Ketika Ramadan tiba, masyarakat Indonesia selalu punya tradisi khas untuk mengisi bulan yang kemuliaannya lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya ini. Selain ngabuburit, ada lagi yang namanya jalan-jalan subuh.
Aktivitasnya mirip kegiatan JJS yang lain alias jalan-jalan sore. Mejeng dan kongko di sebuah tempat yang jadi pusat keramaian. Pembedanya hanya soal waktu pelaksanaan. Dilakukan usai salat subuh yang jamaahnya ramai saat Ramadan tiba. Istilah padanannya di daerah lain; asmara subuh.
Penggunaan istilah asmara subuh lantaran kebiasaan ini paling banyak dilakukan oleh remaja. Mereka memanfaatkan tradisi jalan-jalan subuh yang tercipta saban Ramadan untuk saling bertemu dengan kekasih hati. Bagi yang jomlo, lokasi asmara subuh bisa dimanfaatkan untuk saling tebar pesona. Berharap dapat kenalan baru yang mungkin bisa jadi calon tambatan hati.
Entah kapan pastinya kebiasaan ini menjamur di kalangan anak muda Lembah Palu. Ingatan terpendek kami, sejak dekade 90-an sudah marak. Dahulu sepanjang Pantai Taman Ria, Kelurahan Lere, akan semarak berdatangan muda-mudi mengenakan baju koko, sarung dan kopiah untuk ikhwan, sementara akhwat seragam mengenakan mukena.
Lantaran motor masih jadi barang mewah kala itu, jalan-jalan subuh bermakna harfiah. Ikhtilat datang memenuhi Taman Ria dengan berjalan kaki dari masjid masing-masing. Pun di lokasi lain, semisal, Pantai Talise, Jembatan Palu I, dan Lapangan Wali Kota.
Zaman kiwari, aktivitas tersebut lestari berlangsung. Hanya saja jalan-jalannya sudah berganti naik kendaraan pribadi, paling banyak menggunakan motor. Daya jelajah juga makin jauh. Tak lagi menyasar lokasi di dekat masjid tempat salat subuh.
Kampoeng Nelayan kini jadi salah satu titik pertemuan asmara subuh. Menikmati sejuknya tiupan angin pantai dan menghirup udara pagi nan segar merupakan daya pikat lokasi ini. Banyak remaja yang tampak santai duduk sambil bercengkerama di atas batu gajah.
“Setiap bulan Ramadan pasti saya ba jalan-jalan subuh. Karena bisa ketemu teman-teman yang dari daerah lain. Ba cerita-cerita sambil menunggu matahari terbit dan juga bisa liat cewek-cewek cantiknya kota Palu,” kata Ikbal saat kami temui di daerah Kampoeng Nelayan, Selasa (12/3/2024) pagi.
Lokasi asmara subuh paling gres terletak di belakang kantor Polda Sulteng, Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tondo, Palu Timur. Ada jalan raya baru yang membentang melewati Huntap Talise dan Tondo 2. Rute ini disebut bakal jadi jalan lingkar luar kota Palu.
Lokasi ini jadi favorit karena dikelilingi perbukitan yang bisa jadi tempat untuk duduk mengaso, bercerita bersama teman-teman sambil memandang ke arah teluk yang lamat-lamat berganti terang. Sekadar memarkir kendaraan di tepi jalan juga bisa jadi alternatif.
Kendaraan patroli Ditlantas Polda Sulteng wira-wiri melintas tak jarang menyasar rombongan remaja yang sedang menongkrong ini. Pasalnya ada saja beberapa dari mereka yang sengaja memecah keheningan pagi dengan aksi pamer bunyi knalpot brong. Bikin kuping pekak. Beberapa lainnya datang tidak menggunakan helm dan motor tanpa dilengkapi kaca spion. Alhasil bukannya dapat kenalan baru, malah mengantongi surat tilang.
“Daripada kita tidur habis ba sahur, mendingan kita tunggu salat subuh, habis itu jalan-jalan keliling-keliling kota Palu dengan teman sambil update story WhatsApp atau Instagram. Kalo di sini bagus pemandangannya. Bukit-bukitnya. Cuma kalo ada polisi kitorang bubar,” ungkap Septiani, pemudi yang ikut jalan-jalan subuh di jalan baru belakang Polda Sulteng (13/3).
bulan puasa Ramadan jalan-jalan subuh jalan-jalan sore muda-mudi remaja asmara subuh Kampoeng Nelayan Taman Ria Pantai Talise Kota Palu