Anak band berpromosi sekaligus berbisnis memanfaatkan stiker
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 2 Maret 2024 - 20:18
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Anak band berpromosi sekaligus berbisnis memanfaatkan stiker
Stan penjualan stiker band-band asal Palu di acara Hello Patch (21/2-1/3/2024) | Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id

Stiker tak hanya jadi medium alternatif bagi seniman dan pecinta karya visual, tapi juga opsi sarana berpromosi nan “murah meriah” bagi anak band.

Maklum, di antara jenis merchandise lainnya, semisal kaos, topi, atau bandana, ongkos memproduksi stiker jelas tak terlalu menguras isi kas manajemen.

Apalagi saat ini memproduksi stiker bisa dilakukan secara mandiri oleh band. Ide desain bisa langsung mewujud berbekal laptop/komputer, printer, dan kertas stiker. Bahan yang disebutkan terakhir mudah ditemukan di toko-toko yang menjual keperluan alat tulis kantor. Jenisnya beragam.

Paling sering digunakan untuk mencetak stiker adalah vinyl (berbahan dasar plastik) dan kromo (terbuat dari kertas). Soal harga juga beragam, tergantung jenis dan ketahanan.

Sebagai ilustrasi, biaya mencetak satu lembar stiker ukuran A3 (29,7 x 42 cm) di tempat percetakan biasanya sekitar puluhan ribu rupiah. Dimensi tersebut tentu bisa memuat beberapa desain stiker.

Jika tak ingin repot memproduksi sendiri, jasa pembuatan stiker custom tak kalah banyak. Salah satu penyedia jasa pembuatan stiker di Palu yang berjualan via Instagram, misalnya, pasang harga Rp3000 untuk satu desain stiker. Jika band menjualnya kembali seharga Rp5000, sudah ada keuntungan Rp2000 dari tiap satu lembar stiker.

Dus, menjadikan stiker menu jualan band alias merchandise tentu sangat menarik. Antusiasme band berjualan stiker tampak dalam acara “Hello Patch” persembahan Knowing Media dan Hal Seruang yang berlangsung di Reunion Cafe (29 Februari-1 Maret 2024).

Awalnya hanya ada Blurum, Pekarangan, Prince of Mercy, Ratel Beast, Sejuk Sendu, dan The Hauler Rawk yang terdaftar ikut melapak. Belakangan mendekati acara, menurut Adjust Purwatama selaku inisiator acara, Steady Groove dan Blurry Sky menyatakan minatnya ikut serta.

Rata-rata band menawarkan enam desain stiker kepada pengunjung dengan harga jual satuan Rp5000. Jika membeli per pak yang berisi enam desain stiker masing-masing band, harganya terkorting jadi Rp25 ribu.

Menurut informasi Adjust, stiker Prince of Mercy yang paling laris terjual selama dua hari penyelenggaraan Hello Patch. Band yang terbentuk sejak 2011 itu sebenarnya hanya menyetorkan lima desain stiker, mulai dari teks bertuliskan nama band hingga yang desain yang memparodikan logo PSI dan klub sepak bola Everton asal Inggris.

Inu Pratama, vokalis Prince of Mercy, turun tangan mendesain sendiri semua desain stiker tersebut. “Mekanismenya itu, stiker kami desain sendiri. Habis itu setor ke panitia Hello Patch. Mereka nanti yang cetak,” ujar Inu saat dihubungi Tutura.Id (2/3/2024).

Perihal desain, Inu mengaku hanya coba mengolah segala aset lawas milik bandnya yang sudah pernah ia buat namun belum sempat tercetak.

Stiker band lain yang juga laris manis terjual adalah milik Pekarangan dan Sejuk Sendu. Desain stiker Pekarangan juga dikerjakan salah seorang personelnya, Naldi Cante (vokalis dan gitaris). Desainnya yang tampil hitam putih ala komik strip mengingatkan sampul album Goo (1990) milik Sonic Youth karya ilustrator Raymond Pettibon.

Aset-aset atau ilustrasi bahan promosi kala mempersipakan diri tampil dalam Rock in Celebes 2023 bertajuk “Berarus Menuju Selatan” juga dimanfaatkan Sejuk Sendu menjadi stiker.

Beberapa desain stiker band Prince of Mercy yang dijual dalam acara Hello Patch | Sumber: instagram.com/princeofmercyy/

Pengerjaan desain kebanyakan stiker band-band yang hadir di Hello Patch dikerjakan oleh personel masing-masing.  

“Ilustrator masih dari personel band sendiri (Dhana, drummer), tapi kita tidak menutup diri untuk ilustrator lainnya yang mungkin punya sudut pandang berbeda,” tutur Iun, vokalis dan gitaris The Hauler Rawk, saat kami temui di lokasi acara (1/3).

Urusan mencetak stiker, Iyun dkk. tinggal membawanya ke percetakan yang ada di Palu. “Kalau cetak di luar, belum ongkirnya dan lain-lain. Selain itu, di sini juga bahannya sudah oke. Jauh beda dari 10 tahun yang lalu. Dan juga membantu teman-teman di bidang percetakan,” kata Iun melanjutkan.

Selain jadi opsi menyumbang pemasukan bagi band, stiker yang ukurannya kecil ternyata punya efek promosi luar biasa dengan durasi panjang.

“Karena orang tempel di laptop, motor, dan lain-lain. Jadi benefitnya itu jangka panjang untuk alat promosi band,” ujar Iun.

Agar efektif sebagai medium promosi band, desain stiker minimal menggabungkan dua hal; nama band dengan perpaduan gambar atau ilustrasi yang menarik perhatian banyak orang.

“Kalau teks saja itu mungkin kurang menarik. Nah, karena ini promosi biasanya teksnya itu menyelipkan gambar. Supaya kayak orang tidak bingung ini stiker bandnya siapa,” jelas Iun.

Pendapat serupa disampaikan Inu. Walau usia Prince of Mercy hampir menginjak umur 13 tahun, tetap perlu memproduksi stiker yang memuat nama band mereka. Sebab mereka sadar tak semua orang mengenal band pengusung pop punk ini.

“Stiker itu sampai sekarang masih besar efeknya. Karena dia salah satu media promosi yang murah dan bisa masif. Dan juga stiker itu bisa diterima semua kalangan,” pungkas Inu.

Andi Baso Djaya turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menyelisik penyebab banjir di kawasan IMIP
Menyelisik penyebab banjir di kawasan IMIP
Banjir bandang di kawasan IMIP bukan hanya perkara tingginya curah hujan, tapi karena eksploitasi hutan…
TUTURA.ID - Datang, lihat, dan dengarkan perayaan setahun BAH di Festival Titik Temu
Datang, lihat, dan dengarkan perayaan setahun BAH di Festival Titik Temu
Pameran setahun perjalanan BAH menghadirkan 10 karya ilustrator yang merespons 10 lagu. Perpaduan menarik. 
TUTURA.ID - Band lokal paling ditunggu album barunya
Band lokal paling ditunggu album barunya
Mengintip progres album baru Sejuk Sendu, Culture Project, Rakesh, dan Scarhead Barricade yang masuk dalam…
TUTURA.ID - Guritan Kabudul: Ternyata kami juga berperan menciptakan neraka di tanah surga
Guritan Kabudul: Ternyata kami juga berperan menciptakan neraka di tanah surga
Duo folk asal Tentena, Poso, yang sedang merekam lagu-lagu untuk album perdana. Judulnya Budaya Elok…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng