Darurat pengadaan buku-buku baru di perpustakaan Untad
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 10 Mei 2023 - 14:56
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Darurat pengadaan buku-buku baru di perpustakaan Untad
Gedung Perpustakaan Universitas Tadulaku (Sumber: untad.ac.id)

Kamis (4/5/2023), sekira pukul 10.00 WITA, ruangan perpustakaan kampus Universitas Tadulako (Untad) tampak masih sepi pengunjung.

Hanya ada sedikit mahasiswa di sana. Kebanyakan berstatus semester akhir. Fase yang bikin mereka jadi rajin bergelut dengan buku dan skripsi sebagai bahan referensi. Maka tak mengherankan jika bibliotek jadi salah satu tujuan.

Tentu ada tipe mahasiswa lain yang kerap melangkahkan kakinya menuju perpus. Ada yang datang sekadar melihat-lihat koleksi buku, tak sedikit juga menyimpan maksud agak melenceng dari hal-hal menyangkut perbukuan dan studi; ingin numpang ngadem dari sengatan terik matahari.

Sambil asyik mengamati tingkah laku para mahasiswa saat berada di dalam perpustakan, datang beberapa mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Rupanya mereka sedang melakukan pengamatan dan wawancara di dalam perpustakaan untuk tugas mata kuliah.

Demi tak kehilangan momentum, saya lalu bergegas menghampiri dan mengajak mereka berbincang.

Seorang yang tadi bertugas jadi pewawancara mengungkapkan bahwa rerata jawaban mahasiswa menginginkan pihak universitas melakukan pembaruan koleksi buku di perpus. Pun berharap ruangan perpus dibikin lebih nyaman dan ramah terhadap mahasiswa.  

“Saya sudah semester akhir, tapi lebih memilih untuk kutip jurnal saja, kak. Karena kalau di perpustakaan susah untuk dapat buku. Skripsi, sih, ada, tapi kalau saran dari senior-seniorku mendingan dari jurnal online saja. Lebih gampang dapatnya dan hampir sama saja,” ujar sang mahasiswa yang enggan namanya disebutkan.

Tak berselang lama, saya juga bertemu salah satu mahasiswa Fakultas Hukum. Lagi-lagi menolak namanya kami tulis. Anggap saja Dalih. Berdasarkan pengalamannya, pelayanan di perpus universitas masih lebih mendingan ketimbang perpus fakultas.

“Kalau di sana, tertulisnya buka jam 8 pagi buka, tapi biasanya nanti jam 10-an baru buka. Habis itu biasanya jam 11.30 sudah istirahat. Terus pukul 15.30 biasanya staf di dalam sudah beres-beres mau pulang,” keluh Dalih.

Padahal biasanya Dalih saban ke perpus untuk berburu sumber referensi butuh waktu berjam-jam, mulai dari mencari dan menyeleksi buku sesuai judul skripsi yang digarapnya, membaca, hingga melakukan parafrasa.

“Belum selesai sudah habis waktu. Dan biasanya mau balik lagi ke perpus itu sudah malas karena jeda istirahat biasanya 1-2 jam. Mana bukunya harus rebutan karena tidak lengkap,” tambahnya.

Keluhan serupa juga meluncur dari seorang mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Sebut namanya Lux. Pihak kampus dinilainya lamban memperbarui buku.

Sementara mereka sangat butuh asupan buku-buku terbitan baru demi menunjang kelancaran proses kuliah.

Lux juga menyayangkan koleksi perpus kampus yang minim buku-buku dengan kategori menghibur di luar diktat.

Kehadiran buku yang sifatnya menghibur, semisal novel fiksi, menurutnya penting untuk bikin rileks otak mahasiswa yang sudah bekerja keras dan bergelut dengan rumus-rumus.

Bagaimana dengan pelayanan pihak UPT Perpustakaan Untad? “Kalau pelayanannya menurutku tidak ada masalah. Biasa saja,” imbuhnya.

Perpustakaan di lingkungan kampus jadi tempat mahasiswa mencari bahan referensi untuk mengerjakan tugas dan skipsi (Sumber: untad.ac.id)

Menanggapi segala masukan tadi, Kepala UPT Perpustakaan Universitas Tadulako Nurhayati, S.Sos., M.Si menjelaskan, pengadaan buku terbaru untuk perpustakaan fakultas dan universitas tertunda akibat pandemi Covid-19.

“Sekarang pengadaan buku-buku baru masih harus menunggu. Karena kami juga menunggu konfirmasi dari pihak rektorat selaku pemimpin di universitas. Nanti kalau sudah tersedia akan kami distribusikan,” jelasnya saat ditemui Tutura.Id (9/5).

Pun demikian, pihaknya selalu terbuka menerima masukan dari mahasiswa terkait buku-buku apa saja yang mereka perlukan. Termasuk siap menerima kritik dan saran demi meningkatkan mutu pelayanan, juga sarana dan prasarana perpustakaan universitas.

Nurhayati yang terangkat sebagai Kepala UPT Perpustakaan Untad sejak 2021 mengaku juga telah berusaha menyurati semua perpustakaan fakultas.

“Tapi mereka seperti acuh tak acuh saja. Padahal kami pihak UPT yang bertanggung jawab kalau ada keluhan seperti ini. Karena pengadaan buku baru itu kalau lebih cepat dilaporkan, maka akan lebih cepat juga pengurusannya ke atas. Lebih cepat juga pengadaannya. Sistemnya, kan, begitu,” jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan UPT Perpustakaan Untad untuk mengefisienkan waktu pencarian judul buku adalah dengan mengembangkan perpustakaan daring alias online. Pihak kampus telah pula menyediakan layanan buku-buku digital yang bisa diakses melalui aplikasi.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
1
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Penguatan perempuan dalam gerakan antikorupsi
Penguatan perempuan dalam gerakan antikorupsi
Indonesia Corruption Watch dan Sikola Mombine berkolaborasi melaksanakan Sekolah Antikorupsi (SAKTI) Perempuan pertama di Palu.
TUTURA.ID - Praktik mahasiswa memberikan parsel kepada dosen saat ujian skripsi
Praktik mahasiswa memberikan parsel kepada dosen saat ujian skripsi
Praktik mahasiswa memberikan parsel kepada dosen saban mengikuti ujian skripsi sebenarnya termasuk gratifikasi, tapi langgeng…
TUTURA.ID - Budaya antikritik di kampus mengancam kreativitas mahasiswa
Budaya antikritik di kampus mengancam kreativitas mahasiswa
Seorang mahasiswa FEB Untad mendapati nilai skripsinya anjlok. Konon nilainya berubah lantaran sebuah unggahan medsos…
TUTURA.ID - Kiprah dan asa Abdullah untuk masa depan kebencanaan di Sulteng
Kiprah dan asa Abdullah untuk masa depan kebencanaan di Sulteng
Ir. Drs. Abdullah, M.T. menekankan pentingnya mempelajari semua jenis bencana, tidak hanya soal gempa dan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng