam Program Studi Geografi dan Pendidikan IPA.
Namun, hemat Abdullah, alangkah baiknya bila ada satu program studi yang dikhususkan terkait kebencanaan, semisal membuka Prodi Pendidikan Kebencanaan dengan jenjang strata 1.
Lulusannya diharapkan bisa mengajari siswa di tingkat sekolahan, khususnya di Kota Palu, terkait bencana dan segala aspek mitigasi.
Menunggu pencabutan moratorium
Sementara itu, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama boleh jadi selangkah lebih maju dalam wacana pembukaan Prodi Studi Kebencanaan untuk jenjang sarjana (S1).
Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Palu Prof. Dr. H. Abidin, S.Ag., M. Ag. mengungkapkan, pihaknya telah menyusun proposal pembukaan prodi tersebut.
Namun, ketentuan tentang pembukaan prodi ternyata harus sesuai Permendikbud. Dalam Permendibud diterangkan bahwa pembukaan prodi baru masih dalam masa moratorium alias ditutup sementara.
“Yang sekarang ini buka di laman Permendikbud itu Prodi STEM, yang di dalamnya ada sains, teknologi, ekonomi, dan matematika. Untuk Prodi Kesehatan, Psikologi, dan termasuk Kebencaaan hari ini masih tutup sementara. Jadi kita belum bisa mengajukan karena tidak ada lamannya,” jelas Prof. Abidin saat ditemui Tutura.Id, Kamis (15/6/2023).
Di luar kendala moratorium, Abidin mengaku pihaknya sangat siap membuka Prodi Kebencanaan. Bila moratorium dicabut, dia yakin tim penyusun proposal akan langsung tancap gas.
“Proposalnya sudah ada tim yang kerja. Termasuk segala dosen kami persiapkan. Serius kami persiapkan semua. Pas ini buka kami langsung masuk. Jadi kami tinggal menunggu dibukanya laman ini,” sambungnya.
Secara spesifik Prodi Kebencanaan di UIN Datokarama Palu adalah Program Studi Manajemen Kebencanaan. Jadi bukan Pendidikan Kebencanaan yang melahirkan lulusan tenaga pengajar. Pun demikian, di dalamnya tetap akan ada pembelajaran terkait Pendidikan Kebencanaan.
“Yang kami usulkan sekarang ini masih manajemen kebencanaan, tapi kami juga tidak mau melepas diri dari segi pendidikannya. Manajemannya 60 persen, dan pendidikannya 40 persen. Jadi betul-betul ini dipahami secara pengetahuan bukan hanya lari saja," pungkasnya.