Peluncuran aplikasi SanguPalu berlangsung meriah pada 27 September 2023. Maklum, acaranya terangkai dengan kenduri ulang tahun ke-45 Kota Palu.
Melalui videotron yang terpampang di kiri, kanan, dan tengah panggung, beragam fitur aplikasi tersebut ditampilkan. Intinya warga Kota Palu bakal mendapatkan sejuta manfaat seturut kehadiran aplikasi SanguPalu.
Promo gencar dilakukan. Bahkan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid meminta para camat dan lurah turun tangan menyosialisasikan aplikasi ini kepada warganya.
Berselang nyaris sebulan dari peluncurannya, sebagian besar fitur SanguPalu tak kunjung bisa dioptimalkan oleh beragam kalangan.
Agmi (27), seorang mahasiswa perguruan tinggi di Palu, menyebut fitur aplikasi ini, semisal e-Kelurahan dan daftar nomor penting, sama sekali tak bisa digunakan.
“Saya ini warga Palu juga. Mau praktis urus dokumen adminduk lewat teknologi, atau kalau kondisi darurat dan butuh nomor penting, tapi tidak bisa diakses. Padahal sudah memasukkan KTP untuk verifikasi,” keluhnya ketika ditemui Tutura.Id, Jumat (20/10/2023).
Ia bilang, kalau sekadar untuk memantau berita atau pengumuman tertentu, bisa mengakses kanal media massa, media sosial, atau sarana informasi lainnya. Tak harus bergantung pada aplikasi SanguPalu.
Komentar berbeda disampaikan oleh Nelfrans, seorang pegawai kantor yayasan. Pria 26 tahun ini memuji terobosan yang diciptakan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid beserta jajarannya.
Hanya saja, ia mengaku ragu bila ingin menggunakan aplikasi ini. Pasalnya, ia bukanlah warga Palu. Sejak 2015, ia beraktivitas di ibu kota Sulteng ini karena tuntutan studi dan pekerjaan.
“Aplikasinya saya lihat, harus input KTP baru bisa pakai fitur ya? Kalau seperti saya warga luar Palu, apakah bisa terlayani lewat aplikasi ini? Saya baca berita juga, hanya diperuntukkan bagi warga Palu saja,” ujarnya via aplikasi telepon, Jumat (20/10).
Menurut Nelfrans, pertanyaan serupa juga seringkali jadi bahan obrolan di komunitasnya. Ia dan teman-temannya sepakat, jika Pemkot Palu cermat beradaptasi dengan zaman, tetapi masih perlu memikirkan bagaimana supaya SanguPalu bisa melayani warga luar Palu juga.
Untuk membuktikan klaim mereka, Tutura.Id juga mencoba melakukan instalasi aplikasi SanguPalu.
Sepintas tak ada kendala ketika mencoba masuk hingga ke dalam tampilan beranda SanguPalu.
Ada delapan fitur unggulan SanguPalu, mulai dari lapor wali kota, berita, nomor penting, darurat, produk lokal, e-Kelurahan, bantuan, pengumuman, dan info penting.
Namun, dari semua fitur tadi hanya lapor wali kota dan berita yang bisa langsung diakses. Sementara untuk mengakses nomor penting, darurat, produk lokal, dan e-Kelurahan tak bisa dilakukan. Sedangkan layanan darurat masih dalam tahap pengembangan.
Kami telah mencoba melakukan verifikasi dengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP), tapi hingga lebih dari 24 jam proses verifikasi tak kunjung selesai. Alhasil kami tak bisa mengakses berbagai fitur yang tersedia.
Dibikin tergesa-gesa
Menurut Wali Kota Hadi, aplikasi SanguPalu dapat melayani kebutuhan warga Palu hanya dalam satu genggaman, sebagaimana makna di balik namanya. Dalam Bahasa Kaili, sangu berarti satu.
Hadi mengeklaim SanguPalu sebagai aplikasi super (super apps). Super dalam hal apa tak ia jelasan lebih detail.
Haikal Maudary (24), seorang enthusiast developer asal Palu, menilai masih banyak kelemahan dalam aplikasi ini.
Salah dua kelemahan aplikasi SanguPalu adalah lambatnya balasan One-Time Password (OTP) ke nomor pengguna dan tak ada pemberitahuan jika verifikasi akun telah tuntas.
“Ini karena sistemnya masih manual. Belum otomatis. Bisa jadi admin pengelola belum centang atau sama sekali belum ada notifikasi penerimaan pada akun admin pengelola,” ungkapnya via aplikasi pesan, awal Oktober 2023. Admin pengelola SanguPalu, sambung Ikal, mungkin dari Pemkot Palu atau pengembang aplikasi selaku pihak ketiga.
Lihat postingan ini di Instagram
Sekelas aplikasi SanguPalu yang diklaim sebagai super apps, hemat Ikal, seharusnya melibatkan beberapa tenaga teknis pengelola seperti front end¸ back end, QA engineer, product manager, dan UI/UX designer.
Front end bertugas terhadap tampilan depan yang dilihat langsung pengguna; back end punya kendali atas dapur aplikasi/sisi server/algoritma seperti SM OTP ini; QA engineer mengurusi kecacatan aplikasi sebelum dirilis untuk disampaikan kepada front end dan back end.
Selanjutnya, product manager bertanggung jawab penuh atas keseluruhan aplikasi dan roadmap pembangunan aplikasi. Terakhir bagian UI/UX designer berandil merancang fitur antarmuka yang menarik dan fungsional agar pengguna merasa puas.
“Tetapi lima pekerjaan di atas bisa dilakukan secara mandiri oleh fullstack engineer. Mungkin, Pemkot Palu lagi cari-cari SDM lokal untuk mengisi tugas ini. Makanya kondisi aplikasi SanguPalu itu seperti ini,” kata Ikal menduga.
Ikal menambahkan, tak ada yang keliru dengan klaim aplikasi super dari Pemkot Palu. Hanya saja, peluncurannya sangat tergesa-gesa demi mengejar momen HUT sehingga tak maksimal pengerjaannya.
Melansir laman Tech in Asia, aplikasi super (super apps) adalah aplikasi all in one untuk mengakses berbagai layanan sekaligus.
Adapun karakteristik pembeda aplikasi super dengan yang bukan, antara lain punya satu atau lebih layanan unggulan, jadi tujuan utama pengguna di gawai pintar, punya hubungan langsung dengan pengguna, serta terbuka dengan perusahaan lain alias tidak dimonopoli.
Sejak momen peluncuran hingga artikel ini terbit, aplikasi SanguPalu kurang dapat sambutan oleh warga Palu.
Menurut catatan Google Play, baru 1.000 pengguna yang mengunduh aplikasi berwarna oranye ini. Jauh dari target sesuai jumlah warga Kota Palu yang jumlahnya 367.600 jiwa.
Skor penilaian untuk aplikasi ini hanya beroleh bintang tiga plus.
Meski begitu, Hadi mengaku bahwa aplikasi SanguPalu masih akan terus dikembangkan hingga tahun 2024 agar bisa digunakan secara optimal untuk kebutuhan warga Palu.