Belantika musik Indonesia makin ke sini riuh dengan kemunculan banyak solis dan band pendatang baru. Menawarkan sajian musik beragam genre dengan racikan komposisi musik mengikuti tren kiwari agar bisa menyeruak di tengah hamparan banyak pilihan.
Jeda waktu perilisan antara satu lagu tunggal jagoan alias single berlangsung dalam rentang yang sangat pendek. Susul menyusul tanpa jeda. Kemunculan layanan pengaliran musik bikin pendengar musik bisa dengan gampang melihat fenomena tersebut. Tengok saja kategori “New Releases” atau “Top Songs” di Spotify.
Tak heran sebagian pengamat musik berpendapat bahwa umur sebuah lagu hit saat ini sangat pendek jika dibandingkan dua atau tiga dekade silam. Kepopuleran lagu milik solis A bertajuk “Ini” bisa dengan cepat tergantikan oleh kehadiran lagu milik musisi B yang berjudul “Itu” sepekan berselang.
Alhasil persaingan kreatif—jika ingin menyebutnya demikian—dalam sebuah proses penciptaan karya demi mengikat selera pasar jadi unsur nomor satu. Sebab konsumen alias pendengar bisa dengan mudah berpaling mencari suguhan musik lain hanya dengan sekali usap di layar ponsel.
Musisi yang tak bisa mempertahankan kualitas musikalnya akan dengan sangat mudah terlupakan dalam industri musik era sekarang. Terjerembab sebagai pelaku “one hit wonder” semata. Ibarat fenomena supernova, bintang yang sekali meledak dahsyat sudah itu mati.
@99_ent proudly present #So7CelebesTour#SheilaonMarch #SheilaSchedule #So7MyBuddies #So7Day #So7Palu #So7Sulawesi #So72017 #Sheilagank pic.twitter.com/Hi7TBeOvmd
— Sheila On 7 (@sheilaon7) March 2, 2017
Grup musik Sheila on 7 (So7) jelas sebuah anomali dari ilustrasi di atas. Daya pikat band yang terbentuk sejak 6 Mei 1996 ini tidak pernah luntur menghadapi berbagai transisi dalam industri musik tanah air. Ibarat minuman wine, Duta dkk. makin lama makin berkualitas.
Merujuk data Spotify (diakses 3/1/2023), rerata pendengar bulanan lagu-lagu band asal Yogyakarta ini menyentuh nyaris tiga juta. Jumlah tersebut jauh melampaui band-band seangkatannya di platform musik yang sama. Bahkan So7 tak kalah bertaji di hadapan musisi baru dari segi jumlah pendengar.
Ternyata Sheilagank, sebutan untuk penggemar So7, yang kini sudah terdiri dari lintas generasi tetap setia mendengarkan lagu semisal “Dan…”, “Seberapa Pantas”, maupun “Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki” di tengah kepungan banyak lagu hit.
Urusan jadwal konser setali tiga uang. Jalan terus. Terlebih ketika mereka akhirnya memutuskan “turun gunung” setelah dua tahun absen menggelar konser imbas pandemi Covid-19, tawaran manggung deras berdatangan.
Kerinduan menyaksikan band yang menyisakan tiga orang personel asli ini seolah harus dituntaskan secepatnya. Antusiasme yang kelihatan jelas dalam penjualan tiket konser tunggal bertajuk “Tunggu Aku di Jakarta” besutan Antara Suara.
Hanya berbilang hitungan menit, seluruh tiket yang terbagi dalam empat kategori sudah berstatus ludes terjual alias sold out. Konser dijadwalkan berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, 28 Januari 2023.
Saat Tutura.Id menyebar “Polling Paling 2023” di Instagram berisi pertanyaan; siapa musisi yang paling diharapkan menggelar konser di Kota Palu? Nama So7 menempati posisi teratas dalam lis dengan persentase 54% pemilih. Menyusul kemudian Noah (24%), lalu Tulus (16%), dan Isyana Sarasvati (6%).
Keempat nama besar yang mengisi jagat musik di tanah air ini sebenarnya sudah pernah menyambangi Palu. Tulus, misalnya, tampil di Ballroom Mercure Hotel bersama Raisa (20/12/2014).
Sementara Isyana menggelar konser di Lapangan D'Class (1/10/2016). Dua tempat tadi terletak bersebelahan di Keluarahan Lere, Palu Barat. Kini sudah rata dengan tanah akibat terjangan tsunami yang terjadi 2018.
Ariel cs. bahkan telah lebih dari sekali manggung di Kota Kaledo sejak mereka masih mengusung nama Peter Pan. Demikian halnya So7.
Melihat ramainya penyelenggaraan konser dan festival musik sejak medio tahun lalu, tak heran jika para warta (warga Tutura.Id) menyelip asa agar kiranya para penyelenggara acara musik di Palu mendatangkan So7.
Terlebih Palu bukanlah kota yang asing untuk band yang telah merilis total delapan album penuh ini. Kali terakhir mereka pentas di sini saat menggelar “Celebes Tour” yang berlangsung di Ballroom Hotel Mercure pada 3 Maret 2017.
Dua tahun sebelumnya, So7 manggung di Space Bar juga dalam rangka tur Sulawesi. Ninety Nine Entertainment berada di balik dua penyelenggaraan konser tersebut.
Mundur lebih ke belakang, tepatnya 8 Maret 2013, Sheilagank lebih dahulu menikmati kesempatan menyaksikan band idolanya konser, lagi-lagi di Space Bar, melalui upaya Kita Production.
Ikhtiar mengundang So7 untuk kembali konser di Palu sebenarnya telah coba dilakukan. Namun, upaya tersebut mentok lantaran cah-cah Jogja ini masih harus melunasi serangkaian konser yang tertunda saat mereka hiatus selama pandemi.
Narasumber kami yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa pihaknya baru akan dikirimi jadwal kosong So7 usai penyelenggaraan konser tunggal “Tunggu Aku di Jakarta”. Dus, Sheilagank Palu jangan pernah berhenti berharap.
Sheila on 7 So7 grup musik industri musik musik Noah Tulus Isyana Sarasvati Polling Paling 2023 event organizer EO penyelenggara acara festival musik pandemi Sheilagank