Berwisata sambil memulihkan diri di kebun, taman, bukit, dan pantai
Penulis: Nasrullah | Publikasi: 9 Januari 2023 - 22:19
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Berwisata sambil memulihkan diri di kebun, taman, bukit, dan pantai
Keindahan lembayung senja dari Rumah Sunset 40 (Foto: instagram.com/sunset_rumah_40_)

Para pelaku bisnis wisata akhirnya bernapas lega. Sekitar dua tahun lamanya bisnis mereka babak belur kena hantam pagebluk. Pengunjung sepi, aktivitas terhenti, ujung-ujungnya banyak karyawan tak mendapat gaji. Semua merugi.

Kini beriring kembalinya “old normal”, geliat pariwisata kembali bergerak ke trek awal. Bahkan sempat ada periode titik-titik wisata mengalami lonjakan pengunjung. Jauh lebih ramai dibandingkan masa sebelum pandemi.

Ada banyak orang yang sudah tak sabar ingin mengganti hari-hari nan membosankan di rumah dengan mengunjungi aneka tempat wisata.

Merasakan suasana baru dan menikmati pengalaman menyenangkan bersama keluarga. Aneka spot wisata dan tempat staycation tentu jadi satu yang menjadi destinasi.

Sekalipun tak ada pandemi, berdarmawisata tetap penting dilakukan. Sebab mengambil sedikit jeda dari pekerjaan sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Meningkatkan kondisi mental dan kesehatan emosional.

Berdasarkan hasil studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) yang dipublikasikan pada 2021, bekerja selama 55 jam atau lebih dalam sepekan dikaitkan dengan risiko stroke 35% lebih tinggi dan risiko kematian akibat penyakit jantung 17% lebih tinggi daripada mereka yang bekerja 35-40 jam per pekan.

Jadi mengambil jeda untuk istirahat liburan sangat penting bagi mereka yang sehari-hari berkutat dengan tekanan pekerjaan. Itu sebabnya cuti menjadi bagian integral dari kesejahteraan para karyawan.

Beberapa ahli saraf juga menyimpulkan bahwa stres dapat mengubah struktur otak dan menyebabkan kecemasan dan depresi.

Saat berlibur, perasaan tenang muncul. Stres mereda. Alhasil tubuh dan pikiran bisa pulih dengan cara yang tidak bisa dilakukan jika masih terus berkutat dengan rutinitas.

"Stres dari pekerjaan dan tuntutan sehari-hari dapat mengalihkan perhatian kita dari apa yang benar-benar bermakna dan menarik," tutur psikolog Dr. Tamara McClintock Greenberg dalam laman web Forbes.

Vakansi tentu saja tak melulu ke tempat jauh atau yang menguras isi kantong. Di Palu dan sekitarnya tersedia cukup banyak opsi. Kami telah memilihkan empat di antaranya yang kami rangkum dalam “Polling Paling 2023” tentang spot wisata yang paling cocok untuk healing.

Menikmati suasana pagi nan sejuk sambil menghirup udara segar di Tabingga Hills (Foto: instagram.com/tabinggahills)

Ranum anggur dan semilir angin laut

Hasil jajak pendapat daring via Instagram Story ini menempatkan Kebun Anggur Duyu Bangkit alias Pua Mbaso Farm & Stone Garden di posisi keempat.

Usaha agrowisata yang berlokasi di Jalan Gunung Gawalise, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, meraih jumlah pemilih sebanyak 7%.

Luas kebun mencapai satu hektare berisi ratusan pohon anggur ini merupakan cara kelompok tani di Duyu bangkit dari keterpurukan pasca bencana 2018. Pengelolaannya dilakukan swadaya.

Mereka yang pesiar bukan hanya bisa memuaskan hasrat memenuhi feed Instagram dengan foto-foto estetik, tapi juga bisa merasakan suasana sejuk sekaligus menikmati anggur langsung dari pohonnya.

Untuk jenis anggur lokal, petani setempat mematok harga Rp65 ribu per kilogram. Sementara jenis anggur impor dibanderol Rp80-Rp85 ribu per kilogram.

Puas melongok hijaunya perkebunan anggur, saatnya melangkahkan kaki menuju Tabingga Hills. Hasil polling menempatkan spot yang berlokasi di Desa Uwemanje, Kecamatan Kinovoro, Kabupaten Sigi, di posisi ketiga (9%).

Tabingga Hills, seperti namanya, menyajikan latar belakang pemandangan Kota Palu dari ketinggian.

Selain itu, para pengunjung dapat menikmati hamparan bunga matahari yang tumbuh subur. Ketika sedang bermekaran, bunga-bunga itu bisa menciptakan pemandangan yang menyenangkan hati.

Persis hasil penelitian yang melibatkan tim dari Rutgers University di New Jersey. Kehadrian bunga yang mekar dan indah bisa memicu timbulnya perasaan senang, meningkatkan perasaan akan kepuasan hidup, dan membuat kita selalu bersikap dan berpikir positif.

"Akal sehat mengatakan kepada kita bahwa bunga membuat kita bahagia," ujar Jeannette Haviland-Jones, Ph.D., salah satu tim penulis studi tersebut, kepada HuffPost.

Selain taman cukup luas berisi bunga matahari yang kerap jadi primadona subjek foto, para pengunjung dapat pula menyewa tenda di area camping grond jika memutuskan ingin berkemah di lokasi ini.

Bergeser sekitar 28 kilometer menyusuri sisi timur Kota Palu menuju spot selanjutnya. Rutenya sedikit menanjak menyusuri lereng bukit yang berada di belakang Kampus Universitas Tadulako. Spot yang dimaksudkan bernama Puri Vatutela. Mendapatkan 17% suara dari hasil jajak pendapat.

Sejak pertama kali buka untuk umum akhir 2021, banyak yang datang meluangkan waktu untuk melepas penat di sini. Cukup membayar Rp5000 sebagai tiket harga masuk kita sudah bisa melihat lanskap keseluruhan kota dengan lapang.

Puri Vatutela yang luasnya sekitar 8000 meter persegi juga menyediakan kafe, restoran, dan kolam renang untuk bersantai menikmati senja atau panorama Lembah Palu saat malam hari. Pengelola juga berencana membangun 10 unit vila yang ditargetkan rampung tahun ini.

Destinasi atau spot wisata terakhir, sekaligus yang memperoleh 68% dari total suara, jatuh kepada Rumah Sunset 40.

Tempat yang beroperasi sejak 2019 ini terletak di Desa Boneoge, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

Cocok untuk mereka yang ingin mengonsumsi “vitamin sea” sebagai obat healing. Keindahan utama yang disodorkan tempat ini bagi para pengunjung memang hamparan laut biru.

Selain menyajikan pemandangan kombinasi laut dan nyiur melambai, Rumah Sunset 40 juga menawarkan vila dan restoran.

Jika membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pemulihan, silakan menyewa unit-unit vila di sini. Tarifnya bervariasi mulai dari Rp600 ribu hingga Rp1,2 juta per malam.

Kepada Tutura.Id yang menghubunginya, Sabtu (7/1/2023), Moh. Heriyono selaku Staff Manager Rumah Sunset 40 mengungkap panorama favorit pengunjung di tempat ini tatkala menikmati aram temaram. Lembayung senja.

Peristiwa alam yang momen berlangsungnya tak lama itu akan memberi benefit panjang secara psikologis jika dimanfaatkan dengan anteng. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertunjukan di langit dengan menghentikan sejenak aktivitas.

Hasil studi yang termuat di Psychological Today menyatakan bahwa menghargai keindahan alam dapat meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan kemurahan hati, dan meningkatkan kepuasan hidup. Kuncinya adalah terlibat secara aktif dengan pengalaman tersebut.

“Kami sangat bangga dan bahagia menempati posisi teratas dalam polling yang dilakukan Tutura.Id. Semoga tempat-tempat wisata lain termotivasi untuk memperindah spot wisatanya masing-masing guna menarik pengunjung yang berada di dalam atau di luar Sulawesi Tengah,” pungkas Heriyono.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
3
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Pemerintah berencana mengakhiri PPKM; kapan waktu yang tepat?
Pemerintah berencana mengakhiri PPKM; kapan waktu yang tepat?
Ada rencana mengakhiri PPKM pada pengujung Desember 2022. Libur natal dan tahun baru, plus realisasi…
TUTURA.ID - Tamasya menyusuri pantai-pantai di Donggala
Tamasya menyusuri pantai-pantai di Donggala
Safari menyambangi beberapa pantai sekaligus dalam satu kali kesempatan alias beach hopping di Donggala. 
TUTURA.ID - Sunardi Katili: Segera tutup PLTU batu bara captive di Morowali
Sunardi Katili: Segera tutup PLTU batu bara captive di Morowali
Direktur Eksekutif Walhi Sulteng Sunardi Katili menilai Perpres 112/2022 tak berdaya mengintervensi industri yang menggunakan…
TUTURA.ID - Menggalakkan pendanaan ekologis dalam kebijakan lingkungan di Sulawesi Tengah
Menggalakkan pendanaan ekologis dalam kebijakan lingkungan di Sulawesi Tengah
Yayasan Sikola Mombine bersama Dinas Lingkungan Hidup Sulteng mengadakan lokakarya yang mendorong pemda memanfaatkan anggaran…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng