Melihat lebih dekat transformasi wajah, fasilitas, dan layanan Perpustakaan Kota Palu
Penulis: Mughni Mayah | Publikasi: 15 September 2023 - 09:20
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Melihat lebih dekat transformasi wajah, fasilitas, dan layanan Perpustakaan Kota Palu
Gedung baru Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu. Lokasinya di Lorong Bukit Cina, Jalan Soekarno-Hatta (Foto: Mughni Mayah/Tutura.Id)

Menikmati pemandangan Kota Palu secara utuh paling pas dari ketinggian. Semua lengkap terlihat, mulai dari jejeran gunung yang berdiri kokoh hingga kilap hamparan laut terkena sinar matahari.

Para pengunjung yang menghabiskan waktu di Perpustakaan Kota Palu bisa pula menyaksikan panorama tadi.

Sebab lokasi gedung baru milik Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) ini berada di dataran tinggi. Tepatnya di Lorong Bukit Cina (Perkuburan Cina), Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tondo.

Lantaran posisi strategisnya, pengunjung bisa menikmati keindahan Lembah Palu dari jendela perpustakaan yang bening dan super lebar.

Gedung perpustakaan berlantai dua yang mulai beroperasi sejak Februari 2023 itu terasa lebih nyaman.

Penataan desain interiornya ala kafe buku yang dilengkapi mesin pendingin udara. Terdapat lebih banyak ruangan dengan ukuran yang lega. Bikin kerasan.

Sangat jauh berbeda dengan kondisi Gedung Perpustakaan Kota Palu saat masih menempati ruko kecil sewaan di Jalan Kakatua, Palu Selatan. Ataupun saat gedung penyedia bahan bacaan ini masih berada di lantai dua kompleks Pasar Bambaru beberapa tahun silam.

Tutura.Id berkesempatan jalan-jalan dan melihat lebih dekat sejauh mana perubahaan itu terjadi. Termasuk soal pelayanan dan fasilitas yang disediakan.

Ruang baca Gedung Perpustakaan Kota Palu. Ruangan ini memiiki sekat yang dimanfaatkan sebagai rak buku,(Foto: Mughni Mayah/Tutura.Id)

Fasiltas nyaman, minim buku

Di lantai dasar, ada  ruang baca bagi anak-anak, pojok baca digital, dan ruang baca remaja dengan panorama Lembah Palu yang memesona. Membuat pengunjung merasakan sensasi membaca buku dengan nyaman, sembari menikmati keindahan alam dari atas ketinggian.

Saat melongok ruang baca pengetahuan umum, terdapat sekat pemisah koridor dengan rak-rak buku estetik. Rak-rak ini berisi buku tentang Sulawesi Tengah yang merupakan karya penulis lokal. 

Di ujung koridor terdapat tangga menuju lantai kedua. Di sana banyak terpajang dokumentasi foto arsip kebencanaan, tokoh-tokoh pemimpin dan pahlawan Sulteng, hingga pengetahuan sejarah Sulteng.

Tak kalah fungsional, ada satu ruangan rapat disediakan bagi komunitas-komunitas. Ruangan ini bebas digunakan sebagai ruang pertemuan. Gratis alias tak perlu bayar biaya sewa. Ini menjadi salah satu inovasi fasilitas sekaligus layanan yang disediakan oleh Diskarpus Kota Palu.

Layanan itu boleh jadi terkait komitmen Diskarpus Kota Palu yang menjalankan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Tujuannya untuk meningkatkan kunjungan masyarakat dari berbagai latar belakang dan golongan ke perpustakaan.

“Perpustakaan saat ini memang bukan hanya menjadi tempat baca. Konsep TPBIS melibatkan masyarakat membuka ruang-ruang diskusi dalam perpustakaan. Misalnya ada giat bincang seni pekan lalu. Ada juga komunitas yang diskusi soal AI, soal revenge porn. Sejauh ini sudah ada 18 kali kegiatan komunitas dilakukan ditempat kami,” tutur Kepala Diskarpus  Kota Palu Drs. Syamsul Saifuddin, MM, saat ditemui Tutura.Id, Rabu  (13/9/2023).

Upaya peningkatan kunjungan tersebut, boleh jadi masih menyisakan pekerjaan rumah. Sebab meski memiliki fasilitas gedung yang nyaman dan sangat terawat karena terhitung baru, di satu sisi koleksi buku masih terbilang sedikit.

Ruang ruang baca pengetahuan umum yang terletak di tengah-tengah gedung ini, misalnya, masih terlihat rak bukunya menyisakan ruang. Bahkan ada rak yang kosong tanpa buku.

“Buku kita masih kurang. Standar kita harusnya 9.000-an lebih (buku, red). Kita masih sekitar 5000-an,” kata Syamsul mengakui.

Selain kekurangan koleksi buku, pihak Diskarpus Kota Palu juga belum menyiapkan layanan peminjaman buku. Ditambah pencatatan pengunjung masih dilakukan secara manual melalui buku album. Syamsul berkilah karena rata-rata pengunjung yang datang lebih sering membaca buku di tempat. Jarang yang meminjam.

“Tapi saat ini saya masih sedang mengatur sistem keanggotaan bagi pengunjung yang akan datang nantinya. Karena biasanya dalam sehari rata-rata ada 30 orang berkunjung dan bisa lebih dari itu jumlahnya,” sambungnya.                   

Ruang di Perpustakaan Kota Palu menjadi tempat favorit mahasiswa mengerjakan tugas mereka. (Foto: Mughni Mayah/Tutura.Id)

Buka sampai malam

Sekilas fasad gedung yang berjarak sekitar 100 meter dari badan Jalan Soekarno-Hatta ini mirip rumah sakit. Kesan itu mungkin diakibatkan tampilan cat putih yang mendominasi bangunan.

Bagi orang baru, lumayan sulit menemukan gedung ini. Pasalnya tak ada papan penunjuk jalan bagi pengunjung di mulut lorong Bukit Cina bila masuk lewat Jalan Soekarno Hatta. Lorong ini lazim dikenal sebagai akses ke perkuburan Cina.

Saat tiba di gedung perpustakaan, tampak petugas yang berjaga di loket depan. Petugas ini memastikan pengunjung mengisi daftar kunjungan dan menyimpan barang dengan aman. 

Tertulis layanan perpustakaan buka tiap Senin-Jum’at mulai pukul 08:00-17.00 WITA. Namun, Syamsul Saifuddin menerangkan tidak menutup kemungkinan perpustakaan tetap buka saat akhir pekan. Sebab pada Sabtu dan Minggu menjadi hari paling sering giat komunitas dilakukan di tempat ini.

Syamsul menerangkan pihaknya memberi kesempatan bagi komunitas berkegiatan di perpustakaan. Terlebih jika aktivitasnya bergerak dalam bidang literasi.  

Dalam pantauan Tutura.Id, pengunjung yang datang didominasi mahasiswa. Mereka tidak hanya sebatas membaca buku, tetapi juga mengerjakan tugas-tugas kuliah termasuk skripsi. Waktu mereka di tempat ini tidak hanya hingga waktu kujungan berakhir. Namun hingga pukul 21.00 WITA.

Salah satu pengunjung, Moh. Fajrin Sigit Aldy, mengungkapkan dirinya kerap mengerjakan tugas kuliah hingga malam hari di perpustakaan ini. Fasilitas yang disediakan dan fleksibiltas waktu kunjungan membuatnya betah.

“Diskarpus punya petugas yang sangat baik selama pelayanan. Tatanan bukunya itu kekinian. Diskarpus mungkin bisa menambahkan pemanfaatan teknologi. Misalnya, soal layanan bisa ditambahkan form layanan registrasi online. Sehingga pengujung tinggal scan kode QR-nya bisa registrasi otomatis,” kata Fajrin.

Soal saran registrasi online juga telah disiapkan Diskarpus. Syamsul mengatakan pihaknya terkendala keadaan pemadaman listrik bergilir. Olehnya, Syamsul memutuskan menundanya hingga benar-benar stabil.

Satu catatan terakhir adalah tantangan menjadikan perpustakaan sebagai ruang aman dari suara berisik. Tutura.Id dan beberapa pengunjung yang menghabiskan waktu sore di tempat ini sempat terganggu dengan beberapa petugas yang mengisi waktu lepas kerjanya dengan berkaraoke.

Saat itu jelang pukul 18.00 WITA, saat jam kantor telah selesai, dari salah satu ruangan terdengar nyanyian dan musik lagu lawas menggema. Ruang baca yang seharusnya tenang dan hening menjadi ingar-bingar dengan suara karaoke.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
3
Lucu
1
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Damkarmat Kota Palu kekurangan armada dan personel
Damkarmat Kota Palu kekurangan armada dan personel
Jumlah mobil dan personel Damkarmat Kota Palu saat ini kurang memadai. Butuh penambahan segera, tapi…
TUTURA.ID - Giat lansia tetap produktif dan berdaya dalam kehidupan sosial
Giat lansia tetap produktif dan berdaya dalam kehidupan sosial
Sebanyak 151,44 ribu dari total 3,03 juta jiwa penduduk Sulteng masuk kategori lansia. Beberapa berstatus…
TUTURA.ID - Mengais rezeki dari lautan Teluk Palu
Mengais rezeki dari lautan Teluk Palu
Masih banyak nelayan di Kota Palu yang terhambat saat melaut karena kurangnya perahu. Pun ketiadaan…
TUTURA.ID - Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Pembangunan New Tatura Mall yang mangkrak akan dilanjutkan oleh Hidayat jika terpilih jadi Wali Kota…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng