Sekitar delapan dari total 24 partai politik (parpol) memiliki kans besar menduduki tujuh kursi di Parlemen Senayan dari daerah pemilihan (dapil) Sulteng periode 2024-2029.
Hasil hitung cepat Charta Politika, per 16 Februari 2024, dari 72,72% suara masuk menempatkan Golkar di posisi pertama dengan angka 19,03%.
Menyusul kemudian Gerindra (15,96%), NasDem (15,13%), Demokrat (10,15), PKS (7,60%), PAN (7,02%), PDI Perjuangan (5,36%), dan PKB (4,98%).
Sedangkan dari 100% suara masuk yang dihimpun Polika Research and Consulting (PRC), hingga 15 Februari 2024, Golkar juga menempati urutan teratas dengan perolehan suara 23,56%.
Diikuti NasDem (16,09%), Gerindra (15,32%), Demokrat (12,61%), PKB (9,34%), dan PAN (7,13%). Sementara PDIP dan PKS masing-masing baru mencapai 3,82% dan 3,35% suara.
Partai Beringin—sebutan lain Golkar—turut memuncaki klasemen sementara Pileg 2024 Daerah Pemilihan (Dapil) Sulteng versi real count KPU dengan jumlah 141.674 suara, dibayangi NasDem dengan 107.332 suara.
Persaingan ketat tersaji dalam perebutan posisi ketiga. Demokrat meraup 103.699 suara, sedangkan Gerindra mengantongi 102.247 suara.
Beringsut ke posisi kelima ada PDIP dengan raihan 57.964 suara. Lalu PAN yang menyusul di bawahnya dengan perolehan 51.727 suara. Sementara tempat ketujuh terjadi persaingan tak kalah sengit antara PKS (42.073 suara) dengan PKB (41.687 suara).
Penghitungan sementara via laman KPU ini berbasis data sekitar hampir 50% dari total 9.462 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 12 kabupaten dan satu kota di Sulteng.
Respons para petinggi parpol
Ketua PDIP Sulteng Muharram Nurdin menyebut dari tiga hasil penghitungan sementara di atas, pihaknya lebih berpedoman pada real count dari formulir C1--sertifikat rincian dan hasil dari penghitungan perolehan suara di TPS.
“Sejauh ini baru ada 11% suara yang masuk. Untuk Pileg 2024, PDI Perjuangan masih bertahan di posisi empat besar. Hanya hasil pilpres yang bikin kami shock,” ujar Muharram kepada Tutura.Id, Kamis (15/2/2024).
Menurut Muharram, perolehan hasil pileg yang terbilang masih sedikit lantaran beberapa TPS mengalami keterlambatan penghitungan suara dan baru selesai sekitar pukul 12 siang. Ia menambahkan, pihaknya memperkirakan baru bisa membaca perolehan suara secara tepat pekan depan.
Wakil ketua DPRD Sulteng ini mengatakan internal PDIP menemukan sejumlah indikasi kejanggalan pada tahapan penghitungan suara, seperti adanya TPS yang kertas surat suara diterima 100% Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditambah dua persen surat suara cadangan terpakai semua.
Kejanggalan lain, sambung Muharram, terkait temuan suara PDIP yang dihilangkan dari aplikasi Sirekap milik KPU, padahal versi kertas C1 Plano di TPS terdapat suara caleg maupun partai.
Hampir senada dengan Muharram, Aristan selaku sekretaris Partai NasDem Sulteng turut mengapresiasi statistik yang dirilis oleh lembaga survei sebab penghitungannya mengikuti kaidah ilmiah.
Pun demikian, pihaknya cenderung mengikuti hasil dari KPU, lantaran pihaknya juga punya sistem penghitungan internal yang terverifikasi secara ilmiah.
“Hasil real count KPU persis dengan penghitungan kami (NasDem), makanya kami optimistis dan yakin jadi pemenang di Sulteng,” kata Aristan kala dihubungi Tutura.Id, Kamis (15/2).
Berbeda dengan keterangan dua petinggi parpol di atas, Wakil Ketua Partai Gerindra Sulteng Stivan Helmi Sandagang tak mau jemawa dan irit berkomentar soal capaian suara sementara yang diperoleh partainya.
"Sebaiknya kita menunggu hasil dan penetapan dari KPU. Sampai malam ini, masih ada TPS yang melaksanakan proses hitung suara,” tutur Stivan via pesan WhatsApp, Kamis (15/2).
Stivan juga belum bersedia membocorkan penghitungan sementara yang dilakukan oleh Partai Gerindra Sulteng, apakah sama atau berbeda dengan tiga hasil penghitungan di atas.
Politisi asal Banggai ini hanya mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu laporan resmi, baik dari saksi pilpres maupun partai, dari seluruh TPS yang tersebar di Sulteng.
Sekadar pengingat, untuk mendapat jatah kursi setiap parpol wajib melewati 4% perolehan suara sah nasional. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian kursi sesuai kuota per dapil memakai metode Sainte Lague alias bilangan pembagi 1, 3, 5, dan seterusnya, sesuai urutan parpol pemilik suara terbanyak.
Pada Pemilu 2019, ada tujuh wakil rakyat dari tujuh parpol yang menduduki kursi di Parlemen Senayan dari Sulteng.
Mereka adalah Ahmad Ali (NasDem), Supratman Andi Agtas (Gerindra), Muhidin Mohamad Said (Golkar), Matindas J. Rumambi (PDIP), Anwar Hafid (Demokrat), Sarifuddin Sudding (PAN), dan Sakinah Aljufri (PKS).
Adapun saat kontestasi 14 Februari 2024, Ahmad Ali dan Supratman Andi Agtas tak lagi maju dari Sulteng. Berbeda dengan lima petahana lainnya yang kembali berlaga dari dapil Sulteng dan menjadi andalan partai masing-masing.
Ali berlaga di dapil DKI Jakarta I (Jakarta Timur) yang juga disebut "dapil neraka" karena menjadi arena pertarungan para petinggi partai, menteri, hingga pesohor. Sedangkan Maman—panggilan karib Supratman—akan berebut satu dari tiga kursi di dapil Nusa Tenggara Barat I (Sumbawa).
partai politik parpol wakil rakyat dpr sulteng pemilu pileg golkar nasdem gerindra pdi perjuangan 2024