Cerita di balik pawai obor Desa Sambo; dulunya tidak tertarik, kini jadi tradisi warga
Penulis: Nasrullah | Publikasi: 29 Maret 2023 - 15:39
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Cerita di balik pawai obor Desa Sambo; dulunya tidak tertarik, kini jadi tradisi warga
Anak-anak Desa Sambo terlihat antusias mengikuti pawai obor Ramadan 1444 H. (Foto: Ken Tsuyoshi Limboki)

Namanya pawai obor. Aktivitas ini adalah sesuatu yang asing sebelum Tahun 2021 di Desa Sambo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Meski pun kecamatan ini turut dikenal sebagai kota santri, mengingat keberadaan beberapa pesantren ada di wilayah ini.

Sebagai daerah dengan basis Islam yang kuat, tentu warganya  tidak ingin Ramadan berlalu dengan sepi senyap. Apalagi di daerah tetangga sekitar hingga Kota Palu, yang urban sekalipun kerap, melaksanakan pawai obor jelang Ramadan.

Hal ini lantas mengungah hati para pemuda yang tergabung dalam Remaja Masjid (Risma) untuk memulai tradisi ini. Menyemarakan bulan Ramadan.

Sekretaris Desa Sambo, Wahyu Akil, mengungkapkan tradisi melakukan pawai obor baru mulai dilakukan pada 2021. Kala itu, pawai diinsiasi oleh Risma setempat dan dilakukan dalam skala kecil. Lebih sederhana.

Akil mengenang pawai di dominasi oleh anak usia 12-15 tahun yang ada di Desa Sambo. Jumlahnya tidak begitu banyak dan seramai saat ini. Mungkin juga dipengaruhi situasi Covid-19, di mana ada aturan pembatasan aktivitas di luar rumah.  

“Pertama kali pawai obor ini dilakukan, warga masih belum tertarik,” ungkap Akil (24), yang menjadi perangkat desa termuda di Desa Sambo.

Akil menambahkan kala itu obor yang digunakan adalah buatan orang tua masing-masing anak. Sehingga terlihat jelas kurangnya antusias warga, karena sedikit yang mau berpartisipasi membantu.

Para pemuda juga ikut meramaikan pawai obor. Tidak lupa mengabadikan momen dengan selfie.(Foto: Ken Tsuyoshi Limboki)

Dibantu pemuda

Seiring berjalannya waktu, warga Desa Sambo pun menerima pawai obor sebagai tradisi mereka di kala Ramadan tiba. Setelah pawai obor kedua dilaksanakan pada 2022 lalu, antusiasme warga mulai meningkat.

Akibatnya pada Ramadan 1444 H ini, warga pun saling membantu agar pawai obor sukses terlaksana dan lebih meriah dibanding tahun sebelumnya.

Akil mengungkapkan warga Desa sambo, khususnya pemuda, tak sampai hati melihat orang tua direpotkan membuat obor, Akhirnya mereka pun mulai tergerak membantu membuatkan obor, yang akan digunakan anak-anak Desa Sambo untuk pawai berkeliling desa.

Pawai obor kali ini pun diprakarsai oleh Pemuda Kreatif Sambo (Pakasa). Apalagi Pemerintah Kabupaten Sigi telah mengeluarkan surat edaran, agar seluruh kecamatan melakukan pawai obor sebagai bentuk kebahagiaan menyambut bulan suci Ramadan.

Nah, tak mau kalah dari daerah lain yang ada di Sigi, sejumlah pemuda yang tergabung dalam Pakasa ini pun mengupayakan untuk bisa memeriahkan desanya dengan pawai obor. 

“Pesan yang ingin kami sampaikan pada pawai obor ini sebenarnya mau ba kasi tau masyarakat desa kalau bulan puasa ini harus disambut dengan hati yang gembira,” tutur Akil, sembari menuangkan minyak tanah ke dalam batang obor.

Prosesi pembagian batang obor. Pembuatan obor juga melibatkan bantuan dari mahasiswa KKN Universitas Tadulako(Foto: Ken Tsuyoshi Limboki)

Nyala 100 obor

Pawai obor  menyambut Ramadan 1444 H pada 21 Maret 2023 itu, sejatinya dipersiapkan sejak beberapa hari sebelumnya. Namun secara intens dipersiapkan mulai siang hingga sore pada hari itu, sebelum malam tiba.

Tutura.Id secara langsung melihat persiapan pawai. Selepas pembuatan obor yang berjumlah mencapai100 batang bambu itu, para pemuda di Desa Sambo yang juga dibantu oleh mahasiwa KKN Univeritas Tadulako, menunggu kedatangan anak-anak dan warga untuk mengambil batang obor. Lokasi pengambilan obor telah diberitahukan sebelumnya dari mulut ke mulut.

Malam pun tiba, anak-anak dan warga lainnya bersiap melakukan pawai. Polisi Bhabinsa setempat bersiap mengatur lalu lintas Jalan Poros Palu-Bangga. Memastikan agar pawai berjalan aman dan lancar.

Iring-iringan pawai obor di Desa Sambo yang melintasi Jalan Poros Palu-Bangga. (Foto: Ken Tsuyoshi Limboki)

Pawai obor malam itu memang terlihat diikuti begitu banyak warga. Tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Rute pawai yakni mengelilingi Desa Sambo.

Sepanjang jalan terdengar lantunan zikir dan salawat dari mulut anak-anak dan warga lainnya. Senyum terpancar dari wajah mereka diikuti dengan tawa riang yang kadang-kadang menyela. Kemeriahaan ini pun diabadikan oleh beberapa warga setempat lewat siaran langsung media sosial miliknya.

Antusias warga juga terlihat saat rombongan pawai melewati rumah-rumah warga dalam bentuk tertawa, menegur anggota pawai bila api obor yang mulai redup, dan berbagai reaksi lainnya. Namun memasuki  pukul 21.10 WITA, Sekretaris Desa Wahyu Akil memberikan instruksi untuk menyudahi pawai obor.

Balik kanan, waktunya pulang dan mengakhiri pawai obor. (Foto: Ken Tsuyoshi Limboki)

Senyum anak-anak yang mulanya menghiasi wajah mereka luntur seketika mendengar ucapan Sekdes. Tak puas, anak-anak pun berjalan pulang sambil menenteng obor meskipun beberapa di antaranya sudah tak menyala.           

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
10
Jatuh cinta
2
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Penghormatan terbaik untuk Ichsan Loulembah
Penghormatan terbaik untuk Ichsan Loulembah
Ichsan Loulembah telah berpulang. Para sahabat mengenalnya sebagai sosok pemikir, aktivis, konektor, dan jurnalis mumpuni. 
TUTURA.ID - Rusdy Toana: Tokoh Muhammadiyah, dan perintis pembentukan Sulteng
Rusdy Toana: Tokoh Muhammadiyah, dan perintis pembentukan Sulteng
Nama Rusdy Toana diajukan menjadi pengganti Jalan Jabal Nur. Tokoh Muhammadiyah ini memang punya rekam…
TUTURA.ID - Hikayat ndengu-ndengu: Tradisi membangunkan sahur ala Morowali
Hikayat ndengu-ndengu: Tradisi membangunkan sahur ala Morowali
Dari pucuk menara bambu, sahutan dan musik membangunkan sahur terdengar. Inilah tradisi ndengu-ndengu yang hanya…
TUTURA.ID - Lika-liku perjuangan mengejar beasiswa
Lika-liku perjuangan mengejar beasiswa
Satrio Amrullah, Aulia Rahman, dan Vania Qanita Damayanti berbagi kisah perjuangan mereka hingga akhirnya mendapatkan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng