Bahas bahasa daerah dan asing di sekolah dasar
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 1 Agustus 2023 - 17:09
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Bahas bahasa daerah dan asing di sekolah dasar
Ilustrasi pelajaran Bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar (Foto: Wulandari/Shutterstock)

Uji coba Kurikulum Merdeka selama masa pandemi dianggap membawa dampak positif. Hal ini mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ambil keputusan menerapkannya jadi kurikulum nasional pada 2024.

Pun demikian, tiap-tiap sekolah diizinkan untuk melakukan adaptasi. Pelan-pelan melakukan beberapa tahapan sebelum beralih sepenuhnya menerapkan kurikulum baru tersebut.

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut inti kurikulum ini untuk mendukung peserta didik mendalami minat dan bakatnya.

Alhasil murid tidak lagi kudu belajar mata pelajaran yang tidak diminatinya. Mereka bisa lebih “merdeka” memilih materi yang diminati dan ingin dipelajari.

Terkait kebebasan pihak sekolah dalam memilih beragam materi mengajar yang berkesesuaian dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik, Kurikulum Merdeka di tingkatan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menempatkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran (matpel) pilihan.

Artinya kehadiran matpel tersebut bersifat tidak wajib. Diajarkan atau tidak sepenuhnya bergantung kesiapan pihak sekolah. Demikian halnya dengan pelajaran bahasa daerah yang biasa masuk dalam muatan lokal alias mulok.

Merujuk Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014, mulok adalah mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.

UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan kurikulum mulok pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonformal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya masing-masing.

Pihak sekolah dapat menambahkan muatan lokal yang telah ditetapkan tadi melalui tiga opsi secara fleksibel merujuk kondisi, semisal apakah dijadikan materi pelajaran sendiri, terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran, atau melalui Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

SDN 5 Palu sudah mengajarkan pelajaran bahasa daerah untuk semua kelas (Foto: Pintara Dinda/Tutura.Id)

Terkendala tenaga guru pengajar

“Utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing." Untaian kalimat tersebut jadi slogan yang terus didengungkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud.

Perkembangan teknologi membuat dunia seolah makin kecil. Warga dunia bisa terkoneksi dengan mudah sehingga mendorong pentingnya kita untuk menguasai ketiga bahasa tersebut.

Mengenalkan ketiga bahasa tersebut, terutama bahasa asing—dalam hal ini Bahasa Inggris sebagai lingua franca—dan bahasa daerah, idealnya hadir sejak dini. Pendidikan formal jadi salah satu jalur.

Kendala terbesar yang muncul di lapangan adalah keterbatasan atau bahkan ketiadaan guru pengajar. Beberapa SD di Kota Palu yang kami sambangi jadinya belum bisa secara penuh mengajarkan dua pelajaran bahasa tersebut kepada para siswanya.

I Nyoman Setiartawan selaku Kepala SDN 10 Kota Palu mengatakan tetap mengajarkan Bahasa Inggris di sekolahnya dengan memberdayakan guru yang ada.

Sementara mulok yang mereka pilih adalah Baca Tulis Qur’an (BTQ). Bahasa daerah belum dimasukkan lantaran kurangnya tenaga pengajar.

“Bahasa daerah kemarin coba kami masukkan dalam struktur, tapi jadi kewalahan lantaran pengajarnya yang tidak ada,” ujar I Nyoman saat ditemui di ruangannya (25/7/2023).

Pelajaran bahasa daerah juga masih belum dihadirkan SD Al-Azhar Mandiri Kota Palu. Mulok di sekolah swasta ini berupa Bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan baca Al-Qur’an. Pelajaran Bahasa Inggris di SD Al-Azhar bahkan sudah diajarkan sejak dari kelas 1 hingga 6.

“Bahasa daerah masih terintegritas. Maksudnya kami sisip-sisip dalam pelajaran lain, tapi belum berdiri sendiri,” kata Kepala Sekolah SD Al-Azhar Sri Hartanti.

SDN 3 (Lolu Utara) dan SDN 5 (Besusu Tengah) punya kondisi berbeda. Menurut keterangan pihak guru yang kami temui di sekolah tersebut, mata pelajaran bahasa daerah sudah diajarkan mulai dari kelas satu hingga kelas enam.

“Kalau kelas 1, 2, dan 3 masih diampu oleh wali kelas. Soalnya masih sederhana, kan. Sementara untuk kelas yang lebih tinggi sudah ada gurunya tersendiri,” ungkap Gloria Kristiani, salah satu tenaga pengajar di SDN 3.

Untuk matpel Bahasa Inggris, SDN 3 hanya mengajarkannya kepada murid kelas satu dan empat saja. Pasalnya guru khusus matpel tersebut untuk kelas lima dan enam belum tersedia.

Sama halnya dengan SDN 15 yang terletak di Jalan Letjend Suprapto, Besusu Tengah, Palu Timur. Sekolah ini mengajarkan Bahasa Inggris hanya untuk kelas satu dan empat. Pengajarnya oleh masing-masing wali kelas.

“Sebenarnya mau, sih, mengajar untuk kelas yang lebih tinggi. Cuma pengajarnya yang belum ada. Jika ingin merekrut guru Bahasa Inggris baru, otomatis kami harus membuat anggaran yang baru juga,” tutur Rosni, Kepala Sekolah SDN 15 Palu (25/7).

Berbeda dengan SDN Model Terpadu Madani Palu yang telah mengajarkan Bahasa Inggris untuk semua jenjang kelas. Bahkan Bahasa Inggris jadi salah satu mata pelajaran wajib.

“Pelajaran Bahasa Inggris diterapkan untuk semua kelas baru dimulai tahun ini,” imbuh Paul Rumondor (52), salah satu guru di SDN Madani. Sementara pelajaran bahasa daerah baru menyentuh siswa kelas satu hingga empat.

Saat Tutura.Id mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu yang beralamat di Jalan Bantilan, Lere, Palu Barat, Senin (31/7), Rusmin selaku Operator Guru dan Tenaga Kependidikan yang menerima kami mengatakan tidak mengantongi data terkait jumlah guru bahasa daerah di Palu.

Andi Baso Djaya turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Pembangunan mangkrak, siswa SDN Pengawu hanya belajar dua jam sehari
Pembangunan mangkrak, siswa SDN Pengawu hanya belajar dua jam sehari
SDN Pengawu rusak saat bencana 2018. Namun proyek pembangunannya malah mangkrak. Beberapa tahun terakhir, proses…
TUTURA.ID - Perundungan di sekolah, problem akut yang tak berkesudahan
Perundungan di sekolah, problem akut yang tak berkesudahan
SMP Al-Azhar Mandiri Palu telah mengatur larangan perundungan di sekolah kepada para murid sejak awal…
TUTURA.ID - Membentuk pemimpin masa depan dari kalangan mahasiswa
Membentuk pemimpin masa depan dari kalangan mahasiswa
Mahasiswa sebagai kelompok muda bukan hanya mesti jadi pemilih cerdas, tapi juga harus mempersiapkan diri…
TUTURA.ID - Memupuk militansi penutur Bahasa Kaili yang kian memudar
Memupuk militansi penutur Bahasa Kaili yang kian memudar
Kebanyakan to Kaili, terutama remaja, di Kota Palu merasa kurang bangga menggunakan Bahasa Kaili. Mereka…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng