Budi Hi. Lolo: Ingin mendatangkan artis luar negeri konser di Palu
Penulis: Anggra Yusuf | Publikasi: 25 Januari 2023 - 13:15
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Budi Hi. Lolo: Ingin mendatangkan artis luar negeri konser di Palu
Budi Hi. Lolo memberikan pernyataan saat konferensi pers pengukuhan DPD Backstagers Indonesia Sulteng di Warkop Roemah Balkot (19/1/2023) | Foto: Andi Baso Djaya/Tutura.Id

Sosok yang perannya nyaris tak kelihatan di antara gemerlap panggung pertunjukan. Hiruk-pikuknya saat bekerja tenggelam oleh bising tata suara. Orang-orang belakang layar yang paling bertanggung jawab memastikan sebuah perhelatan berjalan lancar. Itulah penggambaran tentang kru penyelenggaraan acara alias event organizer (EO).

Bagi sebagian orang, profesi menjadi penyelenggara acara mungkin terdengar bergengsi dan prestisius. Pekerjaannya begitu menyenangkan. Bisa nonton konser gratis, melihat artis idola lebih dekat, lalu kemudian mengantongi cuan.

Pikiran pragmatis tadi bikin orang berbondong dengan sukacita dan girang hati mendaftar jadi relawan dalam setiap penyelenggaraan acara, apalagi konser dan festival musik.

Secara bisnis ladang yang disediakan pun sangat luas nan menjanjikan. Pasalnya kita sudah lekat betul dengan yang namanya acara. Beberapa orang bahkan menandai tiap episode perjalanan hidupnya dengan kenduri, mulai dari kelahiran, pertambahan usia, pernikahan, promosi jabatan, dan lain sebagainya.

Belum lagi jika bicara penyelenggaraan acara milik perusahaan atau jenama. Biasanya punya skala lebih besar dan kompleks. Orang yang terlibat dan dihadirkan juga lebih banyak. Lebih ingar bingar. Artinya menjadi seorang penyelenggara acara tak semudah dalam bayangan pragmatis tadi. Butuh kemampuan mumpuni. Pun jam terbang.

Untuk itu Backstagers Indonesia hadir pada 2013. Sebagai wadah yang tak hanya ajang berkumpul para penyelenggara acara untuk saling bersilaturahmi, tapi juga bertukar informasi, pengetahuan, dan gagasan. Kolaborasi.

Seiring waktu, tepatnya 2020 ketika pandemi melumpuhkan bisnis penyelenggaraan acara, para anggota meningkatkan status Backstagers Indonesia dari semula berupa komunitas menjadi asosiasi profesi berbadan hukum.

Kini para anggota atau perusahaan EO yang bergabung di dalamnya sudah menyebar ke seantero tanah air. Terbaru Dewan Perwakilan Daerah Backstagers Indonesia Sulawesi Tengah.

Budi Hi. Lolo yang selama ini mengibarkan LebahMadu Indonesia terpilih menjadi Ketua DPD Backstagers Indonesia Sulteng periode 2023-2026. Pengukuhannya berlangsung di balai riung Swiss-Belhotel, Silae, Jumat (20/1/2023) malam.

Selain LebahMadu, beberapa perusahaan EO lokal yang tergabung dalam asosiasi ini adalah Baris Waktu, Battelboom Entertainment, Capital Media Perkasa, Lensa DSL, Mandalika Event, Moanelipu, Nagaya Link Creative, Roa Indo Komunika, Sembilan Enam Organizer, dan Tagara Palu Indonesia.

Hadir langsung melantik jajaran kepengurusan ini adalah Ketua Umum Backstagers Indonesia Sofyan Nasution bersama Sekjen DPP Backstagers Safigh Pahlevi Lontoh. Turut hadir pula ketua DPD Backstagers Indonesia Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Sang Ketua terpilih berharap kehadiran Backstagers Indonesia di Sulteng, khususnya Kota Palu, jadi langkah awal menghadirkan lebih banyak ide kreatif. Termasuk menciptakan konsep dan memberikan kualitas maksimal dalam setiap penyelenggaraan acara yang mereka kelola.

Kepada Tutura.Id yang mewawancarainya di Warung Kopi Sudimari 2, Jalan Mesjid Raya, Lolu Utara (23/1), Budi memberikan pandangan soal iklim penyelenggaraan acara di kota ini berikut sejumlah agenda kerja kepengurusannya.

Keluarga besar Forum Backstagers Indonesia saat konferensi pers di Warkop Roemah Balkot, Tanamodindi (19/1/2023) | Foto: Andi Baso Djaya/Tutura.Id

Bagaimana awalnya Backstagers Indonesia hadir di Sulteng? 

Waktu itu saya dapat semacam tantangan atau ditanya kesanggupan, bisa tidak bentuk DPD Backstagers di Sulteng atau Kota Palu. Namanya kita ini orang yang kerja di ranah kreatif, paling suka dapat tantangan begitu, kan.

Ternyata teman-teman lain menyanggupi. Faktor penting dalam asosiasi atau organisasi itu menyamakan persepsi. Ternyata persepsi dan semangatnya klop. Makanya tema pengukuhan DPD Backstagers Indonesia Sulteng ini kami beri tema “Go up and never stop”. Artinya ayo kita sama-sama naik, naik, dan naik terus. Jangan pernah menyerah.

Berapa lama waktu untuk memutuskan bergabung di Backstagers Indonesia? 

Prosesnya cukup cepat, sekitar tiga bulan. Karena kami punya persepsi yang sama. Kegelisahannya sama, kebutuhannya sama, dan keinginannya sama. Jadinya lebih cepat menyatukan niat, karena ini bukan lagi hobi tapi jadi bisnis dan profesi.

Apa saja kegelisahannya anak-anak EO?

Namanya juga dunia bisnis. Pasti ada saja kegelisahannya. Sama kayak media yang profesional, ketemu yang tidak profesional. Kan agak tidak nyaman. Begitu gambarannya. Kegelisahan lainnya adalah mengupayakan edukasi dan perputaran ekonomi dalam bidang entertaintment yang bisa menguntungkan bagi semuanya, termasuk pekerja event.

Kalau tantangan selama menghadirkan Backstagers Indonesia di Sulteng bagaimana?

Sejauh ini tantangannya hampir belum ada. Walaupun ke depan pasti ada. Namanya kita berorganisasi, pasti nanti ada polemik yang kurang lebih sama seperti organisasi lain. Bagusnya kita bisa sedikit mencontoh yang sudah duluan jalan. Karena namanya juga beda daerah, sudah pasti beda pula kegelisahan, kultur, dan pola komunikasinya. 

Untungnya teman-teman yang jadi anggota ini juga organisator, sehingga lebih mudah, terutama dari segi berkomunikasi. Bukan enteng, tapi jauh lebih mudah. Alhamdulillah.

Apa yang akhirnya menguatkan niat teman-teman untuk gabung?

Kami punya kesadaran serupa kalau jalan sendiri mungkin bisa lebih cepat, tapi kalau sama-sama, kita bisa menempuh perjalanan lebih jauh dan kuat.

Harus digarisbawahi juga Backstagers ini paling ringan organisasinya karena spesifik hanya EO. Beda misalnya dengan beberapa asosiasi di Jakarta yang anggotanya terdiri dari talent, EO, promotor, dan vendor dalam satu wadah. Makanya kami bilang, “Bismillah, ayo kita bisa ini.”

Setelah resmi terbentuk, apa yang jadi salah satu keinginan Backstagers Indonesia Sulteng? 

Undang artis luar negeri. Karena sepanjang pengetahuan saya belum pernah ada artis luar negeri yang datang main di Palu. Jadi mengundang artis luar main ke sini sebuah pencapaian sekaligus harapan.

Menurutku sebenarnya teman-teman ini sudah semi promotor. Saya yakin teman-teman ini bisa dapatkan dananya. Yang hubungi dan yang urus juga teman-teman anak EO semua ini. Jadi seharusnya bisa.

Semoga nanti ada anggota DPD Backstagers Indonesia Sulteng yang bisa mengundang artis luar negeri main di sini. 

Bagaimana dari sisi penyelenggaraan acara-acara lain?

Kita di Sulteng ini punya banyak event kebanggaan. Banyak juga potensi kedaerahan yang bisa dikembangkan. Tentu kami berharap dan minta doanya semoga bisa melaksanakan itu.

Punya tokoh kesukaan dalam bidang penyelenggaraan acara?

Saya selalu suka sentuhannya Wishnutama setiap bikin acara.

Kalau dari sisi penonton mungkin atau penyelenggaraan?

Coba kita lihat di luar negeri, mohon maaf ini, penyelenggara dan penonton di sana sudah melek dan sadar punya tanggung jawab bersama menyukseskan acara. Caranya dengan mengikuti aturan yang sudah ditentukan. Akhirnya yang tercipta suasana aman dan nyaman selama acara. Asyik.

Itu sebenarnya yang kita inginkan juga. Semoga perlahan-lahan hadirnya Backstagers bisa memberikan edukasi supaya kita bisa mengarah ke sana. Karena ini, kan, bukan hanya beban satu atau dua sektor, tapi beban bersama. Dalam artian, kan kita mau senang sama-sama.

Optimistis Backstagers Indonesia Sulteng bisa sukses?

Saya optimis bisa melangkah jauh karena teman-teman yang jadi anggota sudah menyamakan persepsi. Effort mereka juga bagus untuk wadah ini. Lagi pula Backstagers Indonesia ini bukan baru sekarang ada. Sudah lama. Awalnya dari komunitas sampai akhirnya menjadi asosiasi.

Sebagai ketua terpilih, apa langkah awal yang ingin dilakukan?

Memang ada banyak pekerjaan rumah, tapi yang pertama kami harus dikenal lebih banyak kalangan. Hal lain yang ingin kami laksanakan dalam waktu dekat bikin rapat kerja daerah.

Lalu kami juga berencana mau bikin kelas-kelas experience. Soalnya rata-rata sekarang anak sekolah yang bikin pensi dan undang artis. Mungkin mereka butuh tambahan edukasi dan pengalaman.

Iklim penyelenggaraan acara di Palu sekarang seperti apa?

Kompetisinya lebih positif ketimbang beberapa daerah lain. Tidak sikut-sikutan, lebih soft, tidak kasarlah. Istilahnya profesionalisme, koordinasi, dan etikanya lebih jalan. Kan teman-teman ini pemain lama semua sebenarnya dan teman tongkrongan juga. Apalagi Palu juga tidak terlalu besar. Jadi istilahnya pasti saling kenal. 

Tapi sudah mulai ada beberapa acara, khususnya konser musik, yang ditunda penyelenggaraannya…

Penyebabnya ada banyak faktor. Bisa dari pihak artis atau penyelenggara. Dan yang begitu itu sifatnya kasuistis. Melihatnya harus kasus per kasus. Tidak boleh kita main pukul rata mengganggap semua EO sama.

Kalau kita bicara profesionalitas, mana ada orang yang mau acaranya tertunda apalagi batal. Pasti tidak terbersit di kepalanya. Terkecuali karena force majeure.

Berarti secara umum bagaimana melihatnya?

Tidak bisa karya itu dinilai secara spesifik. Contoh, ada event bagus. Eh, ternyata ada di bagian lain yang tidak bagusnya. Jadi, menurut saya tidak ada event yang sempurna. Begitupun pelakunya atau EO-nya. Yang ada itu event yang maksimal.

Apa harapannya untuk Backstagers Indonesia Sulteng?

Selain jadi wadah bagi para penyelenggara acara, semoga forum ini bisa jadi tempat diskusi, tukar pikiran, dan berbagi pengalaman. Semoga kami juga bisa menggerakkan roda perekonomian di Sulteng dalam bidang entertainment. Terakhir, kalo orang bicara tentang event, ingatnya Backstagers.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
1
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Mewujudkan perizinan yang mudah bagi penyelenggaraan acara
Mewujudkan perizinan yang mudah bagi penyelenggaraan acara
Selama dua hari Forum Backstagers Sulteng mengadakan FGD yang menghadirkan para pemangku kepentingan dengan komunitas…
TUTURA.ID - Igor Saykoji: Mengemas budaya Poso dengan warna kekinian
Igor Saykoji: Mengemas budaya Poso dengan warna kekinian
Igor "pulang kampung" dan tampil di Festival Danau Poso 2022. Kepada Tutura.Id,…
TUTURA.ID - Menikmati tiga dekade salah satu lagu balada patah hati paling masyhur
Menikmati tiga dekade salah satu lagu balada patah hati paling masyhur
Lewat "November Rain" yang perih mengiris, kelompok Guns N' Roses membuktikan bahwa rocker juga manusia.
TUTURA.ID - Lomba Sihir bertutur soal industri musik Indonesia hari ini
Lomba Sihir bertutur soal industri musik Indonesia hari ini
Perjalanan karier Lomba Sihir makin moncer. Tahun ini mereka berencana merilis lagu baru dan mengadakan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng