BaSuara Vol.1 jadi album kompilasi sanggar seni mahasiswa pertama di Kota Palu
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 16 Desember 2023 - 14:06
Bagikan ke:
TUTURA.ID - BaSuara Vol.1 jadi album kompilasi sanggar seni mahasiswa pertama di Kota Palu
Penampilan Sanggar Seni Vumbu dalam malam perilisan album kompilasi “BaSuara Vol.1” (Foto Juenita Vanka/Tutura.id)

Hammer City Production merilis album kompilasi berisi karya anak-anak sanggar seni di lingkungan kampus yang ada di Palu. Perilisannya berlangsung meriah di Zona Coffee, Jalan Emy Saelan, Palu Selatan, Jumat (15/12/2023) malam.

Antusiasme terlihat dari jumlah pengunjung yang hadir. Deretan kursi terisi penuh. Tepuk tangan dan sorak-sorai membahana usai tiap sanggar tampil di atas panggung. Beberapa yang lain sigap merekam setiap aksi penampilan menggunakan ponsel masing-masing.

Di atas panggung, mahasiswa dari sanggar seni ini tidak hanya tampil dengan apik, tetapi juga menghidupkan setiap lirik lagu dengan penuh emosi. Melalui lirik-liriknya, mereka menggambarkan keresahan dan kegelisahan sebagai anak muda, memberikan dimensi lebih dalam saat mendengarkannya.

Album kompilasi bertajuk BaSuara Vol.1 ini berisi lagu-lagu orisinil ciptaan beberapa sanggar seni yang ada di lingkungan kampus Universitas Tadulako dan STMIK Adhi Guna. Penggarapannya berlangsung di studio Hammer City Production.

Total ada lima sanggar seni yang mengisi album kompilasi tersebut, yaitu Bengkel Seni Pitate (dari Fakultas Pertanian, Untad), Bengkel Seni Balia (Fakultas Hukum, Untad), Sanggar Seni Kaktus (FISIP, Untad), Sanggar Seni Kakula (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Untad), dan terakhir Sanggar Seni Vumbu (STIMIK Adhi Guna).

Bengkel Seni Pitate menghadirkan tiga lagu; "Pendodo", "Di 385", dan "Andikara"; Bengkel Seni Balia melantunkan "Suapna" dan "Kakula Gaul (Madyapada)"; Sanggar Seni Kaktus menyumbang "Lagu Kabar"; Sanggar Seni Kakula menyuguhkan musikalisasi puisi "Lintang Waktu" dan dua buah lagu berjudul "Tiga Selaras" dan "Terima Nyata"; terakhir Sanggar Seni Vumbu mengisinya dengan lagu "Reklamasi Pantai" dan "Ngata Kaili".

Muh. Abizar, Head Production Hammer City Production, berbicara dengan Tutura.Id setelah acara perilisan. Dia menjelaskan bahwa BaSuara Vol.1 adalah proyek yang lahir dari pengalaman pribadinya sebagai anak sanggar.

Abi—sapaan karib Abizar—ingin memberikan dukungan kepada rekan-rekannya sesama seniman sanggar untuk memiliki rekaman digital dari karya mereka, memberikan mereka eksistensi lebih dari sekadar pertunjukan panggung.

“Saya ingin bantu teman-teman sanggar agar punya album rekaman digital dari karya yang susah payah mereka bikin. Supaya lebih banyak yang tahu juga anak sanggar tidak sekadar saja,” jelasnya.

Menurut Abi, digitalisasi karya sangat penting untuk musisi, apalagi sanggar yang cakupan wilayah manggungnya kecil. Pun durasi manggungnya yang juga pendek.

Dus, ia berharap seturut perilisan album kompilasi ini rekan-rekannya, musisi di sanggar, akhirnya bisa tetap unjuk karya meskipun sedang tidak manggung.

“Kita ini mainnya di acara-acara itu saja. Jadi biar orang bisa dengar kita punya karya, makanya penting untuk bisa punya lagu yang bisa didengarkan di mana saja,” imbuh Abi.

Seorang penonton tampak mengabadikan penampilan sanggar seni yang tampil di atas panggung (Foto: Juenita Vanka/Tutura.Id)

Penggarapan album kompilasi BaSuara Vol.1 oleh Hammer City Production memakan waktu sekitar sebulan. Setiap sanggar menghabiskan waktu rerata 1-4 hari untuk rekaman.

Selama menjalani proses rekaman, Abi dkk. tak menemui kendala berarti. “Aman dan lancar. Mereka sudah cukup paham teknik-tekniknya. Hanya saja karena semuanya masih mahasiswa, jadi penyesuain waktu saja yang menghambat,” ungkapnya.

Diungkapkan Abi, ongkos memproduksi album kompilasi ini menghabiskan sekitar Rp10 juta. Seluruh pendanaan menjadi tanggungan Hammer City Production selaku label. Biaya tersebut berasal dari keuntungan yang mereka sisihkan hasil menggarap berbagai proyek terdahulu yang meliputi jasa rekaman audio, syuting video, desain digital, musik untuk keperluan tari, hingga pembuatan aransemen musik,

Oleh karena itu, Abi tak membebankan sepeser pun biaya kepada anak-anak sanggar yang jadi pengisi album kompilasi ini.

Sementara untuk sistem royalti dari hasil perilisan album melalui berbagai platform musik digital, kelima sanggar tetap mendapatkan jatah masing-masing.

“Royalti juga nanti sepenuhnya akan diterima oleh sanggar. Jadi, Hammer City Production ini hanya tempat mendigitalkan karyanya mereka saja,” tambah Abi.

Sanggar seni yang ada di kampus-kampus, juga sekolah, menurut Abi banyak menampung talenta-talenta muda berbakat. Sangat penting untuk mengakomodir bakat-bakat tersebut agar tak hanya menggema di lingkungan kecil seperti kampus. Harus dipertemukan kepada khalayak yang lebih banyak.

“Apalagi karya anak sanggar sekarang ini sudah jauh lebih modern. Mereka pintar memadukannya dengan nuansa musik tradisional. Sayang saja kalau tidak ada yang dengar,” kata Abi penuh semangat.

Dukungan serupa ia harapkan muncul dari pemerintah daerah, kota/kabupaten maupun provinsi. Bentuk sokongan konkret yang bisa diberikan, salah satunya dengan menyediakan ruang berkesenian yang memadai. Fungsional. Agar sanggar-sanggar seni punya tempat untuk menampilkan karya-karya mereka di depan orang banyak secara pantas.

Apa yang disampaikan Abi sebenarnya telah banyak juga disuarakan oleh para pelaku seni, mulai dari seniman hingga penyelenggara acara pertunjukan, yang ada di Palu.

Kota ini krisis gedung pertunjukan kesenian yang bisa digunakan oleh sanggar dan komunitas seni dengan basis pendanaan swadaya. Menyewa gedung olahraga atau balai riung (ballroom) hotel terang membutuhkan biaya yang tidak murah.

“Kita ini keterbatasan tempat, jadinya susah mempertemukan karya dengan penikmatnya,” keluh Abi memungkasi interviu malam itu.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
8
Jatuh cinta
2
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Musik Indonesia masih berjaya di negeri sendiri
Musik Indonesia masih berjaya di negeri sendiri
Hasil survei terbaru The International Federation of the Phonographic Industry mengungkap kebiasaan mendengarkan musik di…
TUTURA.ID - Panen rindu dari Plisit berisi momen seru dan haru
Panen rindu dari Plisit berisi momen seru dan haru
Plisit menggelar konser tunggal kedelapan mereka bertajuk "Panen Rindu" di Khans Studio, Sabtu (4/2/2023) malam.…
TUTURA.ID - Mengenal fan service dan praktiknya oleh musisi Palu
Mengenal fan service dan praktiknya oleh musisi Palu
Aneka macam tindakan dilakukan artis untuk menyenangkan hati para penggemarnya. Bagaimana dengan musisi Palu?
TUTURA.ID - Berharap Sheila on 7 konser lagi di Palu
Berharap Sheila on 7 konser lagi di Palu
Warga Tutura.Id yang mengisi "Polling Paling 2023" punya harapan besar band favorit mereka bisa kembali…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng