Minggu petang di Millenium Water Park Palu (16/4/2023), suara beduk membahana pertanda tiba waktu berbuka puasa.
Seorang tokoh agama mengenakan peci putih dengan baju koko warna senada memimpin bacaan doa buka puasa. Ratusan tamu undangan yang hadir turut mengamini usai pembacaan doa kelar.
Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Tengah menjadi penggagas acara tersebut.
Maksud dan tujuannya sebagai ajang silaturahmi antarumat beragama dan etnis. Dirangkaikan pula dengan buka puasa bersama sahabat difabel.
Dalam siaran pers, PSMTI menyebut kegiatan sosial rutin mereka laksanakan tiap tahun. Khusus tahun ini berlangsung selama dua hari.
Sukarelawan yang terlibat berasal dari sejumlah organisasi, seperti Parisdha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulawesi Tengah, Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah), dan Roa University.
Hari pertama (15/4), tim aksi sosial ini menyambangi kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore. Mereka bagi-bagi takjil gratis kepada warga setempat.
Aksi sosial berlanjut hingga ke badan Jalan Emmy Saelan, Tatura, Palu Selatan. Takjil diberikan kepada para pengguna jalan yang kebetulan lewat.
Kurang lebih 650 paket takjil gratis berhasil disalurkan. Takjil yang mereka bagikan itu dibeli dari para pedagang di pinggir jalan yang selalu ramai hadir saban bulan Ramadan.
Sementara dana untuk belanja tadi semuanya berasal dari para donatur. Ini dimaksudkan sebagai bentuk sokongan terhadap ekonomi lokal.
Puncak acara aksi sosial berlangsung pada hari kedua di Millenium Water Park. Tampak hadir lima tokoh agama. Sementara kelompok difabel yang diundang tergabung dalam Rumah Merah Putih Difabel Berkarya.
Sekitar 120 orang sahabat disabilitas, ditemani para pendamping, saling memperkenalkan diri di hadapan tetamu yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh pemerintah, agama, kepolisian, korporasi, hingga masyarakat umum.
Sebelum buka puasa bersama, Prof. Dr. KH. Zaenal Abidin, M.Ag selaku ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, mendapat kepercayaan menyampaikan tausiyah.
"Beragama yang baik adalah dengan membahagiakan dan menyenangkan orang lain," ujar mantan rektor UIN Datokarama Palu itu yang bersambut riuh tepuk tangan dari para tamu undangan.
Kelar melaksanakan salat maghrib berjamaah, acara berlanjut dengan sesi penandatanganan plakat yang di dalamnya tertulis semboyan, "Mereka yang bukan saudaramu dalam iman, adalah saudaramu dalam kemanusiaan."
Kutipan masyhur itu berasal dari perkataan Sayidina Ali Bin Abi Thalib, sepupu, sahabat, dan menantu Nabi Muhammad SAW.
Roa University termasuk salah satu yang ikut menandatangi plakat tersebut sebagai bentuk komitmen menjaga semangat persatuan antaraumat beragama. Pun menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Ketua Umum PSMTI Wijaya Chandra tak lupa mengucapkan rasa syukur dan terimakasih atas dukungan yang diberikan berbagai pihak.
"Ini adalah simbol kebersamaan. Sebuah simbol kebhinekaan dari masyarakat Kota Palu yang sangat plural dan beraneka ragam," ujarnya kepada para wartawan.
Ia bersama para donatur juga menyampaikan dukungan bagi sahabat difabel yang tetap terus berusaha untuk mandiri meskipun dengan keterbatasan fisik.
Dewi Santiana selaku ketua kelompok difabel dari Rumah Merah Putih Difabel Berkarya tak dapat membendung rasa haru.
"Konsep acaranya berbeda. Karena kali ini dibuat lebih santai dan menyenangkan," ujar Dewi kepada Tutura.Id.
Ia percaya bahwa masyarakat Kota Palu banyak yang ingin peduli kepada sahabat difabel, sekaligus ini memotivasi kaum difabel sepertinya untuk tetap bekerja dan berkarya.
Setelah santap makan untuk berbuka selesai, acara ditutup dengan dengan pembagian angpau santunan bagi anggota difabel dibantu pendamping dan panitia.
difabel disabilitas Rumah Merah Putih Difabel Berkarya bukber bulan puasa Ramadan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Parisdha Hindu Dharma Indonesia Perhimpunan Pemuda Hindu Roa University aksi sosial