Aksi sang penakluk api di Kota Palu
Penulis: Nasrullah | Publikasi: 25 Oktober 2022 - 18:30
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Aksi sang penakluk api di Kota Palu
Aksi petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan Kota Palu berusaha memadamkan kobaran api (Sumber: instagram.com/damkar_kotapalu)

Tulisan “Pantang pulang sebelum api padam walaupun nyawa taruhannya” berukuran besar terpampang di atas garasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Palu, Jl. Balai Kota Timur, Mantikulore.

Letaknya persis di belakang Kantor Wali Kota. Kantor yang kemungkinan tak lama lagi akan ditinggalkan untuk boyongan menuju gedung baru di belakang Terminal Induk Mamboro, Palu Utara.

Siang itu (19/10/2022), tampak delapan mobil damkar terparkir rapi di sana mengisi tiap kolong. Para petugas dengan seragam biru sedang duduk beristirahat sembari menunggu panggilan tugas. Ada yang asik mengobrol saling melepas gurauan, sebagian khusyuk menekuri layar ponsel masing-masing.

Suara dari radio trunking terdengar sesekali dengan petugas yang cergas merespons beberapa laporan yang masuk. Saat kaki melangkah masuk menuju barak, deretan kasur portable tertata rapi. Sebagian anggota tampak berbaring di atasnya.

Sudaryano Rahmalifman Lamangkona (52), Kepala Dinas Damkarmat Kota Palu, yang saat itu mengenakan kemeja dinas berwarna putih menyambut ramah kedatangan Tutura.Id di ruangannya. Perawakannya tegap, tatapan matanya lurus, intonasi suaranya tegas.

Dalam ruangannya berjejer ornamen-ornamen yang identik dengan pemadam kebakaran. Beberapa piagam melekat di dinding yang berkelir putih.         

“Petugas damkar itu kalau sedang tidak ada panggilan tugas memadamkan api biasanya mengisi waktu dengan kegiatan lain, misalnya penyemperotan jalan, pembersihan lingkungan kantor, dan merawat peralatan,” ujar pria yang turut mendirikan lembaga Mahasiswa Pecinta Alam Santigi FISIP Untad ini.

Anno, demikian kerap orang-orang menyapanya, dapat mandat memimpin dinas ini sejak 2018. Rekam jejaknya merentang di berbagai jawatan, mulai dari Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Badan Pemberdayaan Masyarakat, dan Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus. Ia juga pernah jadi camat Palu Utara.

Demikianlah tugas harus ditunaikan sebagai amanat. “Tidak ada alasan. Karena ini penugasan yang diberikan oleh pimpinan. Ya, sudah kita laksanakan tugas,” jawabnya.

Segudang pengalaman tadi membuat figurnya bisa dengan cepat berakselerasi di lingkungan pekerjaan baru. Terbukti dari beberapa penghargaan yang dianugerahkan kepadanya. Salah satunya “Inspiring Professional and Leadership Award” tahun 2021. Sebuah apresiasi berdasarkan penilaian dari tim Juri Indonesia Awards Magazine yang bertajuk “3.0 Award Trend Summit”.

Dinas yang dipimpinnya juga meraih beberapa penghargaan, antara lain juara ketiga dari cabang lomba Survival pada Skill Competition 2020 di Yogyakarta, juara pertama dalam kompetisi Jakarta Firefighter Challenge Braveheart tahun 2022, dan “Inovasi Program Efektivitas Kinerja Pemadam Kebakaran” dari Ombudsman Sulteng.

Selama bertugas mengepalai Dinas Damkarmat Kota Palu, salah satu hal yang paling membuatnya geram ketika ada orang iseng memberikan laporan kebakaran palsu. Kebiasaan menjengkelkan tersebut diterima anak buahnya hampir saban hari.

Jika sudah terjadi yang demikian, ia hanya bisa menenangkan hati bawahannya untuk bersabar.  “Kita lapor sama Tuhan saja. Semoga orang itu bisa diberikan hidayah,” katanya pasrah.

Kurun tahun lalu, tercatat sebanyak 160 kasus kebakaran yang ditangani Dinas Damkarmat Kota Palu. Penyebab terbanyak lantaran korsleting listrik, pembakaran sampah, dan kelalaian individu.

Palu Selatan jadi penyumbang terbanyak dengan 49 kasus, menyusul wilayah Mantikulore (47 kasus), Palu Timur (24 kasus), Palu Barat (16 kasus), Tatanga (13 kasus), Palu Utara (5 kasus), Tawaeli (3 kasus), dan Ulujadi (2 kasus).

Menjadi anggota damkar sungguh berat. Mungkin Dilan sekalipun tak akan kuat. Butuh nyali, mental, dan kemampuan besar. Ketangkasan dalam unjuk kemampuan yang selama ini didapatkan juga berperan penting.

Petugas damkar bukan hanya berjibaku menyelamatkan harta benda, tapi juga nyawa, termasuk mempertaruhkan nyawa sendiri. “Sudah banyak (anggota) yang jadi korban, tapi tidak sampai meninggal. Tuhan masih sayang,” ungkap Anno sambil tersenyum.

Menjadi seorang petugas damkar berarti harus siaga tiap saat. Tak peduli siang bolong atau dinihari buta. Harus siap. Panggilan darurat tak bisa diprediksi kapan tibanya.

Setiap hari saat pergantian waktu bertugas, peleton baru yang giliran berjaga akan melakukan inspeksi kepada peleton lama. Mereka mengecek keadaan armada penakluk api tersebut. Memastikan tangki air dan bahan bakar mobil terisi penuh.

Pergantian dilakukan 1x24 jam oleh tiga peleton. Artinya tiap peleton mendapatkan waktu dinas selama delapan jam selama sehari penuh. Bermula dari pukul 07.15 pagi hingga jam yang sama keesokan harinya.

Syaiful (45) dan Gazali (48), salah dua petugas damkar yang telah lebih satu dekade bertugas, mengungkapkan dua alasan berbeda yang melatari keputusan mereka gabung sebagai penakluk api.

“Kalau alasan awal saya bergabung di sini untuk cari kerja,” jawab Syaiful yang kini ditempatkan sebagai Komandan Peleton (Danton). Pun demikian, seiring waktu Syaiful mengaku mencintai profesinya sebagai anggota damkar.

Sementara Gazali yang menjabat Komandan Regu (Danru) berkisah awalnya sempat ditempatkan sebagai Satuan Polisi Pamong Praja. Merasa tidak cocok, ia pun memohon pindah ke Dinas Damkarmat.

“Di sini kalau mau dibilang uang sedikit, tapi kalau ibadahnya luar biasa. Di sinilah tempatnya kita mencari dan beribadah karena 99% dari tugas kami adalah menolong,” demikian Gazali menuturkan.

Azan salat maghrib berkumandang dari pelantang masjid. Para petugas bergegas menunaikan ibadah. Usai salat dan menuju waktu makan malam, satu unit armada damkar tampak laju meninggalkan markas.

Tak berselang lama, mobil yang disopiri Fauzi (28) tadi sudah kembali merapat di pangkalannya. Mereka ternyata pergi mengevakuasi sebuah ponsel milik warga yang terjatuh ke dalam batu gajah di area reklamasi pantai.

Selain mencegah, mengendalikan, dan memadamkan kobaran api yang menjadi tupoksinya, petugas damkar juga bisa dimintai pertolongan untuk urusan-urusan nonapi.

Oleh karena itu, mereka kerap terlihat dalam sejumlah aksi mengevakuasi korban bencana alam atau kecelakaan lalu lintas, menyelamatkan satwa, hingga urusan yang tampak “sepele” semisal mengambil ponsel yang terjepit di antara bebatuan tadi. Beberapa kali pula petugas damkar Kota Palu melepaskan cincin milik warga yang tak bisa lepas dari jari.

Untuk menangani urusan nonapi, petugas mesti juga pandai bersiasat menggunakan beberapa peralatan yang ada.

“Kalau ada handphone jatuh biasanya kami ambil pakai penjepit ular. Kalau tidak kelihatan, kami telepon atau senter hp-nya supaya bisa ketahuan posisinya. Kalau kunci motor yang jatuh kami pakai magnet untuk bisa ambil kuncinya.” ungkap Januar (32) yang posisinya dalam peleton sebagai regu penyelamat.

Lumrah dalam sebuah pekerjaan ada suka duka mengiringi. Tak terkecuali bagi petugas damkar. Dikisahkan Fauzi, pernah ada kejadian waktu kebakaran hebat melanda Pasar Inpres, akhir Maret 2022. Mobil salah satu petugas yang ingin mendekat ke lokasi melalui Jalan Kacang Panjang mendapat adangan warga.

“Habis itu mobilnya digoyang-goyang. Mau tidak mau dia kunci pintu mobil dari dalam,” tambah Fauzi yang juga dipercayakan sebagai pengelola akun media sosial Instagram @damkar_kotapalu.

Tindakan represif yang dilakukan sejumlah warga di Tempat Kejadian Kebakaran (TKK) dibenarkan oleh Gazali. “Dari lima kali kejadian, bisa sampai tiga kali kami dapat perlakuan kasar warga. Biasanya mobil kami dilempar, dapat makian, sampai kontak fisik juga pernah. Cuma kami selaku pelayan masyarakat tahu diri juga. Istilahnya sabar,” ujarnya.

Beberapa warga juga masih ada saja yang bikin penilaian betapa petugas damkar kerap lamban tiba di TKK. Padahal, seperti diutarakan Fauzi, untuk mencapai lokasi kebakaran tidak selalu berjalan mulus.

Padatnya volume kendaraan yang memenuhi ruas jalan terkadang jadi faktor penghambat. “Banyak yang belum paham. Terkadang kita sudah bunyikan sirine keras, tapi orang-orang tetap tidak dengar lantaran dorang tutup rapat kaca mobilnya,” ujar Fauzi.

Sesuai pasal 134 dalam UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, urutan kendaraan yang diberikan hak utama untuk didahulukan adalah mobil pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.

Prioritas berikutnya mobil ambulans yang mengangkut orang sakit, kendaraan yang memberikan pertolongan pada korban kecelakaan lalu lintas, kendaraan pimpinan lembaga negara, kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara, iring-iringan pengantar jenazah, dan konvoi dan/atau kendaraan kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas kepolisian.

Belum lagi jika harus melaju dengan kecepatan tinggi sambil membawa beban sekitar 5000 liter air juga bukan perkara mudah.

Fauzi bergabung dalam unit Damkarmat Kota Palu sejak tahun 2015 usai menamatkan Sekolah Menengah Atas. Menyukai tantangan jadi alasan. Meskipun pekerjaan yang dipilihnya berbahaya dan penuh risiko, restu orang tua tetap mengiringi. Berkat itu pula yang jadi salah satu faktor mengapa aksi Fauzi tetap mulus hingga kini.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Di Palu, 27 anak dilecehkan secara seksual selama 2022
Di Palu, 27 anak dilecehkan secara seksual selama 2022
Dugaan pelecehan seksual pada santriawati oleh okum pimpinan Ponpes di Kota Palu, bukan kasus pertama.…
TUTURA.ID - Usaha Mikro Kecil di Kota Palu disarankan mengadopsi ekonomi solidaritas
Usaha Mikro Kecil di Kota Palu disarankan mengadopsi ekonomi solidaritas
Kota Palu memiliki pelaku usaha UMK perempuan dan disabilitas yang cukup dominan. Namun, ada beberapa…
TUTURA.ID - Penatu yang memberdayakan tenaga manusia, ketimbang mesin
Penatu yang memberdayakan tenaga manusia, ketimbang mesin
Ada celah dalam mencuci pakaian menggunakan mesin. Olehnya, Londré Cuci Tangan hadir demi menjaga kualitas…
TUTURA.ID - Simbol warna kuning dan maknanya dalam kebudayaan Kaili
Simbol warna kuning dan maknanya dalam kebudayaan Kaili
Warna kuning sebagai warna tertinggi dalam kebudayaan Kaili tidak lahir begitu saja. Pilihan ini punya…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng